Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Perbedaan Kualitas Akrual dan Persistensi Laba Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS Atik Tri Andari
Jurnal Kajian Akuntansi Vol 1, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jka.v1i2.825

Abstract

AbstractThe quality of profit is the ability of the earnings in reflecting the truth of the company's earnings and helping predict future earnings. Indonesia is one of the G-20 member countries applying International Financial Reporting Standard (IFRS). The existence of IFRS encourages managers to conduct high quality financial reporting, resulting in high profit quality as well. There are two measurements of earning quality used in this research that is accrual quality and profit persistence . This study aims to obtain new empirical evidence whether there are differences in accrual quality and profit persistence between before and after convergence IFRS. The population that is used in this research is all manufacturing companies in Indonesia in 2006-2013. The sample in this research is obtained by purposive sampling method. The results show that there are significant differences in accrual quality between before and after IFRS convergence. However, the results of the study also proved that there is no difference in earnings persistence between before and after IFRS convergence. The results of this study provide evidence that after the IFRS convergence of an efficient motive that reflects the actual state of earnings, but not necessarily predict earnings in the future manufacturing companies in Indonesia.Keywords: Accrual quality; IFRS convergence; Profit persistence. AbstrakKualitas laba merupakan kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang. Indonesia merupakan salah satu negara anggota G-20 yang menerapkan International Financial Reporting Standard (IFRS). Adanya IFRS ini mendorong manajer untuk melakukan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi, sehingga menghasilkan kualitas laba yang tinggi pula. Ada dua pengukuran kualitas laba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas akrual dan persistensi laba. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris baru apakah terdapat perbedaan kualitas akrual dan persistensi laba antara sebelum dan sesudah konvergensi IFRS. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia tahun 2006-2013. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kualitas akrual antara sebelum dan sesudah konvergensi IFRS. Akan tetapi, hasil penelitian juga membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan persistensi laba antara sebelum dan sesudah konvergensi IFRS. Hasil studi ini memberikan bukti bahwa sesudah konvergensi IFRS adanya motif efficient yang mencerminkan keadaan laba yang sebenarnya, akan tetapi tidak belum tentu memprediksikan laba di masa yang akan datang perusahaan manufaktur di Indonesia.Kata Kunci: IFRS; Konvergensi; Kualitas akrual; Persistensi laba.
Fixed Sample Size as an Internal Control Dianita Meirini; Atik Tri Andari; Elmi Rakhma Aalin
Integrated Journal of Business and Economics (IJBE) Vol 3, No 1 (2019): Integrated Journal of Business and Economics
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.685 KB) | DOI: 10.33019/ijbe.v3i1.110

Abstract

This study aims to analyze the effectiveness of internal control on two existing Community Banks  in Tulungagung. According to Bank Indonesia rank, Tulungagung occupies the 1st position of the highest NPL in 2016. The effectiveness analysis of internal control is performed on the second Community Bank crediting system that includes qualitative and quantitative aspects analysis. Qualitative aspect analysis is based on Audit Standard applicable in Indonesia (AS) Section 319 Consideration of Internal Control in Audit of Financial Statements paragraph 07. Quantitative aspect analysis using Fixed Sample Size with a 95% confidence level and fault tolerance / DUPL (Desired Upper Precision Limit) = 5%. The result of the qualitative aspect shows the internal control system in both Community Banks is effective. It’s based on conformity between AS Section 319 and its implementation on both Community Bank. Total 20 questions for conformity analysis, 1st Community Bank for the next called BPR A is 80% appropriate, 2nd Community Bank for the next called BPR B is 60% appropriate. The rest questions are used as an attribute on quantitative analysis. The result of the quantitative aspect shows the internal control system in both Community Banks is not effective. This is because the AUPL (Achieved Upper Precision Limit) from three attribute samples analyzed exceed specified DUPL, that is: a) Authorization of credit approval documents AUPL = 18%, b) Completeness of supporting documents attached AUPL = 28%, and c) Verification of transaction correctness and correctness of ceiling calculation AUPL credit = 29%.  
Analisis Price Cash Flow Ratio (PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR) yang Berpengaruh pada Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2016) Atik Tri Andari; Elmi Rakhma Aalin
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Vol 8, No 2 (2018): Volume 8 Nomor 2 Edisi Oktober 2018
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Mikroskil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.677 KB) | DOI: 10.55601/jwem.v8i2.575

Abstract

Pasar modal merupakan sarana yang sangat menguntungkan baik bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak investor yang sama-sama berorientasi pada keuntungan. Tujuan investor menanamkan modalnya berupa saham adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio nilai pasar atau valuation ratio berpengaruh pada return saham. Adapun emiten yang dipilih adalah emiten dari perusahaan ritel pada tahun 2016. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Untuk melihat besarnya pengaruh Price Cash Flow Ratio (PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR) sebagai variabel independen terhadap return  saham  sebagai  variabel  dependen,  maka  digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Price Cash Flow Ratio (PCFR) berpengaruh terhadap return saham ditolak dan Price Sales Ratio (PSR) berpengaruh terhadap return saham ditolak. Dapat dikatakan bahwa investor tidak memandang Price Cash Flow Ratio (PCFR) dan Price Sales Ratio (PSR) dalam menilai return saham.