Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengolahan Bunga Kering dengan Teknik Resin sebagai Alternatif Merchandise Khas Dusun Jantur, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Fitrahayunitisna, Fitrahayunitisna; Rahmawati, Femi Eka; Anggrian, Mayang; Iksan, Nur
Jurnal Puruhita Vol 3 No 1 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/puruhita.v3i1.53049

Abstract

Dusun Jantur terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur. Desa Gunungsari memiliki potensi wisata bunga. Sebagaimana Desa Gunungsari merupakan desa binaan Universitas Brawijaya, maka pengabdiaan masyarakat dalam hal ini ingin mengembangkan pelatihan kewirausahaan masayarakat dibidang seni pembuatan merchandise resin berbahan bunga kering. Dengan adanya pelatihan resin, diharapkan produk-produk tersebut menjadi alternatif sumber pencaharian masyarakat dalam rangka mengembangkan kewirausahaan dan kemajuan perekonomian dusun. Rumusan masalah dalam kegiatan ini antara lain adalah 1) Bagaimana teknik pembuatan resin dari bunga kering? 2) Bagaimana teknik pengemasan produk resin? Dan 3) Bagaimana strategi pemasaran produk resin?. Manfaat dari kegiatan ini adalah mengembangkan produk yang menjadi kekhasan dusundan menginspirasi masyarakat dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sebagai sumber alternatif dalam menggerakkan roda perekonomian. Sasaran dari kegiatan ini ada dua yakni umum dan khusus. Sasaran secara umum adalah pemuda-pemudi karang taruna. Sasaran secara khusus adalah ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja, buruh petik bunga, petani, dan peternak. Metode pelaksanaan yang dilakukan mencakup tiga hal, yakni penyuluhan, pelatihan, dan konseling.
Revitalizing a Traditional Game “Dakon” to Teach English for Young Learners Femi Eka Rahmawati; Esti Junining
Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching Vol 2, No 1 (2018): Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching
Publisher : English Education Study Program, Faculty of Education and Teachers Training, Tidar Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/metathesis.v2i1.616

Abstract

A traditional game can develop either cognitive, social or emotional skills of the children. Dakon, one of the name of traditional game from Java, becomes the point of discussion in this paper. Dakon is made of wood or plastic with fourteen pits filled with particles like tamarine seeds, snail cover or small stones. This game can be played by two players facing each other by filling the particles to each pit. In the last stopped stone, the student should see the letter printed in the pit and then start spelling the letter, pronounce the word and read the usage of the word in a simple sentence provided. This part is played again and again until the particles are empty. This paper aims at designing a traditional game, dakon, to learn pronunciation and vocabulary. This game is designed for young learners (elementary school students) who willingly learn English in pairs. Besides learning English, this game also can develop the learners’ social interaction with friends at similar ages. This is a Design Based Research by designing art concept. The result shows that the Elementary school students enjoy learning English using this game.
IKONOGRAFI SEBAGAI LANGKAH KERJA KREATIF CIPTA SASTRA ANAK DARI RELIEF CANDI Nanang Bustanul Fauzi; Femi Eka Rahmawati
Hasta Wiyata Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.2 KB) | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2018.001.01.02

Abstract

Relief as a form of local wisdom comes in one form as a tool to immerse moral values in antiquity. However, the difference is too long to make relief is no longer popular in this increasingly digital era. Therefore, effort is needed to popularize the stories in relief into children's stories so that they are more easily digested, enjoyed, and used as media of character building that has been mandated by the law.The method of reading works of art that is still rarely used to reconstruct relief stories. Relief stories are only confirmed through the search of written documents that are now increasingly rare existence. The theory in question is iconography.Through this theory, the reliefs can be read and then the reading results are combined and become a story. In the preparation of the story, this theory requires several steps of work, namely, factual description and expressional descriptions. This is understood by identifying the basic shape, the arrangement of a particular line and color, or the unique shape of a piece of bronze or a stone, a natural picture such as man, animal, plant, life-aid and identifying relationships among them as an event. Some things that have been connected are connected, then character expression is exposed through poses and or gesturenya. This is called an artistic motif.The second stage is iconography, which is the process of reading the secondary meaning of the textual aspect (visual traits / artistic motives), by looking at the relationship between the visual features of a work of art with themes and concepts based on the interpretation of imagination or images, stories and allegories or symbols). For that, it takes literary studies as supporting in the form of various theories such as anthropology, sociology, socio-culture, or lifestyle, literary works, and philosophy in the context of the work studied. A specific theme or concept is expressed by the objects of art and events in the work. Keyword: iconography, relief, child literature
REVITALISASI CERITA PANJI DALAM WAYANG BEBER Femi Eka Rahmawati
Studi Budaya Nusantara Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.079 KB) | DOI: 10.21776/ub.sbn.2018.002.01.04

Abstract

 AbstrakCeritera Panji merupakan salah satu harta karun terpendam yang dimiliki Jawa Timur. Ceritera-ceritera Panji menyebar ke banyak negara hingga mancanegara dan beredar dalam berbagai ceritera rakyat. Dalam ceritera-ceritera rakyat tersebut juga diadopsi oleh ceritera pada lakon-lakon wayang. Salah satunya adalah wayang beber yang merupakan salah satu wayang tertua di Indonesia, dan banyak berkembang di Jawa pada zaman dahulu. Wayang beber merupakan bentuk wayang yang unik karena dalam penceritaan kisahnya dengan cara digelar (dibeber), yang apabila dikembangkan sekarang diidentikkan dengan ceritera bergambar / komik. Dimana visualisasi wayang beber tersebut sama dengan visualisasi narasi ceritera gambar yang ada di relief-relief candi Jawa Timur yang berbentuk khas dua dimensi. Revitalisasi ceritera Panji yang mempunyai nilai filosofis dan ajaran serta makna historis yang tinggi dengan mengaplikasikannya pada wayang beber merupakan bentuk dari pelestarian budaya dan menjaga kebudayaan tradisi asli Nusantara dalam menangkal ekspansi kebudayaan negara asing. Untuk itulah wayang beber sebagai bentuk manifestasi kebudayaan yang menceritakan siklus cerita Panji sudah seharusnya dihidupkan kembali, agar pesan kesan yang terkandung di dalam cerita Panji bisa disampaikan kepada generasi penerus. Abstract“Panji Stories” is one of East Java’s Treasures. These stories had been spreadedall over the world in the form of various legends. Besides, these stories were also adapted by the caracters in many ‘Wayang” stories, one of them is Wayang Beber. Wayang Beber is one of the oldest Wayang in Indonesiaand and it was developed in Java. It was a uniq wayang since it was performed by showing every scene in a background (dibeber in Javanis language), now days it will be almost the same as picture series in comics. The visualization of this wayang beber is exactly the same as the visualization of the stories in the two dimentions sculptures of temples in East Java. Panji Stories revitalization provides philosophy values and high historical values. Therefore, by applaying those story in Wayang Beber, it will be a way to conserve Indonesian’s culture and a way to filter the expantion of foreign culture. In sum, wayang beber becomes cultural manifestation to deliver cultural and historical values from Panji Stories for young generation. 
RELIEF CANDI KIDAL SEBAGAI IDE PENCIPTAAN MOTIF BATIK SRI WEDHATAMA Femi Eka Rahmawati; Nur Iksan; Ahmad Syarifuddin Rohman
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/brikolase.v12i2.3238

Abstract

Kota Malang merupakan salah satu kota yang memiliki peninggalan sejarah terutama dari  situs-situs candi Kerajaan Singosari. Kerajaan Singosari merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara yang sampai sekarang terdapat peninggalan sejarahnya, yaitu Candi Kidal. Keunikan candi ini adalah terdapat ornament yang tidak hanya sebagai ornament hias, namun terdapat ornament cerita yang mempunyai makna filosofis sangat tinggi. Salah satu perwujudan pelestarian ornament Candi Kidal yakni dengan pembuatan batik. Batik merupakan salah satu kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah diakui dunia dan banyak digunakan dalam berbagai acara baik dari kalangan bawah, menengah dan kalangan atas ataupun acara kenegaraan.Penelitian ini bertujuan mendokumentasikan ornament hias atau relief dan merancang motif batik dari ornament-ornamnet hias Candi Kidal yang sesuai dengan makna untuk di sandang sebagai citra batik khas Malang Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan kombinasi penelitian desain, sehingga menghasilkan desain motif batik Sri Wedhatama. Nama batik Sri Wedhatama  merupakan perwakilan dari perlambangan baik pada ornament, sehingga diharapkan motif tersebut membuat penyandang mempunyai praba yang baik sesuai dengan motif batik yang disandangnya. 
PERANCANGAN DESAIN MARCHANDISE SEBAGAI STRATEGI BRANDING PARIWISATA BERBASIS TRADISI LISAN DI DESA TOYOMARTO KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG Femi Eka Rahmawati; Sony Sukmawan; Ahmad Syarifudin; Fitrahayunitisna syarifuddinr@ub.ac.id
Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.gramaswara.2021.001.01.03

Abstract

Abstrak: Eksistensi dari desa wisata Toyomarto semakin meluas dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung. Pengunjung yang datang memiliki berbagai kepentingan mulai dari yang melakukan kegiatan ritual keagamaan (spiritual) dan non-spiritual. Sebagai desa yang mencanangkan desa wisata, Toyomarto sangat perlu merumuskan citra/ identitasnya agar dapat diketahui banyak khalayak dan mempunyai posisi tawar yang lebih dibanding desa yang lainnya. Sehingga Toyomarto perlu mem-brandingkan diri agar semakin baik, maju dan berkembang. Karena itu, program pengabdian kepada masyarakat dengan tajuk “Perancangan Desain Sebagai Strategi Branding Pariwisata Berbasis Tradisi Lisan di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang” digagas sebagai program strategis dalam rangka membranding desa wisata Toyomarto dikalangan masyarakat luas. Secara umum, bentuk pengabdian ini dilakukan melalui pemanfaatan penelitian mengenai narasi lokal (cerita rakyat, mitos, kesenian tradisional, ungkapan tradisional) yang ada di desa Toyomarto. Narasi lokal yang ada akan secara khusus dipilih sesuai kriteria yaitu yang bersingungan dengan sumber mata air. Melalui ringkasan berbagai sumber narasi lokal tersebut akan divisualisasikan dalam bentuk desain grafis logo, desain ilustrasi, yang dapat diaplikasikan sebagai media promosi dan marchandise khas berdasarkan cerita Desa Toyomarto.
PELATIHAN DIGITALISASI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMBELAJAR MUDA Devinta Puspita Ratri; Femi Eka Rahmawati; Peptia Asrining Tyas; Mega Safitri
Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan hipotesis-hipotesis seminal perolehan bahasa kedua, manusia belajar bahasa lebih baik dilakukan pada usia dini. Pembelajaran tersebut juga mengalami kemajuan yang besar ketika digabungkan dengan teknologi dan penggunaan topik yang familier dengan pembelajar. Hipotesis-hipotesis yang disebutkan di atas sangat bermanfaat untuk pembelajaran Bahasa Inggris terutama bagi pelajar muda. Dengan alasan tersebut, program pengabdian masyarakat yang kami selenggarakan bertujuan untuk menyelenggarakan sebuah workshop bagi para guru SMP di Malang. Workshop ini dimaksudkan untuk memberikan pelatihan kepada para guru tentang bagaimana mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan teknologi. Acara tersebut diadakan dengan tujuan memberikan keahlian kepada guru untuk merancang pengembangan bahan ajar yang diaugementasikan dengan teknologi digital. Kegiatan workshop meliputi presentasi pelatihan dari para ahli, implementasi yang terdiri dari merancang dan menyajikan materi serta mendapatkan umpan balik, dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan mengisi kuesioner reflektif dan observasi kelas. Berdasarkan evaluasi, para guru memperoleh ide-ide untuk mendigitalisasi bahan ajar mereka, dan berdasarkan observasi, para siswa terlibat dengan baik dalam kegiatan di kelas. Oleh karena itu, mendigitalisasi bahan ajar sangat bermanfaat untuk mengajar pelajar muda.
Implementation of a pragmatic approach in the Minna No Nihongo I Sri Aju Indrowaty; Fitriana Puspita Dewi; Femi Eka Rahmawati; Sony Difa Febrianda; Sinta Fadila
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/diglosia.v7i1.841

Abstract

This research explores the theoretical aspects of implementing the pragmatic approach in learning speaking skills/kaiwa, as outlined in Minna No Nihongo 1's book. The pragmatic approach is a learning approach to improve students' speaking/kaiwa skills in the classroom, prioritizing contextualized learning of speaking skills. This emphasis on context becomes particularly significant throughout the learning process. By employing this approach, students, including those in secondary schools and universities, can closely simulate practical speaking conditions, both verbally and in written form. The method used is qualitative descriptive with purposive sampling. Therefore, applying the pragmatic approach has proven effective in promoting active learning, significantly improving students' speaking skills inside and outside the classroom. The Japanese language learning process should be designed to meet practical language needs that correspond to real-world situations. By incorporating patterns based on pragmatic studies, learners undergoing Japanese learning experiences will naturally connect with the practical aspects of communication in the language learning process.