Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hubungan peran perawat sebagai edukator dengan kepatuhan menjalani hemodialis pada pasien gagal ginjal kronik Imas Yoyoh; Nuraini Rangkuti; Catur Suksesty
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.532 KB) | DOI: 10.32504/hspj.v4i3.486

Abstract

Chronic kidney failure is one of the uncontagious diseases which is increasing in the world and in Indonesia. A person who has last stadium chronic kidney failure requires hemodialysis therapy for a long time to maintain his life. Several previous studies have said that there were many factors can affect compliance, one of which is the role of nurses as educators. This study aims to determine whether there is a relationship between the role of nurses as educators and adherence to hemodialysis in patients with chronic kidney failure. The type of research used was descriptive correlation with cross-sectional design. The research instrument used was a questionnaire to assess the role of nurses as educators and adherence to hemodialysis. The sample was 24 respondents with total sampling technique. The test used was Fisher's exact test. The results of this study showed that 37.5% (9 people) of respondents had a bad nurse role, while 62.5% (15 people) of respondents got a good nurse role. Respondents who comply with hemodialysis were 62.5% (15 people), while respondents who did not comply were 37.5% (9 people). The results of the statistical correlation test obtained p value = 0.000 (p value 0.05). The conclusion is that there is a relationship between the role of nurses as educators and adherence to hemodialysis in patients with chronic kidney failure.
INTERVENSI PSIKOEDUKASI KELUARGA UNTUK MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ): LITERATURE REVIEW Nurhikmah Nurhikmah; Eriyono Budi Wijoyo; Imas Yoyoh; Kartini Kartini; Hera Hastuti; Agus Mulyawan
Edu Masda Journal Vol 5, No 2 (2021): Edu Masda Journal Volume 5 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v5i2.125

Abstract

The problem of mental disorders in Indonesia is still very high, the prevalence is increasing from year to year. The family as a caregiver plays a very important role in assisting people with mental disorders and living their daily lives. The purpose of this study was to find out more about family psychoeducation in caring for clients with mental disorders. The article search method used PubMed, Research Gate, and Google Scholer, then 9 articles were found according to the inclusion and exclusion criteria and then a review was carried out. The results of this study indicate that providing psychoeducation is indeed proven to significantly increase knowledge and skills in caring for people with mental disorders. Based on 9 articles that have been found that one of the interventions that can be done is to empower people with mental disorders, the form is family empowerment, providing psychoeducation that aims to provide information to families to improve their skills in caring for family members with mental disorders. It is hoped that the family will have positive coping with the stress and burden they experience when they are provided with adequate information about the care of people with schizophrenia. The related opinion is that the majority of the community towards people with mental disorders are still very low and they do not know how to treat or with symptoms that often appear so that family empowerment methods are needed through psychoeducation. Family psychoeducation interventions affect increasing knowledge and skills in caring for people with mental disorders.ABSTRAKMasalah gangguan jiwa di Indonesia masih sangat tinggi prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun. Keluarga..sebagai..caregiver berperan..sangat..penting dalam mendampingi penderita gangguan jiwa dan menajalani kehidupan setiap harinya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui lebih lanjut psikoedukasi keluarga dalam merawat klien dengan gangguan jiwa. Metode pencarian artikel menggunakan PubMed, Research gate, dan Google Scholar, kemudian ditemukan 9 artikel sesuai kriteria inklusi dan eksluisi dan selanjutnya dilakukan review. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian psikoedukasi memang terbukti signifikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat orang dengan gangguan jiwa. Berdasarkan 9 jurnal yang telah didapatkan bahwa salah satu intervensi yang bisa dilakukan yaitu memperdayakan dalam merawat orang dengan gangguan jiwa, bentuknya yaitu pemberdayaan..keluarga, memberikan..psikoedukasi yang bertujuan..untuk memberikan informasi pada keluarga untuk meningkatkan keterampilan..mereka dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Diharapkan keluarga akan mempunyai koping yang positif..terhadap stress dan beban yang dialaminya ketika sudah dibekali informasi tentang perawatan orang dengan skizofrenia memadai. Opini terkait yaitu sebagian besar masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa masih sangat rendah dan tidak mengetahui cara merawat ataupun dengan tanda gejala yang sering muncul sehingga diperlukan cara pemberdayaan keluarga melalui psikoedukasi. Intervensi psikoedukasi keluarga memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat orang dengan gangguan jiwa.
Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Flour Albus Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Babus Salam Pabuaran Sibang Kota Tangerang Tahun 2018 Imas Yoyoh; Kartini Kartini; Ega Apriani
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI] Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v3i1.5682

Abstract

Latar Belakang: Flour Albus atau Keputihan merupakan cairan yang keluar dari genitalia wanita yang berwarna bening atau putih baik berbau ataupun tidak berbau disertai rasa gatal di daerah kewanitaan. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kejadian flour albus pada santriwati di Pondok Pesantren Babus Salam Pabuaran Sibang Kota Tangerang. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas XI sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami flour albus 51 orang (56,7%), responden dengan perilaku berpakaian baik sebanyak 17 orang (18,9%), responden dengan vaginal hygiene baik sebanyak 15 orang (16,7%), responden dengan yang menggunakan vaginal douching sebanyak 21 orang (23,3%). Berdasarkan uji statistik diperoleh p value semua variabel < a (0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku berpakian, vaginal hygiene dan vaginal douching dengan kejadian flour albus. Disarankan untuk pondok pesantren agar selalu mendukung kebersihan pondok pesantren dalam mengurangi faktor kejadian terjadinya flour albus pada kalangan santriwati pondok pesantren.
PENINGKATAN KESEHATAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PORIS JAYA, KOTA TANGERANG Imas Yoyoh; Shieva Nur Azizah Ahmad; Poppy Irawati; Kartini; Alpan Habibi
Jurnal Mitra Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Mitra Masyarakat
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.284 KB)

Abstract

Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormoninsulin atau karena penggunaan yang tidak efektif dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar guladalam darah. Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terhadap diabetesmellitus. Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan secara langsung pada masyarakat dengan menerapkanprotokol kesehatan secara ketat. Metode pelaksanaan dimulai dari penyuluhan diabetes mellitus, demonstrasi diit padapenyakit diabetes mellitus, demonstrasi pembuatan jus untuk diabetes mellitus, demonstrasi senam kaki diabetesmellitus. Terdapat pengaruh kegiatan penyuluhan dan demonstrasi terhadap sikap dan perilaku diabetes mellitusdengan p-value 0,001 untuk sikap serta p-value 0,004 untuk perilaku sedangkan pengetahuan terkait diabetes mellitustidak ada pengaruh yang signifikan dengan p-value 0,147 karena nilai pengetahuan sebelum dan sesudahimplementasinya dengan kategori baik sebesar 80%. Kegiatan pengabdian ini diharapkan kepada stakeholderbekerjasama dengan puskesmas terdekat untuk membuat program pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaangula darah disesuaikan dengan kondisi pandemi.
Perbedaan Perilaku Konsumsi Kopi Terhadap Tekanan Darah di Puskesmas Kosambi Kabupaten Tangerang Atnesia Ajeng; Imas Yoyoh; Rizki Suryatama
Simposium Nasional Mulitidisiplin (SinaMu) Vol 2 (2020): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.746 KB) | DOI: 10.31000/sinamu.v2i0.3558

Abstract

Prevalensi hipertensi di tingkat internasional, nasional dan lokal masih tinggi. Di Puskesmas Kosambi Kabupaten Tangerang Hipertensi menempati urutan 1 dari 25 penyakit utama, sebanyak 1.290 kasus Hipertensi pada tahun 2017. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah perilaku konsumsi kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumsi kopi dengan tekanan darah di Puskesmas Kosambi Kabupaten Tangerang Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 87 responden dengan teknik consecutive sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji T independent. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku konsumsi kopi terhadap tekanan darah di Puskesmas Kosambi Kabupaten Tangerang dengan nilai p = 0,003 (p <0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan petugas kesehatan dan masyarakat luas sebagai acuan dalam upaya promotif dan preventif, khususnya untuk menurunkan angka hipertensi.
Peningkatan Pengetahuan Melalui Pemberdayaan Kader dan Tokoh Masyarakat Dalam Sosialisasi Dampak Stunting Terhadap Tumbuh Kembang Anak Serta Pencegahannya Imas Yoyoh
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 6 (2023): September
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8360051

Abstract

Stunting is a condition where children under five years of age fail to thrive due to chronic malnutrition, resulting in height not matching their age. Stunting increases the risk of cognitive and developmental disorders in children. Indonesia is included in the group with a high prevalence of stunting cases which is the responsibility of all stakeholders, families, health institutions, government and society. Community empowerment through health promotion by increasing health knowledge and behavior is one of the efforts to reduce stunting. The participation of posyandu cadres and parents is needed in carrying out stunting screening. To realize an active role in reducing stunting, community service is being held through health promotion and education regarding the socialization of stunting and its impact on children's growth and development as well as its prevention for the community of Periuk Jaya sub-district, Tangerang City. The aim of the activity is to assist the government program in reducing stunting. The activity method is carried out through observation, socialization, holding seminars and evaluation. Activity results: Participants who attended included posyandu cadres, parents with toddlers, pregnant women, as well as 30 RT, RW and sub-district level governments. Then the results of the post test showed that participants had increased their knowledge, so that they could indirectly change people's behavior in reducing and screening for stunting independently. Participants are also able to demonstrate simulated skills related to the material presented. Suggestions for cadres who have attended the seminar can transfer their knowledge to other posyandu cadres and the wider community. Community figures who have the power to play a role in decision making can advocate for active participation in socialization and health promotion for prospective brides, teenagers and husbands.
Peningkatan Pengetahuan Melalui Pemberdayaan Kader dan Tokoh Masyarakat Dalam Sosialisasi Dampak Stunting Terhadap Tumbuh Kembang Anak Serta Pencegahannya Imas Yoyoh
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 6 (2023): September
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.8360051

Abstract

Stunting is a condition where children under five years of age fail to thrive due to chronic malnutrition, resulting in height not matching their age. Stunting increases the risk of cognitive and developmental disorders in children. Indonesia is included in the group with a high prevalence of stunting cases which is the responsibility of all stakeholders, families, health institutions, government and society. Community empowerment through health promotion by increasing health knowledge and behavior is one of the efforts to reduce stunting. The participation of posyandu cadres and parents is needed in carrying out stunting screening. To realize an active role in reducing stunting, community service is being held through health promotion and education regarding the socialization of stunting and its impact on children's growth and development as well as its prevention for the community of Periuk Jaya sub-district, Tangerang City. The aim of the activity is to assist the government program in reducing stunting. The activity method is carried out through observation, socialization, holding seminars and evaluation. Activity results: Participants who attended included posyandu cadres, parents with toddlers, pregnant women, as well as 30 RT, RW and sub-district level governments. Then the results of the post test showed that participants had increased their knowledge, so that they could indirectly change people's behavior in reducing and screening for stunting independently. Participants are also able to demonstrate simulated skills related to the material presented. Suggestions for cadres who have attended the seminar can transfer their knowledge to other posyandu cadres and the wider community. Community figures who have the power to play a role in decision making can advocate for active participation in socialization and health promotion for prospective brides, teenagers and husbands.
Penerapan Discharge Planning Terhadap Pengetahuan Pasien Hipertensi Dengan Dan Tanpa Keluarga Imas Imas Yoyoh; Zuhrotunida Zuhrotunida
Jurnal JKFT Vol 8, No 1 (2023): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v8i1.9454

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab utama kematian. Peningkatan prevalensi tertinggi salah satunya di Provinsi Banten. Upaya penanganan hipertensi sudah dijalankan dengan peningkatan pengetahuan pasien melalui discharge planning, namun hasilnya belum optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas discharge planing terhadap pengetahuan pasien dengan dan tanpa keluarga yang dirawat di RSUD Kota Tangerang. Jenis penelitian kuantitatif korelasional pendekatan cross sectional. Populasi seluruh pasien hipertensi yang di rawat di RSU Kota Tangerang dengan sampel sebanyak 100 orang, menggunakan teknik Nonprobability Sampling dengan Consecutive sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data mengunakan uji statistik pair t-test. Hasil didapatkan nilai p-value 0.07 pada pasien hipertensi yang didampingi keluarga dan nilai p value 0.659 pada pasien tanpa keluarga dengan batas kemaknaan P value <0,05, artinya terdapat perbedaan efektivitas discharge planning pada pasien hipertensi dengan dan tanpa keluarga. Efektivitas dischargeplanning pada pasien hipertensi yang didampingi keluarga lebih efektif dari pada pasien hipertensi tanpa keluarga. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk menggali factor lain yang dapat mempengaruhi efektiitas pelaksanaan discharge planning.