Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN VIGOR BENIH PADA BUDIDAYA TUMPANGSARI SORGUM-KEDELAI Parulian Lumban Siantar; Eko Pramono; M. Syamsoel Hadi; A Agustiansyah
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.645 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v8i2.429

Abstract

Pengaruh Sistem Pertanaman Terhadap Pertumbuhan, Produktivitas, dan Viabilitas Benih Pasca Simpan Beberapa Genotipe Sorgum Syahanda Riswandi Siregar; Eko Pramono; Muhammad Kamal; M. Syamsoel Hadi
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v9i2.590

Abstract

IDENTIFIKASI KERAGAMAN FISIK BENIH KENARI (Canarium indicum L.) ASAL MALUKU UTARA Alkadrin Manui; Kukuh Setiawan; Eko Pramono; Agustiansyah Agustiansyah; Dwi Hapsoro
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i1.5477

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman fisik benih beberapa genotipe kenari (Canarium indicum L.) asal Maluku Utara. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2020. Pengamatan dilakukan terhadap sampel berdasarkan panduan Descriptors for walnut (1994) yang telah dimodifikasi, khususnya pada benih. Karakter yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang tidak dapat diukur dengan satuan namun dapat dikonfersi melalui data skoring. Karakter kuantitatif adalah karakter yang dapat terukur oleh alat dan memiliki satuan, Karakter morfologi atau kualitatif yang di amati dengan cara skoring yaitu : Bentuk Pangkal benih (BPB) (1. runcing, 2. tumpul dan 3. membulat), Bentuk ujung benih (1. runcing, 2. tumpul dan 3. membulat), Bentuk benih (1. bulat, 2. lonjong dan 3. lonjong meruncing), Warna ujung benih, (1. coklat mudah, 2. coklat tua dan 3. krim), Warna pangkal benih (1. coklat mudah, 2. coklat tua dan 3. krim), Warna benih (1. coklat mudah, 2. coklat tua dan 3. krim), Motif warna benih (1. Hitam dan 2. Krim), Tekstur benih (1. halus dan 2. kasar). Karakter sifat agronomi benih dianalisis menggunakan klasifikasi interval variabel yang terdiri dari panjang benih (PB), diameter benih (DB), bobot benih (BB), ketebalan cangkang (KC), bobot kering oven (BKO) dan jumlah embrio (JE). Untuk mengetahui keragaman fenotipik dan hubungan kekerabatan antar genotipe benih kenari, data morfologi dan agronomi masing-masing genotipe diolah menggunakan analisis pengelompokan data matriks (Cluster analysis) dan pembuatan Dendogram dengan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method Arithmetic) mengunakan NTSYS (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versi 2.02 (Rohlf, 2000). Hasil identifikasi keragaman Bentuk pangkal benih (BPB) tumpul berjumlah 16 genotipe, runcing dan bulat berjumlah 3 genotipe. Bentuk ujung benih (BUB) bentuk tumpul berjumlah 7 genotipe, runcing 9 genotipe dan bulat 6 genotipe. Selanjutnya untuk bentuk benih (BBE) bulat berjumlah 6 genotipe, lonjong 14 genotipe dan lonjong meruncing 2 genotipe. Warna ujung benih (WUB) coklat muda berjumlah 15 genotipe, coklat tua 6 genotipe dan krim 1 genotipe, sedangkan warna pangkal benih (WPB) coklat muda berjumlah 7 genotipe, coklat tua 2 genotipe dan krim 13 genotipe. Warna benih (WB) coklat muda berjumlah 17 genotipe dan coklat tua 5 genotipe. Motif warna benih (MWB) hitam berjumlah 19 genotipe dan krim 3 genotipe, sedangkan tekstur benih (TB) halus berjumlah 5 genotipe dan kasar 17 genotipe. Hasil dendogram analisis UPMGA 22 genotipe berdasarkan 14 karakter morfologi dan agronomi memiliki persamaan ciri terdekat dalam hubungan kekerabatan yaitu genotipe Nge susara dan Nge jingga dengan nilai jarak koefisien sebesar 73,20 %. Sebaliknya hubungan kekerabatan terjauh berdasarkan kesamaan ciri yaitu genotipe Ifa daalus dengan Ifa wagol dengan nilai jarak koefisien sebesar 22,05%.
Effect Of Nitrogen Fertilization And Irrigation Scheme On Growth, Production And Metane (Ch4) Emissions In Paddy Rice Cultivation Didik Purwanto; Tumiar K. Manik; Paul Benyamin Timotiwu; Eko Pramono
TheJournalish: Social and Government Vol. 4 No. 5 (2023): Special Issue
Publisher : CV The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/tsg.v4i5.596

Abstract

Pemanasan global yang ditandai dengan naiknya temperatur permukaan bumi disebabkan oleh kenaikan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti metana (CH4), karbondioksida (CO2), dan dinitrogen oksida (NO2) di atmosfer. Emisi gas metana telah banyak diteliti dan didapatkan bahwa budidaya padi sawah merupakan sumber utama dari emisi metana sektor pertanian. Indonesia sebagai negara dengan beras sebagai makanan pokok sangat perlu melakukan penelitian tentang emisi gas metana dari budidaya padi sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 sampai dengan Maret 2022 di sawah petani, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh skema irigasi dan dosis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan, hasil panen dan emisi gas CH4 dalam budidaya sawah. Penelitian ini menggunakan desain faktorial dengan 3 ulangan. Skema irigasi sebagai faktor pertama dengan 2 taraf yaitu irigasi terputus (IR1) dan irigasi tergenang (IR2) sedangkan faktor nitrogen sebagai faktor kedua dengan 3 taraf yaitu 0 kg N/ha (N0), 50 kg N/ha (N50), 100 kg N/ha (N100. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot gabah per rumpun, bobot gabah per petak percobaan, berat brangkasan dan emisi gas CH4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tunggal perlakuan pemberian pupuk nitrogen menunjukkan pengaruh nyata pada variabel tinggi tanaman, bobot gabah per rumpun, produksi gabah kering panen (GKP) dan berat brangkasan. Perlakuan skema irigasi terputus dan pemberian pupuk nitrogen dosis 100 kg N/ha berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan dan produksi gabah. Emisi gas metana mengikuti fase pertumbuhan tanaman, dosis pupuk N dan skema irigasi; secara umum perlakuan irigasi terputus menghasilkan emisi metana ( CH4) lebih rendah dibandingkan perlakuan irigasi tergenang.
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI DAN KONVERSI APLIKASI PUPUK ORGANIK vs ANORGANIK DI PEKON ARGOPENI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG Eko Pramono; Muhammad Syamsoel Hadi
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.8024

Abstract

Para petani di Pekon Argopeni Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung selain mengelola tanaman juga mengelola ternak sapi.  Limbah ternak berupa kotoran sapi dan limbah tanam sekam padi tersedia melimpah. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk organik kotoran sapi dan limbah tanaman dan mengkonversi dosis pupuk organik menggantikan pupuk organik.  Kegiatan itu dapat mengubah pengetahuan kognitif petani dan memotivasi petani dalam memanfaatkan limbah ternak kotoran sapi dan limbah tanaman sekam padi menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Meningkatnya motovasi petani itu didorong oleh informasi dan diskusi tentang prosedur yang jelas membuat pupuk organik, proses pembuatan yang lebih singkat, dan manfaat pupuk organik dalam menggantikan pupuk anorganik