Andreas Sese Sunarko
Sekolah Tinggi Teologi El-Shadday

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini Suhadi Suhadi; Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98

Abstract

Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Implementasi Cara Hidup Jemaat Mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2: 41-47 bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini Andreas Sese Sunarko
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.379 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i2.33

Abstract

The growth of church has been one of crucial issues that becomes a concentration point to church leaders, which is priestas the senior pastor or church council as the representative of local church members. The growth of church perceived as one of paramaters stating the existence of church to the people who are served as well as to other churches as ministry partner. The growth of church can be seen from two aspect is the quality of church members in terms of spiritual maturity reflected from the faith to God they whorship and in term of their daily behavior bringing positive impact. The other aspect is the quantity of church members from time to time.   The growth of church can  be achieved by the method or serving system that is believed by priest or church council to be implemented. In academic terminology, that method is also known as church growth system or method . They are many system or method of church growth . One of them is Cell Church system that is a system of naturaly growing church growth method with the starting point from the way of life the eraly church taken from Act 2:41-47. This idea, later on, can be implemented by today’s churches is improving church growth.AbstrakPertumbuhan gereja menjadi salah satu isu penting yang terus menjadi konsentrasi bagi para pimpinan gereja, baik itu Pendeta sebagai Gembala Jemaat atau Majelis sebagai representasi jemaat lokal. Pertumbuhan gereja dinilai sebagai salah satu parameter eksistensi gereja tersebut dimata jemaat yang dilayaninya maupun dimata gereja-gereja lain sebagai mitra pelayanan. Pertumbuhan gereja bisa dilihat dari dua segi yaitu segi kualitas yang ditandai dengan kematangan jemaat atas nilai-nilai relegiositasnya yang terpancar dari tingkat keyakinannya terhadap pribadi Allah yang disembahnya dan terpancar dari perilaku sehari-harinya yang mendatangkan dampak positif. Adapun segi yang lain adalah segi kuantitas yang ditandai dengan pertumbuhan jemaat yang terlihat dari bertambahnya jumlah jemaat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan gereja ini dapat terwujud dengan metode dan sistem pelayanan yang diyakini oleh Pendeta atau Majelis untuk diterapkan atau dalam dunia akademis disebut dengan metode atau sistem pertumbuhan gereja. Ada banyak metode atau sistem pertumbuhan gereja yang ada diantaranya metode atau sistem Gereja Sel, metode atau sistem pertumbuhan Gereja Modern dan lain sebagainya. Melalui tulisan ini penulis ingin menunjukan salah satu metode pertumbuhan gereja yang bertitik tolak pada cara hidup jemaat yang pertama sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul 2 : 41-47 yang nantinya dapat diterapkan oleh gereja-gereja masa kini dalam melakukan proses pertumbuhan gereja.
Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini Suhadi Suhadi; Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98

Abstract

Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Retraksi: Eksistensi dan Kiprah Ahli Taurat pada Masa Intertestamental Andreas Sese Sunarko
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini diretraksi pada tanggal 22 Februari 2021 karena sudah diterbitkan pada Jurnal Teologi Rahmat Vol. 6, No. 2, http://sttrem.co.id/e-journal/index.php/jtr/article/view/13
Fungsi Keluarga dalam Persepektif Alkitab sebagai Basis Pendidikan Agama Kristen Andreas Sese Sunarko
Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.041 KB) | DOI: 10.52489/jupak.v2i1.15

Abstract

The family is an institution of God Himself (Genesis 2:18-25) aside from the church (Matthew 16:18) obtaining a glorious mandate through God's family to want the birth of Divine offspring (Malachi 2:15), which is a God-fearing and living in its prescribed streets. To achieve the above goal, a Christian Religious  Education of faith became something very important. But unfortunately there are Christian families who are unaware of this and are shifting this glorious mandate to the church through sunday school teachers or transferring it to school (through Christian religious teachers). The writer assesses this distraction on the one hand as a parent's misunderstanding of the mandate or on the other hand because of the parents' inability to handle it. The method the writer uses is a descriptive qualitative with a library approach. The writer tapped relevant resources from the bible, books and journals. Starting with a general understanding and juridis about the family, the Biblical basis of the family and its calling, the family's responsibility for Christian Religious Education and the danger of displacing the function of Christisn Religious Education on the third hand and the writer will eventually conclude that it is important to restore the family's function as a base of Christian Religious Education as well as to accord with scriptural values to be so effective in reaching the goal of bearing Divine offspring.
Implikasi Keteladanan Yesus sebagai Pengajar bagi Pendidikan Kristen yang Efektif di Masa Kini Andreas Sese Sunarko
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 5, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46307/rfidei.v5i2.54

Abstract

Today, churches and educators are invited to remember and focus on their duties and functions in providing quality education for believers with a full sense of responsibility to Jesus as church leaders. The example of Jesus as the figure of the Great Teacher must be the basis of motivation for all Christian educators to transform the lives of students to grow in knowing Christ. The research method used in this writing is qualitative with a literature study approach, where the example of Jesus as a teacher is analyzed and appears in several ways, namely: emphasizing teaching activities, depending on the Holy Spirit, teaching with power, not depending on the place, not looking at the face, disciple, use relevant methods and media, answer the needs of the audience, and be role models. Abstrak Dewasa ini, gereja dan para pendidik diajak untuk kembali mengingat dan fokus pada tugas dan fungsinya dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi orang percaya dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Yesus sebagai pemimpin jemaat. Keteladanan Yesus sebagai sosok Guru Agung harus menjadi dasar motivasi bagi semua pendidik Kristen untuk mentransformasi kehidupan peserta didik untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur, dimana keteladanan Yesus sebagai pengajar dianalisis dan nampak dalam beberapa hal, yakni: menekankan kegiatan mengajar, bergantung dengan Roh Kudus, mengajar dengan kuasa, tidak tergantung pada tempat, tidak memandang muka, memuridkan, menggunakan metode dan media yang relevan, menjawab kebutuhan pendengarnya, dan menjadi teladan.
Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini Suhadi Suhadi; Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98

Abstract

Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini Suhadi Suhadi; Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98

Abstract

Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Keadilan, Demokrasi dan HAM dalam Perspektif Pentakosta Andreas Sese Sunarko
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.678 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i1.7

Abstract

Justice, democracy and human right are crucial instruments of a modern country where the implementation should consider the equity and run together as unity.  Modern country that is able to implement those instruments consistenly will become a souvereint authority, gain economically prosperity and have a humanly dignity. However, in the real practice of those instruments, a dichotomy occured with arguing about Western and Eastern democracy.  Due to the unsolved differentiation problems for the practice of democracy, there are some chlases in law enforcement, which bring a negative impact such asa human right violation. Despite of the existence of many concepts of justice, democracy and human right, the author are intending to analyse from another persepective, Pentacostal perspective. This analysis aims to a fresh point of view that will bring a positive impact for the implementation of justice, democracy and human rights.Abstrak: Keadilan, Demokrasi dan HAM adalah merupakan instrumen-instrumen penting dari sebuah negara modern, dimana dalam pelaksanaannya secara ideal harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh berjalan secara parsial.a  Negara modern yang mampu menjalankan instrumen-instrumen ini secara konsisten akan menjadi negara yang berwibawa secara kedaulatan dan sejahtera secara ekonomi dan bermartabat dari sisi kemanusiaan. Dalam prakteknya seringkali terjadi benturan-benturan kepentingan dari para pemangku pentingan yang pada akhirnya membuat kurang efektifnya penegakan hukum yang melahirkan ketidakadilan dan ketidakadilan ini berimplikasi pada terjadinya pelanggaran HAM. Terlepas dari adanya banyak konsep tentang Keadilan, Demokrasi dan HAM maka penulis akan mengkajinya dalam perspektif yang berbeda yaitu dari perspektif Pentakosta. Harapannya adalah dari perspektif Pentakosta ini nantinya akan memberikan dampak bagi pelaksanaan Keadilan, Demokrasi dan HAM secara universal.
Implementasi Doktrin Sola Scriptura dalam Pertumbuhan Iman Jemaat Gereja Masa Kini Andreas Sese Sunarko
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 2 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.141 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i2.146

Abstract

Teaching is an important thing in the growth of the faith of the congregation, so church leaders pay close attention to this so that the congregation it produces is sure to have the right and healthy teaching of the bible as the highest authority, it is done so that the church does not repeat the mistakes that have occurred in church history. The church reforms undertaken by Martin Luther are historical records that wish to restore bible supremacy as the highest authority in addition to the teachings of church fathers, traditions and experiences as a source of church teaching. With the motto sola scriptura, the church replaces wholesome, righteous teaching. With this article, the writer wants to discuss the application of the doctrine sola scriptura in supporting the growing faith of the church today. The writer will begin by presenting the history of the sola scriptura doctrine, its application in the churches and ultimately demonstrating its influence in supporting the growing faith of today's church congregations.AbstrakPengajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam pertumbuhan iman warga jemaat, sehingga para pimpinan gereja sangat memperhatikan hal ini agar jemaat yang digembalakannya dipastikan mendapatkan pengajaran yang benar dan sehat yang bersumber pada Alkitab sebagai otoritas tertinggi, hal ini dilakukan agar gereja tidak mengulang kesalahan yang pernah terjadi dalam sejarah gereja. Reformasi gereja yang dilakukan oleh Martin Luther merupakan catatan sejarah yang ingin mengembalikan supremasi Alkitab sebagai otoritas tertinggi di samping pengajaran bapa-bapa gereja, tradisi dan pengajaran lisan sebagai sumber pengajaran gereja. Dengan semboyan sola scriptura gereja meletakan kembali pengajaran yang sehat dan benar. Melalui artikel ini penulis ingin membahas implementasi doktrin sola scriptura dalam mendukung pertumbuhan iman gereja masa kini.  Dalam penulisan artikel ini penulis akan memakai metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur, yaitu dengan memakai buku-buku dan jurnal-jurnal yang relevan dengan pokok bahasan. Penulis akan memulai dengan memaparkan sejarah doktrin sola scriptura, munculnya paham-paham yang menyerang sola scriptura, penerapannya di gereja-gereja dan pada akhirnya menunjukkan pengaruhnya dalam mendukung pertumbuhan iman jemaat gereja masa kini.