p-Index From 2019 - 2024
19.792
P-Index
This Author published in this journals
All Journal EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Kurios Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Jurnal Teologi Berita Hidup Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Jurnal Gamaliel Teologi Praktika Khazanah Theologia The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan Manna Rafflesia Khazanah Theologia PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Diegesis: Jurnal Teologi KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Jurnal Shanan JURNAL TERUNA BHAKTI JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Jurnal Teologi Praktika Didache: Journal of Christian Education Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi dan Pendidikan SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Jurnal Teologi (JUTEOLOG) CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Transformasi Fondasi Iman Kristen dalam Pelayanan Pastoral di Era Society 5.0 Jurnal DIDASKO Jurnal Teologi Amreta Matheteuo TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Sabda : Jurnal Teologi Kristen ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen Dunamos: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika Illuminate: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen THRONOS: Jurnal Teologi Kristen CHARISTHEO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Real Coster ALUCIO DEI Metanoia : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Jurnal Salvation Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Shalom: Jurnal Teologi Kristen PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi/Kependetaan DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen REAL DIDACHE: Journal of Christian Education MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Widyadewata: Jurnal Balai Diklat Keagamaan Denpasar Harvester: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Jurnal Missio Cristo Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Theologia Insani Lentera Nusantara TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Redominate : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristiani Jurnal Efata: Jurnal Teologi dan Pelayanan HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen EUANGGELION: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Discreet: Journal Didache of Christian Education Apostolos: Journal of Theology and Christian Education
Yonatan Alex Arifianto
Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Salatiga

Published : 171 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pemimpin Kristen Sebagai Agen Perubahan di Era Millenial Suhadi, Suhadi; Arifianto, Yonatan Alex
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.32

Abstract

AbstractReal leadership begins with the person of a leader with a servant's heart, then is revealed to be outside serving others. It is Jesus who is a model role model for Christian leaders, so that Christian leaders are given the ability by God to bring about changes as God wants. Christian leaders are able to bring change for the better, more useful to God and others, because Christian leaders are agents of change in this Melenial era, who bring generations to understand new literacy and are not technology blind. This writing uses a literature research method with a descriptive qualitative approach, so that it can describe Christian leaders, by dividing the understanding of leaders specifically in Christian leadership. So that they can qualify Christian leaders and make leadership an agent of change in the ways and steps that Christian leaders take to become agents of change. Christian leadership can be a reference for advancing the millennial generation and being a role model through agents of change who can bring technology to become a necessity today Abstrak Kepemimpinan yang sesungguhnya dimulai dari diri pribadi seorang pemimpin dengan hati seorang hamba, kemudian dinyatakan keluar untuk melayani orang lain. Yesuslah yang menjadi model teladan bagi pemimpin Kristen, sehingga pemimpin Kristen diberikan kemampuan oleh Allah untuk membawa perubahan sesuai yang dikehendaki oleh Allah. Pemimpin Kristen mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, lebih berfaidah bagi Allah dan sesamanya, karena pemimpin Kristen adalah agen perubahan di era Melenial ini, yang membawa generasi mengerti literasi baru dan tidak buta teknologi. Penulisan ini menggunakan metode penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, sehingga dapat mendeskripsikan pemimpin Kristen, dengan pembagian pengertian pemimpin secara khusus dalam kepemimpinan Kristen. Sehingga dapat mengkualifikasi pemimpin Kristen dan menjadikan kepemimpinnan adalah sebuah agen perubahan dengan cara dan langkah yang dilakukan pemimpin kristen untuk menjadi agen perubahan. Kepemimpinan Kristen dapat menjadi acuan untuk memajukan generasi milenial dan menjadi teladan melalui agen perubahan yang dapat membawa teknologi menjadi sebuah kebutuhan masa kini. 
Pemimpin Kristen Sebagai Agen Perubahan di Era Millenial Suhadi, Suhadi; Arifianto, Yonatan Alex
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 1, No 2 (2020): Pendidikan Kristen dan Kepemimpinan
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v1i2.32

Abstract

AbstractReal leadership begins with the person of a leader with a servant's heart, then is revealed to be outside serving others. It is Jesus who is a model role model for Christian leaders, so that Christian leaders are given the ability by God to bring about changes as God wants. Christian leaders are able to bring change for the better, more useful to God and others, because Christian leaders are agents of change in this Melenial era, who bring generations to understand new literacy and are not technology blind. This writing uses a literature research method with a descriptive qualitative approach, so that it can describe Christian leaders, by dividing the understanding of leaders specifically in Christian leadership. So that they can qualify Christian leaders and make leadership an agent of change in the ways and steps that Christian leaders take to become agents of change. Christian leadership can be a reference for advancing the millennial generation and being a role model through agents of change who can bring technology to become a necessity today Abstrak Kepemimpinan yang sesungguhnya dimulai dari diri pribadi seorang pemimpin dengan hati seorang hamba, kemudian dinyatakan keluar untuk melayani orang lain. Yesuslah yang menjadi model teladan bagi pemimpin Kristen, sehingga pemimpin Kristen diberikan kemampuan oleh Allah untuk membawa perubahan sesuai yang dikehendaki oleh Allah. Pemimpin Kristen mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, lebih berfaidah bagi Allah dan sesamanya, karena pemimpin Kristen adalah agen perubahan di era Melenial ini, yang membawa generasi mengerti literasi baru dan tidak buta teknologi. Penulisan ini menggunakan metode penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, sehingga dapat mendeskripsikan pemimpin Kristen, dengan pembagian pengertian pemimpin secara khusus dalam kepemimpinan Kristen. Sehingga dapat mengkualifikasi pemimpin Kristen dan menjadikan kepemimpinnan adalah sebuah agen perubahan dengan cara dan langkah yang dilakukan pemimpin kristen untuk menjadi agen perubahan. Kepemimpinan Kristen dapat menjadi acuan untuk memajukan generasi milenial dan menjadi teladan melalui agen perubahan yang dapat membawa teknologi menjadi sebuah kebutuhan masa kini. 
Identifikasi Kesulitan Belajar Dalam Jaringan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Un Seran, Soviana Dominggas; Triposa, Reni; Arifianto, Yonatan Alex
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.881 KB)

Abstract

The impact of learning difficulties is a condition of students experiencing certain obstacles, in following the learning process so that they do not achieve optimal results. The learning difficulties discussed in this study are limited to students' ability to participate in the online learning process. This study aims to describe the difficulties and factors that cause students to have difficulty learning online during the pandemic. Factors that cause students to have difficulty learning through project based learning. This study uses a descriptive qualitative method with a literature study approach. The results showed that there were obstacles in project-based learning, students were found to have problems when sending assignments due to a network system that experienced interference.AbstrakDampak dari kesulitan belajar merupakan suatu kondisi siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu, dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tidak mencapai hasil yang optimal. Kesulitan belajar yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan dan faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam jaringan selama masa pandemi. Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam melalui pembelajaran project based learning. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya hambatan dalam pembelajaran projectbased learning siswa didapati mengalami masalah ketika mengirim tugas dikarenakan adanya sistem jaringan yang mengalami gangguan.
Tinjauan Etis Kristiani Terhadap Buzzer dalam Media Sosial Arifianto, Yonatan Alex; Widodo, Priyantoro
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.667 KB)

Abstract

The existence of cyber warfare using buzzers is very busy in the world of politics, so the author examines it so that it can be a lesson for believers to have self-integrity in actualizing their lives when using social media. Using descriptive qualitative methods with a literature study approach, it can be concluded that Christian ethical studies of buzzers in social media that are increasingly widespread need to be watched out for because they are very detrimental to the nation and state. Therefore, all elements of society can understand the concept of buzzer terms, social media and Christian ethics. So that the scope of the buzzer in social media related to problems can be minimized. The growing role of social media in political contestation also triggers a change from a deviant role from the essence of the meaning of buzzer. For this reason, every individual can interpret that the buzzer in Christian ethics is not justified if it becomes a mouthpiece for crime, especially to divide the nation's children. For this reason, the attitude of believers needs to be considered in using Social media in all Market Places.AbstrakAdanya perang ciber menggunakan buzzer sangat ramai dalam dunia perpolitikan maka penulis mengkaji supaya menjadi pembelajaran bagi orang percaya untuk memiliki integritas diri dalam mengaktualisasikan hidupnya saat bermedia sosial. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka Dapat disimpulkan bahwa kajian etis Kristiani terhadap buzzer dalam media sosial yang semakin marak ini sangat perlu diwaspadai karena hal tersebut sangat merugikan bangsa dan negara. Oleh sebab itu seleuruh elemen lapisan masyarakat dapat memahami konsep dari terminologi istilah buzzer, media sosial dan etis Kristiani. Sehingga adanya ruang lingkup buzzer dalam media sosial berkaitan dengan problematika dapat di minimalisir. Peran bertumbuhnya media sosial aalam kontestasi politik juga memicu perubahan dari peran menyimpang dari esensi makna buzzer. Untuk itu setiap pribadi dapat memaknai bahwa buzzer dalam tinjuan etis Kristiani memang tidak dibenarkan bila hal itu menjadi corong kejahatan gterlebih pemecah belah anak bangsa. Untuk itu selanjutnya adanya sikap orang percaya perlu diperhatikan dalam menggunakan media Sosial di seluruh Market Places.
Urgensi Profesional Guru dalam Perkembangan Kognitif Nara didik Limbong, Felia; Arifianto, Yonatan Alex
SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1: Pebruari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52220/sikip.v3i1.141

Abstract

Kegiatan proses belajar mengajar dalam lingkungan sekolah disebut sebagai proses transfer of knowledge. Proses pembelajaran ini melibatkan kognitif siswa sedangkan perkembangan kognitif setiap siswa tidak sama tingkatannya meskipun memiliki usia yang sama. Secara umum yang terjadi dalam proses pembelajaran tersebut, model dan teknik guru  dalam mengajarkan dan menyampaikan pengetahuan sama bagi semua siswa. Dalam menanggapi hal tersebut urgensi profesional guru dalam perkembangan siswa sangat penting. Melalui penelitian ini memiliki tujuan dalam menyelesaikan permasalahan bagaimana Urgensi Profesional guru dalam Perkembangan Kognitif Nara Didik. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui tinjauan pustaka. Adapun hasil dari penelitian ini, bahwa profesional guru sangat penting dalam menanggapi perkembang kognitif nara didik yanag tidak sama pada setiap nara didik, guru yang profesional harus memperhatikan dan memahami perkembangan kognitif pada setiap nara didik dan profesional dari seorang guru harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga mampu memenuhi kebutuhan nara didik terutama dalam perkembangan kognitif nara didik. Dengan demikian urgensi profesional guru dalam perkembangan kognitif nara didik berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan nara didik
Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Setiyowati, Ester Putri; Arifianto, Yonatan Alex
SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2: Agustus 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.188 KB) | DOI: 10.52220/sikip.v1i2.57

Abstract

Pedagogic competencies can bring change when teachers realize competencies in accordance with the existing education law, pedagogic competencies include pedagogic competencies which include: (a) understanding educational insights or foundations, (b) understanding of students, (c) development curriculum or syllabus, (d) instructional design, (e) educational and dialogical implementation of learning, (f) understanding of learning technology, (g) evaluation of learning outcomes, and (h) development of students to actualize their various potentials. The above are indicators that bring changes in student achievement. The method achieved in the analysis of this research is quantitative by selecting a survey using a Google form questionnaire and using SPSS version 23 software in analyzing data to meet the research principles. Learning achievement will be significant if pedagogical competences can be developed in the teaching and learning process. AbstrakKompetensi Pedagogik dapat membawa perubahan ketika guru mewujudkan sesuai dengan kompetensi yang ada dlam undang-undang pendidikan, kompetensi pedagogic itu antara lain kompetensi pedagogik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman terhadap peserta didik, (c) pengembangan kurikulum atau silabus, (d) perancangan pembelajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (f) pemahaman teknologi pembelajaran, (g) evaluasi hasil belajaran, dan (h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.  Hal tersebut diatas adalah indikator yang membawa perubahan dalam prestasi belajar siswa. Metode yang dicapai dalam analisis penelitian ini adalah kuantitatif dengan memilih survey menggunakan Angket Google form dan menggunakan softwear SPSS versi 23 dalam menganalisis data untuk memenuhi kaidah-kaidah penelitian. Prestasi belajar akan menjadi signifikan jika kompetensi pedagogik dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar.
Pentingnya Komunitas Sel dalam Pertumbuhan Gereja: Sebuah Permodelan dalam Kisah Para Rasul Baskoro, Paulus Kunto; Arifianto, Yonatan Alex
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 2, No 2: Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52220/magnum.v2i2.87

Abstract

The church as a place of fellowship for believers has a responsibility to create, maintain and develop koinonia relationships that can lead to church growth. Through this paper, the author can describe the importance of the cell community in bringing about the value of close fellowship and kinship so that it can lead to church growth. Using the descriptive qualitative method, it can be concluded that the cell community is a system that must be implemented. Where this group will be able to run well if the community applies the characteristics of strengthening, caring, sharing, and belonging to each other in the concept of shared interests, as well as being a role in serving others. The community in the Acts of the Apostles or the early church became a community that lived in respect for others. The cell community in the Acts model becomes a role model for the church that will develop in church growth. AbstrakGereja  sebagai tempat bersekutu orang-orang percaya memiliki tanggung jawab untuk menciptakan, memelihara dan mengembangkan hubungan koinonia yang dapat membawa pada pertumbuhan gereja. Melalui tulisan ini penulis dapat mendeskripsikan bahwa pentingnya komunitas sel  dalam membawa dampak bagi nilai pesekutuan dan kekekuargaan yang erat sehingga dapat membawa pada pertumbuhan gereja. Menggunkan metode kualitatif deskriftif dapat disimpulkan bahwa komunitas sel mempakan suatu sistem yang harus dilaksanakan.  Dimana kelompok ini akan dapat berjalan dengan baik, jika dalam komunitas tersebut menerapkan karakteristik  menguatkan, memperhatikan, berbagi serta saling memiliki dalam konsep kepentingan bersama, juga menjadi role dalam melayani sesama. Komuntas dalamKisah Parah Rasul atau gereja mula-mula menjadi  komunitas yang hidup dalam menghargai sesama. Komunitas sel dalam permodelan Kisah Para Rasul tersebut menjadi suatu role model bagi  gereja yang akan berkembang dalam pertumbuhan gereja.
Kepastian Keselamatan dalam Kisah Para Rasul 4:12 sebagai Pendorong Pekabaran Injil Arifianto, Yonatan Alex; Stevanus, Kalis
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 3, No 1: Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.44 KB) | DOI: 10.52220/magnum.v3i1.136

Abstract

The salvation received by believers as a gift from God, is sometimes only accepted selfishly without prioritizing other people who have not accepted and know the truth of this salvation. believers think that mission is the job of church leaders and ministers only so there is no motivation in preaching the gospel of salvation. The author describes the study of the certainty of salvation as an incentive for believers to continue to preach the news of salvation for all mankind. Using descriptive qualitative methods with a literature study approach, it can be concluded that the certainty of salvation in Acts 4:12 is the driving force for evangelism. It is part of the actualization of the Great Commission of the Lord Jesus which will continue to be carried out until His second coming. By doing and understanding, first, understand that in the theological study and exegesis of Acts 4:12 found the value of salvation which is only found in the Name of Jesus Christ. Second, it leads believers to believe that Salvation is exclusive in Jesus Christ as part of the believer's faith and spirituality. The three believers can understand the nature and essence of evangelism which plays a very important role in educating believers to keep the spirit of preaching the gospel. The four believers are required to actualize the Great Commission as an indicator of believers in the role of evangelism. This is done as part of God's plan to make believers God's co-workers who bring good news to those who do not know the truth in Acts 4:12. AbstrakKeselamatan yang diterima oleh orang percaya sebagai anugrah Tuhan, terkadang hanya diterima secara egois tanpa mementingkan orang lain yang belum menerima dan mengenal kebenaran keselamtan tersebut. orang percaya mengangap bahwa misi adalah tugas para pemimpin dan pelayan gereja saja sehingga tidak adanya motivasi dalam memberitakan injil keselamatan. Penulis mendeskripsikan kajian kepastian keselamatan sebagai pendorong orang percaya untuk terus memberitakan kabar keselamatan bagi seluruh manusia. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa kepastian keselamatan dalam Kisah Para Rasul 4:12 sebagai pendorong pekabaran Injil. Merupakan sebagai bagian dari aktualisasi Amanat Agung Tuhan Yesus yang terus dikerjakan sampai kedatanganNya kedua kali. Dengan mengerjakan dan memahami, yang pertama, menegerti bahwa dalam kajian teologis dan eksegese Kisah Para Rasul 4:12 ditemukan nilai keselamatan yang hanya ditemukan di dalam Nama Yesus Kristus.  Kedua, Hal tersebut membawa orang percaya untuk mengimani bahwa Keselamatan eksklusif dalam Yesus Kristus sebagai bagian dari iman dan kerohanian orang percaya. Ketiga ornag percaya dapat memahami adanya hakikat dan esensi penginjilan yang sangat berperan mengedukasi orang percaya untuk tetap semangat memberitakan Injil. Keempat orang percaya diwajibkan mengaktualisasi Amanat Agung sebagai indikator orang percaya dalam peran penginjilan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari rencan Tuhan menjadikan orang percaya kawan sekerja Allah yang membawa kabar baik bagi mereka yang belum mengenal kebenaran dalam Kisah para Rasul 4: 12. 
Implikasi Nilai Manusia dalam Praksis Kepemimpinan Menurut Kejadian 1:26-27 Perangin Angin, Yakub Hendrawan; Yeniretnowati, Tri Astuti; Arifianto, Yonatan Alex
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 2, No 1: Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.179 KB) | DOI: 10.52220/magnum.v2i1.72

Abstract

The implementation of human values in leadership praxis based on the Book of Genesis 1: 26-27 is raised because of various phenomena that have occurred in which many people are treated inhumanely. The analysis was carried out by means of a literature review, by analyzing the leadership practices that occur both in general and Christian circles. The main sources of analysis are several relevant sources, including research results contained in journals and books. All of these sources were analyzed by looking at the relationship and compatibility with the title of this paper. So it can be concluded that his leadership can describe how the leader's view of humans, "whole" or partial. In another sense, whether leaders treat humans only as limited as "resources" or not, of course, will appear in the way leaders treat "anyone" around the scope of their leadership. Whether to behave and act exploitatively or not, of course, depends on the way the leadership treats "anyone" around the sphere of leadership. In the sphere of the church, the pastor as a leader in leading the church organizationally and at the same time as an organism, the people who are in the leadership line develop their understanding of it does not necessarily lie in the way they perceive humans. Our Lord Jesus, the Great Leader, has provided an extraordinary example where He who is the Lord and Savior of mankind is willing to sacrifice his life, give His life and wash the feet of His followers. This is perfect leadership, thank God that humans have a Leader profile who becomes a role model.AbstrakImplementasi nilai manusia dalam praksis kepemimpinan berdasarkan Kejadian 1:26-27 diangkat karena berbagai fenomena yang telah terjadi dimana manuasia banyak diperlakukan dengan tidak manusiawi. Analisis dilakukan dengan tinjauan pustaka, dengan menganalisis terkait prakis kepemimpinan yang terjadi baik di lingkungan umum maupun kekristenan. Adapun sumber utama dari analisis adalah beberapa sumber yang relevan, meliputi hasil penelitian yang terdapat pada jurnal dan buku. Semua sumber ini dianalisis dengan cara mencermati hubungan dan kecocokan dengan judul penulisan ini. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa kepemimpinannya dapat menggambarkan bagaimana  pandangan pemimpin terhadap manusia, ”utuh” atau parsial. Dengan pengertian lain, apakah pemimpin memperlakukan manusia hanya sebatas ”resources” atau tidak, tentu akan nampak dalam cara pemimpin memperlakukan ”siapa saja” disekitar lingkup kepemimpinanya. Apakah akan bersikap dan bertindak eksploitatif atau tidak, sama tentunya bergantung pada cara pemimpinan memperlakukan ”siapa saja” disekitar lingkup kepemimpinannya. Di lingkup gereja, gembala sebagai pemimpin dalam memimpin gereja secara organisatoris dan sekaligus sebagai organisme, orang-orang yang ada di lini kepemimpinan berkembang pemahamannya ataukah tidak tentunya terletak pada cara pandangnya terhadap manusia. Tuhan Yesus Sang Pemimpin Agung kita sudah memberikan keteladanan yang luar biasa dimana Ia yang adalah Tuhan dan Juru Selamat umat manusia rela untuk mengorbankan nyawanya, memberi hidup-Nya dan membasuh kaki pengikut-Nya inilah kepemimpinan yang sempurna, syukur bahwa manusia memiliki profil Pemimpin yang menjadi panutan.
Konstruksi Kerangka Konseptual Peranan Roh Kudus dalam PAK Menggunakan Taksonomi Bloom yang Diperbarui Hanny Setiawan; Yonatan Alex Arifianto
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 7, No 2 (2021): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v7i2.226

Abstract

A learning process is aimed toward outcomes.  The desired outcomes are the initial point to construct the proper conceptual framework to describe the theoretical foundation of research. Spirituality and spiritual behaviour are two outcomes that Christian Education thinkers agreed upon from Old Testament to now. The meeting between Greeco-Roman and Jewish culture had somewhat changed the trajectory of how Christian Education developed. The Greek cognitive-based learning has influenced the initial Christian Education which is Jewish learning system. This article attempts to describe how spirituality, spiritual behaviour, and spiritual knowledge serve as the ultimate outcomes of Christian Education. The description will fit with the role of the Holy Spirit in the overall process of Christian Education in any given scope. As a result, this article will construct a conceptual framework that can be utilized further to design a biblical curriculum that is not merely cognitively measurable but also to provide an intentional outcome of spirituality and spiritual behaviour.  The revised Bloom’s taxonomy will be used to bridge both worlds: the cognitive, and non-cognitive.  In conclusion, this article shows that the supernatural work of Holy Spirit is not against the natural work of Holy Spirit through teacher and student relationships in Christian Education, but both work together.  AbstrakProses pembelajaran ditujukan untuk mencapai suatu hasil. Hasil yang diinginkan merupakan titik awal untuk membangun kerangka konseptual yang tepat untuk mendeskripsikan landasan teoritis sebuah penelitian. Spiritualitas dan perilaku spiritual adalah dua hasil yang disepakati oleh para pemikir pendidikan Kristen dari zaman Perjanjian Lama hingga sekarang. Pertemuan antara budaya Yunani-Romawi dan Yahudi telah mengubah lintasan (trajectory) Pendidikan Kristen berkembang. Pembelajaran berbasis kognitif Yunani telah mempengaruhi sistem pembelajaran Yahudi. Artikel ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana spiritualitas, perilaku spiritual, dan pengetahuan spiritual berfungsi sebagai hasil akhir dari Pendidikan Kristen. Hasil akhir tersebut dapat menggambarkan secara konseptual peran Roh Kudus dalam keseluruhan proses Pendidikan Kristen dalam lingkup apa pun. Sebagai hasil akhir, artikel ini akan menyajikan bangunan kerangka konseptual yang dapat digunakan lebih jauh untuk merancang kurikulum alkitabiah yang tidak hanya dapat diukur secara kognitif, tetapi juga untuk memberikan hasil yang disengaja dari spiritualitas dan perilaku spiritual. Taksonomi Bloom yang telah direvisi akan digunakan untuk menjembatani kedua dunia: kognitif dan non-kognitif.  Artikel ini menunjukkan bahwa pekerjaan supernatural Roh Kudus tidak bertentangan dengan pekerjaan alami Roh Kudus melalui hubungan guru dan murid dalam pendidikan Kristen, tetapi keduanya bekerja sama.
Co-Authors Adithia, Wahyu Prima Aji Suseno Aji Suseno Alfons Renaldo Tampenawas Andreas Danang Rusmiyanto Andreas Fernando Andreas Joswanto Andreas Joswanto Andreas Sese Sunarko Andrias Kemal Bulo Andrias Pujiono Andrias Pujiono Andrias Pujiono Anton Santoso Ari Suksmono Hertanto Brian Rivan Assa Bulanda Agata Carolina Etnasari Anjaya Carolina Etnasari Anjaya Carolina Etnasari Anjaya Carolina Etnasari Anjaya Christian Bayu Prakoso Daniel Supriyadi Daniel Supriyadi Deice Miske Poluan Desi Ratnasari Desi Wasari Desi Wasari Dicky Dominggus Edwin Edwin Elsjani A Langi Ester Berlian Haan Ester Yunita Dewi Etni Grace Andi Yusuf Eunike Anggraeni Susilo Eunike Anggraeni Susilo Ezra Yani Sibuea Fati Aro Zega Felia Limbong Fereddy Siagian Ferry Purnama Franseda Sihite Frischo Ridhoi Taogan Gideon Rusli Hana Hana Hanny Setiawan Hardi Budiyana Hasudungan Sidabutar Heppy Yohanes Imanuel Nuban Indrianto Indrianto Inge Gunawan Ita Lintarwati Jerrymia Heaven Johanes Paryono Joseph Christ Santo Jutela Kalis Stevanus Kanafi Kanafi Karyo Utomo Kharisda Mueleni Waruwu Korina Sanosa Kristien Oktavia Kristien Oktavia Lasarus Ari Susanto Limbong, Felia Listari Listari Margaretha Sonya Markuat Matius I Totok Dwikoryanto Mega Mega Meliani Konda Betu Merianus Taloim Mesirawati Waruwu Neni Viani Neni Viani Nikolaos Nikolaos Okris Pitay Paulus Karaeng Lembongan Paulus Kunto Baskoro Paulus Purwoto Perangin Angin, Yakub Hendrawan Priyantori Widodo Rejoice Leny Simatupang Reni Triposa Reni Triposa Reni Triposa Reni Triposa Reni Triposa Ririn Utari Rusmiati Rusmiati Samuel Purdaryanto Saptorini, Sari Sarah Andrianti Sari Saptorini Sari Saptorini Saturnina Elisa Saturnina Elisa Saturnina Elisa Setiyowati, Ester Putri Simon Simon Simon Simon Sri Lina Betty Lamsihar Simorangkir Sri Wahyuni Sri Wahyuni Suhadi Suhadi Suhadi Suhadi Suhadi Suhadi Sukarno Hadi Sumiwi, Asih Rachmani Endang Sumiyati Sumiyati Tamtomo, Setya Budi Tan Lie Lie Tenny Tenny Thomas Prajnamitra Tri Astuti Yeniretnowati Triposa, Reni Un Seran, Soviana Dominggas Valentina Dwi Kuntari J Vena Melinda Tiladuru Wahju Astarjo Rini Widodo, Priyantoro Wulan Agung Wulan Agung Wulan Agung Yahya yahya Yakub Hendrawan Perangin Angin Yakub Hendrawan Perangin Angin Yeniretnowati, Tri Astuti Yohana Fajar Rahayu Yohanes Hadi Wibowo Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi Yudi Hendrilia Yudi Santoso Yunida Bawamenewi Yunida Bawamenewi