Efri Efri
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK BEBERAPA TANAMAN FAMILI ZINGIBERACEAE TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH PISANG Tiara Puspa Yendi; Efri Efri; Joko Prasetyo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.541 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2003

Abstract

Colletotrichum musae adalah penyebab penyakit antraknosa pada buah pisang. Pengendalian penyakit ini biasanya dilakukan dengan menggunakan fungisida sintetis yang menimbulkan residu dan berdampak negatif pada lingkungan. Salah satu upaya mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan fungisida nabati dari ekstrak tanaman dari famili Zingiberaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tanaman jahe, kencur, kunyit, dan lengkuas terhadap pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum musae secara in-vitro dan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang secara in-vivo. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2014. Percobaan disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan enam ulangan. Lima perlakuan tersebut adalah ekstrak dari tanaman jahe, kencur, kunyit, lengkuas dengan konsentrasi 10% (v/v) dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe, kunyit dan kencur dengan konsentrasi 10% (v/v) dapat menekan pertumbuhan jamur C. musae secara in-vitro. Ekstrak kencur memiliki kemampuan paling efektif dalam menekan pertumbuhan jamur C. musae secara in-vitro, namun dalam percobaan secara in-vivo semua ekstrak tidak dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang.
PENGARUH FRAKSI EKSTRAK DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SPORULASI Colletotrichum capsici SECARA IN VITRO Shintya Wulandari; Titik Nur Aeny; Efri Efri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.025 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2002

Abstract

Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai. Salah satu cara pengendalian penyakit antraknosa yang ramah lingkungan adalah penggunaan fungisida nabati atau fungisida yang berasal dari ekstrak daun atau bagian-bagian tanaman lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun babadotan yang difraksinasi dengan pelarut air, metanol, etil asetat dan n-heksana dalam menekan  pertumbuhan dan sporulasi C. capsici secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September sampai dengan Desember 2014. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Keenam perlakuan tersebut yaitu perlakuan tanpa menggunakan ekstrak, ekstrak tanaman uji dengan pelarut air, metanol, etil asetat dan n-heksana serta fungisida sintetik berbahan aktif propineb 70% . Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi ekstrak daun babadotan dengan pelarut metanol menunjukkan hasil yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan dan sporulasi C. capsici secara in vitro. Namun, keefektivan fraksi ekstrak tersebut lebih rendah dibandingkan dengan fungisida sintetik berbahan aktif propineb 70%.
EVALUASI EFEKTIVITAS FRAKSI EKSTRAK JARAK TINTIR DAN TEMBELEKANUNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI MERAH Made Suwastini; Efri Efri; Ivayani Ivayani; Radix Suharjo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1350.237 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3671

Abstract

Penyakit antraknosa merupakan penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici dan C. gloeosporiodes.  Salah satu alternatif pengendalian yang dapat diterapkan untuk membatasi penggunaan pestisida sintetik dan juga ramah lingkungan adalah penggunaan fungisida nabati yang berbahan dasar ekstrak daun tumbuhan.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan fungisida nabati fraksi ekstrak jarak tintir (Jatropha multifida )dan tembelekan (Lantana camara) untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada buah cabai.Penelitian dilakukan di lahan percobaan Desa Hajimena Natar, Lampung Selatan dari bulan September sampai dengan Desember 2017.Perlakuan  disusun dalam rancangan acak kelompok(RAK), dengan empat perlakuan dan enam ulangan.Kehomogenan data diuji dengan uji Bartlet. Data yang diperoleh diolah dengansidik ragam dan perbandingan nilai tengah antar perlakuan diuji dengan uji bedanyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%.  Hasil penelitian menunjukkan fraksi ekstrak jarak tintir dan fraksi ekstrak tembelekan berpengaruh nyata pada panen 1 dan 2 terhadap penekanan keterjadian penyakit antraknosa, serta berpengaruh nyata terhadap penekanan keparahan dan penyimpanan hanya pada minggu panen 2.
PENGARUH FRAKSI EKSTRAK DAUN TAGETES (Tagetes erecta) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SPORULASI Colletotrichum capsici SECARA IN VITRO M Wahyu Satryawibowo; Efri Efri; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.324 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.1998

Abstract

Pada umumnya pengendalian penyakit antraknosa dilakukan dengan menggunakan fungisida kimia sintetik yang selalu menimbulkan dampak negatif. Salah satu alternatif pengendalian yang ramah lingkungan untuk mengendalikan penyakit tanaman adalah menggunakan fungisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fraksi ekstrak dauntagetes sebagai fungisida nabati dalam menekan pertumbuhan dan sporulasi patogen antraknosa pada cabai yaitu C. capsici secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juni sampai dengan September 2014. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan terdiridari enam perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan adalah tanpa menggunakan ekstrak (P1), perlakuan dengan fungisida propineb (P2), fraksi ekstrak daun tagetes dengan pelarut air (P3), fraksi ekstrak daun tagetes dengan pelarut metanol (P4), fraksi ekstrak daun tagetes dengan pelarut etil asetat (P5), fraksi ekstrak daun tagetes dengan pelarut n-hexana (P6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi ekstrak daun tagetes dengan pelarut metanol berpotensi sebagai fungisida nabati lebih baik dibandingkan dengan fraksi ekstrak daun tagetes dengan pelarut air dan pelarut etil asetat walaupun pengaruhnya tidak sebaik fungisida propineb terhadap penghambatan pertumbuhan dan sporulasi C. capsici secara in vitro.
PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP KETERJADIAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA BERBAGAI VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) Alexander Turnip; Efri Efri; Joko Prasetyo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.543 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2000

Abstract

Penyakit bulai (downy mildew) yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis merupakan penyakit yang banyak merusak tanaman jagung dan dapat menimbulkan kehilangan hasil sampai 100%. Salah satu alternatif pengendalian yang mulai dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan agensia hayati. Trichoderma spp. dan bakteri Pseudomonas fluorescens memiliki potensi sebagai agensia hayati. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jamur T. viride, bakteri P. fluorescens, dan kombinasi keduanya terhadap keterjadian penyakit bulai (P. maydis) pada varietas jagung lokal, jagung hibrida, dan jagung manis melalui perlakuan benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur T. viride, bakteri P. fluorescens, serta kombinasi keduanya tidak berpengaruh terhadap keterjadian penyakit bulai pada tanaman jagung melalui perlakuan benih. Namun perbedaan varietas jagung berpengaruh nyata terhadap keterjadian penyakit bulai, varietas lokal mempunyai sifatketahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya.
PENGARUH TINGKAT KONSENTRASI FRAKSI EKSTRAK DAUN MENGKUDU DAN MIMBA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SPORULASI Colletotrichum capsici Septy Anggreini; Efri Efri; Muhammad Nurdin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.389 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1899

Abstract

Salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman cabai adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan fraksi ekstrak daun mengkudu dan fraksi ekstrak daun mimba serta mempelajari pengaruh tingkat konsentrasi fraksi ekstrak daun mengkudu dan fraksi ekstrak daun mimba dalam menekan pertumbuhan dan sporulasi jamur C. capsici secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April 2015 sampai Juli 2015. Alat yang digunakan antara lain alat fraksinasi sederhana, mikropipet, haemocytometer, dan Laminar air flow. Bahan yang digunakan antara lain daun mengkudu, daun mimba, biakan C. capsici, dan media Potato Sucrose Agar (PSA). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tersarang dengan dua faktor dan data dianalisis ragam kemudian dilanjutkan dengan perbandingan polinomial ortogonal pada taraf 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi ekstrak daun mengkudu dan fraksi ekstrak daun mimba memiliki keefektifan yang tidak berbeda dalam menghambat pertumbuhan dan sporulasi C. capsici secara in vitro. Tingkat konsentrasikedua jenis fraksi ekstrak tanaman tersebut berbeda dalam menghambat pertumbuhan dan sporulasi C. capsici. Semakin tinggi tingkat konsentrasi fraksi ekstrak tanaman uji tidak selalu diikuti dengan meningkatnya daya hambat terhadap pertumbuhan diameter koloni C. capsici, tetapi semakin tinggi tingkat konsentrasi fraksi ekstrak tanaman tersebut semakin efektif untuk menghambat sporulasi C. capsici.
PENGARUH BERBAGAI TINGKAT FRAKSI EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L) TERHADAP PERTUMBUHAN Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum annum L) SECARA IN VITRO Septya Eka Prasetia Rani; Efri Efri; Joko Prasetyo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.303 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i1.1923

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh berbagai fraksi ekstrak daun mengkudu terhadap pertumbuhan dan perkembangan Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada cabai secara in vitro. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun mengkudu yang terlarut dalam alkohol konsentrasi 10%, 30%, 50%, 60%, 70%, 90% dan ekstrak daun mengkudu yang terlarut dalam aquades efektif menghambat pertumbuhan diameter pada koloni C. Capsici. Selain menghambat pertumbuhan vegetatif, ekstrak daun mengkudu yang terlarut dalam alkohol konsentrasi 10% dan 30% juga menghambat pembentukan spora (sporulasi) koloni C. capsici.
PENGARUH FRAKSI EKSTRAK DAUN NIMBA (Azadirachta indica A.) DAN DAUN JARAK (Jatropha curcas L.) TERHADAP DIAMETER KOLONI DAN JUMLAH SPORA JAMUR Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum annum L.) Yanti Ningsih; Efri Efri; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.062 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2059

Abstract

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman semusim yang tergolong dalam famili solanaceae. Budidaya cabai seringkali menghadapi banyak kendala terutama dalam usaha meningkatkan produktivitas, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu penyakit yang menjadi kendala pada pertanaman cabai adalah penyakit antraknosa. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici dan pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fraksi ekstrak daun nimba dan daun jarak sebagai biofungisida terhadap pertumbuhan C. capsici secara in vitro penyebab penyakit antraknosa pada cabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun nimba fraksi alkohol 90% , ekstrak daun jarak fraksi alkohol 10%, fraksi alkohol 90%, fraksi etil asetat 10% dan fraksi n-heksana 90% berpotensi sebagai fungisida nabati yang dapat menghambat pertumbuhan koloni dan pembentukan spora C. capsici.