Agus Karyanto
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON 1 PADA KERAPATAN TANAMAN BERBEDA Bangun Ferdian; Sunyoto Sunyoto; Agus Karyanto; Muhammad Kamal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.569 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1920

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon I akibat kerapatan tanamanan berbeda, akumulasi bahan kering pada tiga varietas sorgum ratoon I, dan pengaruh interaksi antara kerapatan tanamanan dan varietas sorgum terhadap akumulasi bahan kering beberapa sorgum ratoon I. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan danLaboratorium, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan rancangan perlakuan dalam pola faktorial (3x4) yaitu dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kerapatan tanaman (P) dan faktor kedua adalah varietas tanaman sorgum (G). Kerapatan tanaman dibagi menjadi empat taraf, yaitu satu (p1), dua (p2), tiga (p3), dan empat (p4) tanaman/ lubang tanam serta varietas yang digunakan ada tiga, yaitu Numbu (g1), Keller (g2), dan Wray (g3). Hasil penelitian menunjukkanbahwa kerapatan tanaman berpengaruh nyata terhadap akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon 1. Secara umum peningkatan kerapatan tanaman menurunkan akumulasi bahan kering per tanaman, namun hasil persatuan luas lahan tertinggi ditunjukkan kerapatan tanaman yang tinggi, kerapatan tiga tanaman/lubang tanam menghasilkan bobot biji kering lebih tinggi 62 % dari kerapatan satu, 58,80% dari kerapatan empat dan 50% lebih dari kerapatan dua; varietas tanaman berpengaruh nyata terhadap akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon 1, Secara umum varietas Numbu memiliki hasil 157,98 % lebih tinggidibandingkan Keller dan lebih tinggi 180,36% dari varietas Wray; kombinasi antara varietas dengan kerapatan tanamanberpengaruh nyata terhadap akumulasi bahan kering tanaman sorgum ratoon. Varietas Keller dan kerapatan tanaman tiga tanaman/lubang tanam mampu memberikan bobot kering total tanaman sebesar 27,50% lebih tinggi dari varietas Numbu, dan 46,99% lebih tinggi dari varietas Wray.
PENGARUH PEMBERIAN DUA JENIS MULSA DAN TANPA MULSA TERHADAP KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L) PADA DATARAN RENDAH Syamsu Ardhona; Kus Hendarto; Agus Karyanto; Yohannes Cahya Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.152 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.1988

Abstract

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Permintaan produk cabai cenderung terus meningkat.  Nilai ekonomi yang tinggi merupakan daya tarik pengembangan budidaya cabai bagi petani.  Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat dan pemenuhan gizi masyarakat, banyak usaha yang dapat dilakukan guna peningkatan produksi cabai merah yang tinggi.  Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melakukan teknik budidaya yang baik dan benar sehingga hasil yang diperoleh optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh pemberian dua jenis mulsa dan tanpa mulsa terhadap karakteristik pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah, (2) mengetahui jenis mulsa yang menghasilkan karakteristik pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar, Gedong Tataan  pada bulan Oktober 2011– April 2012.  Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan (tanpa mulsa, mulsa plastik, mulsa jerami) dan tiga ulangan.  Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett.  Jika asumsi terpenuhi, dilanjutkan dengan sidik ragam dan apabila hasil uji F nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji ortogonal kontras pada taraf 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Pemberian mulsa plastik hitam perak dan jerami menunjukkan pengaruh terhadap karakteristik tanaman cabai yang berbeda dibandingkan tanpa mulsa, yaitu pada variabel tinggi tanaman dan tingkat percabangan, (2 Penggunaan mulsa plastik lebih baik daripada mulsa jerami untuk produksi tanaman cabai.
RESPONS SAWI (Brassica juncea L. Czern) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PADAT DAN CAIR TERHADAP KONSENTRASI NITROGEN Nanang Setiawan; Yohannes Cahya Ginting; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.659 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2037

Abstract

Sawi merupakan salah satu sayuran berumur pendek dan sangat digemari seluruh lapisan masyarakat. Sawi dapat tumbuh pada pada berbagai jenis tanah dan dapat ditumbuhkan secara hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman sawi terhadap perbedaan konsentrasi nitrogen (N) dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, mengetahui respons pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pada media tanam yang berbeda antara media cair dan media padat, dan mengetahui pengaruh interaksi antara media tanam yang digunakan dan konsentrasi nitrogen (N) yang diberikan pada pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September – November 2012. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Kelompok (RAK) pola Faktorialyang terdiri dari dua faktor. Faktor pertamaadalah perlakuankonsentrasi nitrogen (N) yaitu : N1= 150 ppm, N2 = 175 ppm, N3 = 200 ppm, N4 = 225 ppm, dan N5 = 250 ppm. Faktor kedua adalah perlakuan media tanam(M), yaitu M1 = campuran pasir denganarang sekam (1:1) dan M2 = air. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras pada taraf 5 %. Hasilpenelitian menunjukkanbahwa pertumbuhan tanaman sawi pada media cair tidak normal di duga disebabkan oleh faktor pembatas oksigen dan pengendapan. Sementara itu respons tanaman sawi pada konsentrasi nitrogen sampai 250 ppm pada media padat responsnya menurun. Setiap penambahan konsentrasi nitrogen 10 ppm terjadi penurunan tinggi tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, jumlah daun, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar dengan nilai masing-masing sebesar 0,60 cm, 0,20 helai, 2,00 g, 0, 30 g, 0,30, 0,10 g, dan 0,80 g.
POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH KERITING TERHADAPAPLIKASI KALIUM NITRAT (KNO3) PADA DAERAH DATARAN TINGGI Intan Nuraini; Kus Hendarto; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.52 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.1981

Abstract

Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, namun jumlah produksi nasional belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi akan tingkat konsumsi cabai. Untuk meningkatkan produksi tanaman cabai merah perlu adanya teknologi budidaya yang tepat, salah satunya adalah pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh aplikasi KNO3 tehadap pola pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) pada daerah dataran tinggi, (2) mengetahui konsentrasi KNO3 terbaik untuk  produksi tanaman cabai merah (C. annuum) pada daerah dataran tinggi. Perlakuan ini disusun secara tunggal dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Adapun faktor perlakuan dosis kalium nitrat (KNO3) terdiri dari 5 taraf yaitu K0 (kontrol 0 g l-1), K1 (2 g l1), K2 (4 g l-1, K3 (6 g l-1), dan K4 (8 g l-1). Setiap taraf dosis perlakuan diulang sebanyak tiga kali.Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan additifitas data diuji dengan uji Tukey. Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan analisis ragam kemudian pola pertumbuhan dan produksi tanaman cabai dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan polinomial ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi KNO3 pada fase vegetatif menunjukkan pola pertumbuhan tanaman cabai yang relatif sama khususnya tinggi tanaman dan tingkat percabangan. Sedangkan pada fase generatif pemberian konsentrasi KNO3 pada tanaman cabai sampai dengan 4 g l-1 dapat meningkatkan jumlah bunga dan panjang buah dan dapat meningkatkan hasil produksi (jumlah buah dan bobot buah panen). Secara kualitatif pemberian konsentrasi KNO3 2 g l-1 dan 4 g l-1 memberikan penampilan yang cukup baik dibandingkan dengan pemberian konsentarsi KNO3 6 g l-1 dan 8 g l-1.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS PUPUK NPK (15:15:15) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Hasyiatun Y Kurniawati; Agus Karyanto; Rugayah Rugayah
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.169 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1894

Abstract

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu sebagai detoksifikasi atau peluruh racun dari dalam tubuh.  Banyaknya manfaat  tersebut mengakibatkan  permintaan mentimun semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan produksi yang baik. Untuk itu perlu dilakukan budidaya yang baik agar kebutuhan buah mentimun terpenuhi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun, pengaruh dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun, dan pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun pada masing – masing dosis NPK. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai dari bulan Maret sampai Juni 2012.  Perlakuan dalam penelitian ini disusun secara faktorial (2x3) dalam rancangan teracak sempurna dengan tiga ulangan.  Perlakuan faktorial terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah pemberian pupuk organik cair (A), yaitu tanpa pupuk organik cair (a1) dan dengan pupuk organik cair (a2).  Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK (B), yaitu 10 g per polibag (b1), 20 g per polibag (b2), dan 30 g per polibag (b3).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 20 g  per polibag dan 30 g per polibag memberikan hasil yang lebih tinggi bagi pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun dibandingkan dengan pemberian NPK dosis 10 g per polibag, khususnya pada jumlah daun, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah, dan bobot kering brangkasan tanaman mentimun, dan pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman mentimun dipengaruhi oleh pemberian pupuk NPK (15:15:15) hanya nampak pada variabel jumlah bunga jantan.
PENGARUH KONSENTRASI TEMBAGA TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK MEDIA PADAT Yunita Sekar Kartika; Yohannes Cahya Ginting; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.334 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2042

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae. Potensi ekonomi tanaman hortikultura khususnya buah melon sangat besar. Selain pangsa pasar yang masih luas, harga jualnya relatif tinggi, dan jangka waktu untuk produksinya relatif singkat. Penanganan yang dianggap efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah melon yaitu membudidayakan tanaman melon dengan cara metode hidroponik yang dilakukan di rumah kaca.Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juli – Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan disusun secara faktorial 2×5 dengan 3 kali ulangan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi tembaga (Cu) yaitu : Cu1 = 0,01 ppm, Cu2 = 0,05 ppm, Cu3 = 0,09 ppm, Cu4 = 0,13 ppm, dan Cu5 = 17 ppm . Faktor kedua adalah varietas tanaman melon (V), yaitu v 1 = varietas Action dan v 2 = varietas Aramis .Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan menggunakan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras polinomial pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan melon varietas Action lebih baik daripada varietas Aramis, sedangkan pada produksi buah melon varietas Aramis lebih baik dari pada varietas Action. Bobot buah rata-rata varietas Aramis 4,15 gram atau selisih 0,28%. Produksi varietas Aramis tidak berbeda dengan produksi varietas Action, respons tanaman terhadap konsentrasi Cu antara 0,01-0,17 ppm masih linier sehingga belum diperoleh konsentrasi Cu maksimum. Setiap kenaikan 0,04 ppm Cu bobot buah meningkat 0,01 gram, terjadi interaksi antara konsentrasi Cu terhadap varietas melon pada variabel pengamatan bobot kering brangkasan, volume buah dan ketebalan daging tetapi tidak ada interaksi antara varietas dan konsentrasi Cu terhadap bobot buah buah melon.
PENGARUH KONSENTRASI DAN CARA PEMBERIAN INDOLE-3-BUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN SEEDLING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) M Hafizie Romly; Agus Karyanto; Rugayah Rugayah
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.613 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2990

Abstract

Manggis merupakan tanaman buah yang memiliki pertumbuhan sangat lambat karena sistem perkembangan akar terbatas sehingga penyerapan air dan unsur hara rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan akar adalah pemberian IBA dengan konsentrasi dan cara yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) konsentrasi IBA yang terbaik pada perkecambahan dan pertumbuhanseedling manggis, (2) pengaruh cara pemberian zat pengatur tumbuh IBA yang efektif pada perkecambahan dan pertumbuhanseedling manggis, dan(3) pengaruh konsentrasi IBA pada perkecambahan dan pertumbuhanseedling manggis pada masing-masing cara pemberian IBA. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2014 – Januari 2015 di Rumah Kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan disusun secara faktorial (5 x 2) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah taraf konsentrasi IBA (A) yang terdiri dari 0 ppm (a 0 ), 75 ppm (a 1 ), 150 ppm (a 2 ), 225 ppm (a 3 ), dan 300 ppm (a 4 ). Faktor kedua adalah cara pemberian IBA (B) yaitu larutan (b 1 ) dan pasta (b 2 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian IBA pemberian IBA tidak menunjukkan adanya perbedaan, namun pada konsentrasi rendah pada (75 – 150) ppm mengindikasikanadanya potensi untuk pertumbuhan yang terbaik yang ditunjukkan oleh waktu muncul tunas pada perkecambahan, luas permukaan daun, diameter pangkal akar, dan jumlah akar sekunder padaseedling. Carapemberian IBA dalam bentuk larutan maupun pasta tidak menunjukkan adanya perbedaan, namun cara pemberian IBA dalam bentuk pasta pada benih manggis mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk larutan yang ditunjukkan oleh panjang akar primer dan lebar tajuk daun yang lebih baik dibandingkandengan bentuk larutan. Pemberian IBA pada konsentrasi 150 ppm dengan cara pemberian dalam bentuk pasta mampu meningkatkan lebar tajuk daun padaseedling.
MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK Anggun Putri Islami; Yohannes Cahya Ginting; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.499 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2043

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan semusim yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek yang menjanjikan, baik dalam pemasaran buahnya maupun benihnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman melon yaitu dengan menerapkan teknikbudidaya sistem hidroponik dengan konsentrasi larutan hara yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons dua varietas tanaman melon yang dibudidayakan secara hidroponik pada media arang sekam terhadap konsentrasi molibdenum (Mo).Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus – Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan disusun secara faktorial 2×5 dengan 3 kali ulangan pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasimolibdenum (Mo) yaitu : Mo 1 = 0,05 ppm, Mo 2 = 0,55 ppm, Mo 3 = 1,05 ppm, Mo 4 = 1,55 ppm, dan Mo 5 = 2,05 ppm . Faktor kedua adalah varietas tanaman melon (V), yaitu v 1 = varietas Action dan v 2 = varietas Aramis. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlett dan aditivitas data diuji dengan menggunakan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisisdengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal kontras polinomial pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi molibdenum (Mo) dari 0,05 sampai 2,05 ppm tidak berpengaruh pada semua variabel pertumbuhan vegetatif dan generatif, sehingga belum terdapat konsentrasi yang terbaik bagi pertumbuhan dan produksi melon, melon varietas Action lebih baik daripada varietas Aramis dalam hal panjang tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, volume buah, diameter buah dan bobot buah, serta tidak terdapat interaksi antara varietas melon dan konsentrasi molibdenum yang digunakan terhadap semua variabel, baik variabel pertumbuhan vegetatif maupun variabel generatif.
PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK SLURRY CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Cindy Margaretha; Yafizham Yafizham; Kuswanta Futas Hidayat; Agus Karyanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.822 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1887

Abstract

Kacang hijau merupakan salah satu komoditi tanaman pangan di Indonesia yang mengalami penurunan produksi beberapa tahun terakhir. Pemupukan yang imbang dan tepat dosis merupakan salah satu upaya peningkatan produksi kacang hijau. Pupuk kimia saja tidak dapat dijadikan sebagai sumber unsur hara utama bagi tanaman. Pupuk Slurry cair berasal dari kotoran sapi mengandung unsur hara lengkap dan dapat diserap tanaman  lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk slurry cair untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Penelitian dilaksanakan di Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Lampung Selatan sejak November 2013 hingga Januari 2014. Penelitian ini dirancang dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 6 plot. Plot yang digunakan berukuran 6  x  4 m2 dengan jarak tanam 40  x 15 cm2. Analisis sidik ragam pada taraf 1% dan 5%, uji homogenitas ragam dengan uji Bartlett, aditivitas dengan uji Tukey, dan uji lanjut BNT pada taraf 1% dan 5%.  Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa kombinasi dosis pupuk Slurry Cair dan pupuk kimia memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan pupuk kimia saja. Hal ini ditunjukkan perlakuan pemberian urea 12,5 kg ha -1 + SP-36 15 kg ha -1 + KCl 12,5 kg ha-1 + Slurry Cair 2 liter ha-1 memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot bintil akar, bobot berangkas, jumlah polong, serapan hara NPK, dan bobot biji kering kacang hijau.