cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Agrotek Tropika
Published by Universitas Lampung
ISSN : 23374993     EISSN : 26203138     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrotek Tropika (JAT) is a journal of science in the field of agrotechnology which covers several fields of science such as Agronomy, Horticulture, Soil Science, and Plant Pests and Diseases. Journal of Tropical Agrotek published since 2013 and published three times in one year ie in January, May, and September. Journal of Tropical Agrotek published by Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung in cooperation with Agroteknologi Association of Indonesia (PAGI) Lampung.
Arjuna Subject : -
Articles 29 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2014)" : 29 Documents clear
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENDERAAN SECARA FISIK PADA VIABILITAS BENIH BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) Irianto, Nani Octavia; Pramono, Eko; Hadi, M. Syamsoel
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.516 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2090

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui suhu yang efektif menurunkan  viabilitas benih, (2) mengetahui lama penderaan yang efektif menurunkan viabilitas benih, (3) mengetahui pengaruh kombinasi suhu dan lama penderaan yang efektif menurunkan viabilitas benih. Penelitian ini dilaksanakan di desa Jatimulyo dan Laboratorium Benih Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juni 2012 sampai Agustus 2012. Rancangan yang digunakan adalah faktorial (2x6) dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan faktor utama adalah suhu 39°C dan 41°C dan faktor kedua adalah lama penderaan yang terdiri dari: 0 jam (kontrol), 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 120 jam. Jika asumsi terpenuhi analisis data dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 95%. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh lama penderaan nyata menurunkan viabilitas benih buncis, sedangkan pengaruh suhu dan pengaruh interaksi suhu dan lama penderaan memberikan pengaruhtidak nyata. Viabilitas benih buncis sudah menurun secara nyata setelah didera selama 24 jam yang ditunjukkan oleh variabel kecepatan perkecambahan, sedangkan variabel kecambah normal total, kecambah normal kuat, dan benih mati mengalami penurunan viabilitas setelah didera selama 48 jam.
EFIKASI Beauveria bassiana TERHADAP HAMA KUTU DAUN (Aphis glycines Matsumura) DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISME NONTARGET DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI Rosma Hasibuan; Catur Yuniarsih; Indriyati Indriyati; Purnomo Purnomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.588 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2032

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya produksi kedelai di Indonesia adalah serangan hama mulai dari awal pertumbuhan hingga panen. Aphis glycines (Homoptera: Aphididae) merupakan salah satu hama penting tanaman kedelai. Salah satu jamur entomopatogen yang potensial sebagai agen pengendali hama adalah Beauveria bassiana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamur B. bassiana dalam menurunkan populasi hama A. glycines dan pengaruhnya terhadap organisme nontarget dan pertumbuhan tanaman kedelai. Pengujian dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Kebun Percobaan Lapangan Terpadu, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, menggunakan empat perlakuan yaitu kontrol, aplikasi B. bassiana asal isolat Tegineneng, aplikasi B. bassiana asal isolat Sumberjaya, dan aplikasi B. bassiana komersial. Percobaan ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Data yang didapatkan dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat yang diuji mampu menginfeksi dan menyebabkan kematian pada A. glycines. Mortalitas A. glycines tertinggi terdapat pada perlakuan B. bassiana komersial yang mencapai 78,33 ekor/4 rumpun tanaman.Hasil penelitian tentang organisme nontarget menunjukkan bahwa aplikasi B. bassiana tidak mempengaruhi jumlah famili dan total organisme nontarget. Selain itu hasil penelitian jugamenunjukkan bahwa aplikasi B. bassiana tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, dan jumlahpolong tanaman kedelai.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) TERHADAP POPULASI MIKROORGANISME PELARUT FOSFAT DI PT. GMP LAMPUNG TENGAH Nyang Vania Ayuningtyas Harini; Ainin Niswati; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.009 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2107

Abstract

Sugarcane plantation atPT Gunung Madu Plantation (GMP) has done intensive tillage since 1975. To maintain sustainable production and soil fertility is necessary to manage soil according to good soil conservation. The good choice to maintaince soil quality is no-tillage and mulching system. The research was carried out since July 2010,phosphate solubilizing microorganismwere observedat9 and 12 months after ratoon one, in April and July 2012. The research was designed as a split plot with a randomized block design (RBD) with 5 replications . Main plot are tillage system that consists of no-tillage (T0) and tillage (T1). The subplots were application of baggase mulch. Consisting ofwithout bagasse mulch application (M0) andwith 80 t ha-1baggase mulch (M1). Data were analyzed by analysis of variance at the level of 1% and 5%, which previously had been analyzed with the Bartlett test forHomogeneity and Additivity with Tukey test, and followed by LSD test at the level of 1% and 5%. The results showed that the tillage system and bagasse mulch application did not give significant effect on the population of phosphate solubilizing microorganism. Correlation test results showed that the phosphate solubilizing microorganism population has no correlation with organic C, total N, soil pH, soil moisture, soil temperature, and available P.
EFIKASI HERBISIDA GLIFOSAT TERHADAP GULMA UMUM PADA PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg) YANG SUDAH MENGHASILKAN Evi Oktavia; Dad R. J. Sembodo; Rusdi Evizal
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.585 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2051

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas herbisida Isoprofil Amina (IPA) Glifosat, untuk mempelajari perubahan komposisi jenis gulma setelah aplikasi IPA glifosat, dan untuk mengetahui pengaruh keracunan herbisida IPA glifosat pada tanaman karet menghasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih dan Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dengan 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Susunan perlakuan sebagai berikut yaitu isopropil amina glifosat 720 g ha -1, isopropil amina glifosat 960 g/ha, isopropil amina glifosat 1200 g ha -1 , isopropil amina glifosat 1440 g ha -1 , pengendalian mekanis dan kontrol. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida glifosat pada dosis 720 g ha -1 - 1440 g ha -1 mampu menekan pertumbuhan gulma total, gulma golongan rumput dan gulma dominan (Centocheca lappacea, Cyrtococcum acrescens,Ottochloa nodosa) pada tanaman karet dari 4 MSA sampai dengan 12 MSA, sedangkan gulma golongan daun lebar dan gulma dominan Sellaginella willdenowii hanya pada 4 MSA pada perkebunan karet menghasilkan, dan terdapat perubahan komposisi gulma yang tumbuh setelah aplikasi herbisida glifosat, gulma golongan daun lebar menjadi dominan.
PENGARUH FUNGISIDA BERBAHAN AKTIF ASAM KLORO BROMO ISOSIANURIK TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT BLAS, HAWAR PELEPAH DAUN DAN BERCAK DAUN CERCOSPORA PADA TANAMAN PADI DI GADINGREJO, PRINGSEWU Setiawan, Pendi; Aeny, Titik Nur; Efri, Efri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.528 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2085

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk di Indonesia. Salah satu kendala dalam budidaya padi adalah karena serangan berbagai macam cendawan, diantaranya cendawan Pyricularia oryzae Cav. (penyebab penyakit blas), cendawan Rhizoctonia solani Khun. (penyebab penyakit hawar pelepah daun) dan cendawan Cercospora oryzae Miyake. (penyebab penyakit bercak daun cercospora). Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah penggunaan fungisida sintetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh fungisida berbahan aktif asam kloro bromo isosianurik terhadap intensitas penyakit blas, hawar pelepah daun dan bercak daun cercospora pada tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Desember 2012 sampai dengan Juni 2013. Perlakuan dalam percobaan ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat kelompok. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan nilai tengah masing-masing perlakuan diuji dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi fungisida berbahan aktif asam kloro bromo isosianurik efektif menekan intensitas penyakit blas leher dan penyakit hawar pelepah daun, tetapi  tidak efektif dalam menekan intensitas penyakit blas daun dan penyakit bercak daun cercospora pada tanaman padi varietas Ciherang di Lampung. Tingkat konsentrasi fungisida yang efektif dalam menekan intensitas penyakit blas leher adalah 0,5; 1,0; dan 1,5 g L-1, sedangkan tingkat konsentrasi fungisida yang efektif menekan intensitas penyakit hawar pelepah daun adalah 1,0 g L-1 dan 1,5 g L-1. Tidak ada perbedaan yang nyata antar tingkat konsentasi terhadap intensitas penyakitpenyakit tersebut.
PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Victolika, Hendi; Sarno, Sarno; Ginting, Yohannes Cahya
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.32 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2101

Abstract

Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang akan tumbuh dan berproduksi baik pada tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Asam humat merupakan hasil ekstraksi bahan organik yang dapat dijadikan sebagai subtitusi pupuk kandang atau kompos. Salah satu bahan yang dapat diekstrak untuk menghasilkan asam humat adalah batubara muda. Dalam peningkatan produksi, maka tidak terlepas dari pemupukan. unsur K salah satu unsur hara essensial yang berperan dalam proses pembentukan dan translokasi fotosintat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam humat, pupuk K, serta interaksi dari asam humat dan pupuk K terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat Lycopersicum esculentum Mill. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan metode RAL Faktorial 2×5. Faktor pertama yaitu pupuk K yang berasal dari KCl (k0 = tanpa KCl, k1= dengan KCl 6 g polybag-1). Faktor kedua yaitu konsentrasi asam humat (0, 50, 100, 150, 200 mg L-1. Tanah untuk media tanam adalah jenis Ultisol yang diambil dari Politeknik Negeri Lampung di Jl. Soekarno Hatta No 10 Rajabasa Bandar Lampung. Setiap polybag berisi 10 kg tanah. Homogenitas ragam data pengamatan diuji dengan Uji Bartlett. Data yang sudah homogen dianalisis Uji-F. Analisis lanjut menggunakan uji perbandingan dan polinomial ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa K, asam humat dapat meningkatkan jumlah daun, indeks kehijauan daun, dan bobot buah per tanaman, tetapi bila diberi pupuk K hubungannya tidak nyata dan menurun secara linier pada indeks kehijauan daun dan jumlah daun.
EFIKASI HERBISIDA AMETRIN UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarumL.) LAHAN KERING Ningrum, Anggi Vidya; Sembodo, Dad R.J.; Evizal, Rusdi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.493 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2096

Abstract

Dalam budidaya tebu salah satu masalah utama yang dihadapi adalah pengendalian gulma.Pengendalian gulma sejak awal pertanaman tebu merupakan upaya untuk menunjang pertumbuhan tanaman tebu.Fase kritis tanaman tebu terhadap gulma berlangsung selama tiga bulan awal pertumbuhan tebu.Pengaplikasian herbisida pratumbuh merupakan salah satu cara pengendalian guna menekan tingkat kompetisi tersebut.Tujuan penelitian (1) untuk mengetahui daya kendali herbisida ametrin terhadap pertumbuhan gulma golongan daun lebar dan rumput serta gulma dominan pada budidaya tebu lahan kering (2) pengaruh herbisida ametrin terhadap pertumbuhan tanaman tebu, dan (3) tingkat toksisitas herbisida ametrin terhadap tanaman tebu.Percobaan dilakukan di Desa Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013. Perlakuan terdiri dari ametrin 1,5 kg ha- 1; ametrin 2,0 kg ha-1; ametrin 2,5 kg ha-1; ametrin 3,0 kg ha-1; penyiangan mekanis; dan kontrol. Perlakuan diterapkan pada petak percobaan dalam rancangan acak kelompok (RAK).Setiap perlakuan diulang empat kali.Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas diuji dengan uji Tukey, selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) herbisida ametrin dosis 2,5 k kg ha-1 mampu menekan pertumbuhan gulma total dan daun lebar pada pertanaman tebu hingga 12 minggu setelah aplikasi (MSA), (2) pada 12 MSA perlakuan dosis 3,0 kg ha-1 menghasilkan pertumbuhan tebu yang lebih baik dalam populasi dibandingkan penyiangan mekanis, dan (3) herbisida ametrin dengan dosis 1,5 kg ha-1 hingga 3,0 kg ha-1 tidak meracuni tanaman tebu.
EFISIENSI REGENERASI IN VITRO MELALUI ORGANOGENESIS EMPAT VARIETAS KEDELAI (Glycine max [L].Merr.) DARI EKSPLAN BIJI YANG DIKECAMBAHKAN ATAU DIIMBIBISIKAN Ria Aprilenta; Fitri Yelli; Setyo Dwi Utomo; Akari Edy
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.333 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2091

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan eksplan biji yang dikecambahkan atau diimbibisikan (prakultur) terhadap efisiensi regenerasi in vitro empat varietas kedelai (Glycine max (L).Merr.) melalui organogenesis. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Maret 2013 sampai dengan Mei 2013. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok yang terdiri atas 5 ulangan. Perlakuan disusun secara faktorial (4x2) dengan faktor pertama adalah varietas kedelai sebagai eksplan (Grobogan, Argomulyo, Tanggamus, dan Ijen) dan faktor kedua adalah perlakuan pra-kultur (imbibisi atau pengecambahan). Setiap satuan percobaan terdiri atas empat eksplan yang dikulturkan dalam satu botol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pra-kultur berpengaruh terhadap persentase eksplan yang menghasilkan tunas adventif (PEMTA)dan rata-rata jumlah tunas adventif per eksplan (RJTA). Sedangkan perlakuan varietas dan interaksi hanya berpengaruh pada PEMTA tetapi tidak berpengaruh pada RJTA. Pada perlakuan imbibisi, PEMTA varietas Ijen lebih tinggi daripada Grobogan, Argomulyo, dan Tanggamus. Pada perlakuan pengecambahan, PEMTA varietas Ijen lebih tinggi daripada Argomulyo namun tidak berbeda dengan Tanggamus dan Grobogan. Jika menggunakan varietas Ijen dan Argomulyo, PEMTA perlakuan imbibisi lebih tinggi daripada pengecambahan. RJTA perlakuan pra-kultur imbibisi 20 jam (19,5 tunas per eksplan) lebih tinggi daripada perlakuan kecambah 6 hari (9,63 tunas per eksplan). Selain itu, media pengakaran ½ MS tanpa NAA lebih baik dalam membentuk akar fungsional daripada ½ MS yang mengandung NAA 0,5 mg/l.
KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN (Mentha arvensis Linn.) TERHADAP MORTALITAS LARVA PENGGEREK BATANG JAGUNG (Ostrinia furnacalis Guen.) Eka Yulianita; Nur Yasin; Agus Muhamad Hariri; Subeki Subeki
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.477 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2033

Abstract

Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis Guen.) merupakan salah satu hama penting pada tanaman jagung. Serangan hama ini dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman jagung. Salah satu alternatif pengendalian hama yang aman terhadap lingkungan adalah dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai insektisida nabati. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida nabati adalah mint (Mentha arvensis Linn.). Penelitian tentang penggunaan ekstrak daun mint pada larva penggerek batang jagung dilakukan melalui 3 tahap uji hayati (bioassay). Bioassay I dilakukan untuk mengetahui aktivitas insektisida antara fraksi lapisan air (H2O) dan fraksi lapisan etil asetat (EtOAc) terhadap mortalitas penggerek batang jagung. Dari Bioassay I ini diketahui bahwa fraksi yang lebih aktif adalah fraksi lapisan H2O. Fraksi lapisan H2O menyebabkan mortalitas larva penggerek batang jagung pada pengamatan 240 jsa sebesar 53,33% yang lebih tinggi daripada fraksi EtOAc sebesar 49,33%. Fraksi lapisan H2O ini kemudian diuapkan dan dielusi menjadi 4 fraksi yang tingkat polaritasnya mulai dari polar sampai non polar (fraksi 100% H2O, 20% H2O/MeOH, 50% H2O/MeOH, 100% MeOH) untuk bioassay II. Dari bioassay II diketahui bahwa fraksi 100% H2O mempunyai aktivitas insektisida yang lebih tinggi daripada fraksi campuran air dan metanol. Juga menyebabkan mortalitas penggerek batang jagung sebesar 54,67% pada pengamatan 264 jsa. Oleh karena itu, fraksi 100% H2O dilanjutkan untuk bioassay III dengan konsentrasi 0 ppm, 625 ppm, 1.250 ppm, 2.500 ppm, 5.000 ppm, 10.000 ppm, 20.000 ppm, dan 40.000 ppm. Hasil penelitian tahap akhir ini menunjukkan bahwa toksisitas ekstrak daun mint berpengaruh terhadap penggerek batang jagung. Ekstrak daun mint pada bioassay III dengan perlakuan 40.000 ppm pada 240 jsa dapat menyebabkan mortalitas penggerek batang jagung sebesar 54,67% namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 20.000 ppm.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANAMAN KARET di AFDELING III PTPN VII (Persero) UNIT USAHA KEDATON Maya Puspitasari; Tamaluddin Syam; Rusdi Evizal; Ali Kabul Mahi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.161 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i2.2108

Abstract

Karet adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung yang tersebar hampir diseluruh Kabupten di Provinsi Lampung. Tahun 2010 pertanaman karet di Provinsi Lampung seluas 119.83 ha dengan total produksi 72.240 ton. Untuk mencapai produksi yang maksimal, maka suatu jenis tanaman harus ditanam pada tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Dengan evaluasi kesesuaian lahan dapat diketahui kesesuaian suatu wilayah untuk tanaman karet serta kelayakan secara ekonomi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penilaian kesesuaian lahan kualitatif berdasarkan kriteria Djaenuddin dkk 2000 dan evaluasi kuantitatif adalah analisis finansial dengan menghitung NPV, Net B/C, IRR, dan BEP. Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman karet di Field 2005 E PTPN VII (Persero) Unit Usaha Kedaton Way Galih Lampung Selatan pada bulan Agustus 2012. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey dengan pendekatan evaluasi lahan secara paralel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanaman karet di Field 2005 E PTPN VII Unit Usaha Kedaton Way Galih berdasarkan potensi fisik lingkungan termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas ketersediaan air dan retensi hara (S2wanr) dan secara finansial layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV = Rp 132.281.885 ha-1, Net B/C = 2,3, IRR = 24,30% thn-1 , dan BEP = 14 tahun 7 bulan 12 hari.

Page 2 of 3 | Total Record : 29


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 11, No 4 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, November 2023 (In Progress) Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023 Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023 (ON PROGRESS) Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023 Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023 (ON PROGRESS) Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023 Vol 10, No 4 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, NOVEMBER 2022 Vol 10, No 4 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, NOVEMBER 2022 (ON PROGRESS) Vol 10, No 3 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, AGUSTUS 2022 Vol 10, No 3 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, AGUSTUS 2022 (IN PROGRESS) Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022 Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022 (IN PROGRESS) Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, JANUARI 2022 Vol 9, No 3 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, SEPTEMBER 2021 Vol 9, No 2 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, MEI 2021 Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, JANUARI 2021 Vol 8, No 3 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, SEPTEMBER 2020 Vol 8, No 2 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, MEI 2020 Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020 Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019 Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019 Vol 7, No 1 (2019) Vol 6, No 2 (2018): JAT Vol.6 (2) 2018 Vol 6, No 3 (2018) Vol 6, No 2 (2018) Vol 6, No 1 (2018) Vol 5, No 3 (2017) Vol 5, No 2 (2017) Vol 5, No 1 (2017) Vol 4, No 3 (2016) Vol 4, No 3 (2016) Vol 4, No 2 (2016) Vol 4, No 1 (2016) Vol 4, No 1 (2016) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 3 (2014) Vol 2, No 3 (2014) Vol 2, No 2 (2014) Vol 2, No 2 (2014) Vol 2, No 1 (2014) Vol 2, No 1 (2014) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue