cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Agrotek Tropika
Published by Universitas Lampung
ISSN : 23374993     EISSN : 26203138     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrotek Tropika (JAT) is a journal of science in the field of agrotechnology which covers several fields of science such as Agronomy, Horticulture, Soil Science, and Plant Pests and Diseases. Journal of Tropical Agrotek published since 2013 and published three times in one year ie in January, May, and September. Journal of Tropical Agrotek published by Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung in cooperation with Agroteknologi Association of Indonesia (PAGI) Lampung.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2015)" : 20 Documents clear
KOMPATIBILITAS METARHIZIUM ANISOPLIAE DAN EKSTRAK DAUN BABADOTAN UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KEPIK HIJAU DI LABORATORIUM Siti Jarlina; Lestari Wibowo; Agus M. Hariri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.408 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2012

Abstract

Pemanfaatan jamur entomopatogen dan pestisida nabati secara terpisah telah banyak dilakukan untuk pengendalian hama. Selanjutnya penggunaan secara bersama antara jamur entomopatogen dan pestisida nabati juga sedang dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompatibilitas jamur entomopatogen Metarhizium anisopliae dan ekstrak daun babadotan serta pengaruhnya terhadap mortalitas Nezara viridula. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pertama uji kompatibilitas M. anisopliae dengan ekstrak daun babadotan pada media PDA, kedua adalah aplikasi campuran suspensi M. anisopliae dan ekstrak daun babadotan terhadap N. viridula. Hasil percobaan menunjukkan bahwa M. anisopliae tidak kompatibel dengan ekstrak daun babadotan. Hal tersebut ditunjukkan oleh penurunan pertumbuhan koloni, daya kecambah dan sporulasi jamur M. anisopliae. Selain hal itu diketahui bahwa Aplikasi suspensi M. ansiopliae dan aplikasi ekstrak daun babadotan secara tunggal menyebabkan mortalitas N. viridula yang tidak berbeda nyata antara keduanya. Aplikasi suspensi M. anisopliae dengan penambahan ekstrak daun babadotan 2 ml dan 3 ml menyebabkan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan mortalitas N. viridula pada aplikasi tanpa penambahan ekstrak babadotan
UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH TERHADAP Aspergillus flavus YANG BERASAL DARI BEBERAPA DAERAH DI LAMPUNG Daryanti Daryanti; Muhammad Nurdin; Radix Suharjo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.221 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2007

Abstract

Salah satu permasalahan pada produksi kacang tanah di Indonesia adalah rusaknya biji kacang tanah akibat infeksi jamur Aspergillus flavus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan varietas kacang tanah terhadap A. flavus yang berasal dari berbagai daerah di Lampung dan perbedaan virulensi jamurA. flavusdari berbagai daerah di Lampung. Rancangan Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial dalam rancangan acak lengkap (RAL). Sebagai faktor pertamaadalah varietas kacang tanah yaitu empat varietas dan faktor kedua adalah asal isolat yang terdiri dari isolat Bandar Lampung, isolat Lampung Tengah, dan isolat Mesuji. Masing-masing kombinasi diulang tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan perbedaan nilai tengah di uji dengan BNT (5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Talam I memiliki ketahanan paling baik dibandingkan varietas Kelinci I, Hypoma I, dan K/SR I. Masing-masing varietas memiliki nilaiketerjadian yang beragam hal itu menunjukkan bahwa tingkat ketahanan masing-masing varietas terhadap A. flavus berbeda- beda. Hasil keterjadian dan persentase pererkecambah yang berbeda menunjukkan bahwa tingkat virulensi isolatA. flavus dari masing-masing isolat bervariasi. IsolatA. flavus asal Lampung Tengah merupakan isolat yang memiliki tingkat virulensi paling tinggi
PENGARUH FRAKSI EKSTRAK DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SPORULASI Colletotrichum capsici SECARA IN VITRO Shintya Wulandari; Titik Nur Aeny; Efri Efri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.025 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2002

Abstract

Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai. Salah satu cara pengendalian penyakit antraknosa yang ramah lingkungan adalah penggunaan fungisida nabati atau fungisida yang berasal dari ekstrak daun atau bagian-bagian tanaman lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun babadotan yang difraksinasi dengan pelarut air, metanol, etil asetat dan n-heksana dalam menekan  pertumbuhan dan sporulasi C. capsici secara in vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September sampai dengan Desember 2014. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Keenam perlakuan tersebut yaitu perlakuan tanpa menggunakan ekstrak, ekstrak tanaman uji dengan pelarut air, metanol, etil asetat dan n-heksana serta fungisida sintetik berbahan aktif propineb 70% . Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi ekstrak daun babadotan dengan pelarut metanol menunjukkan hasil yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan dan sporulasi C. capsici secara in vitro. Namun, keefektivan fraksi ekstrak tersebut lebih rendah dibandingkan dengan fungisida sintetik berbahan aktif propineb 70%.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN RESIDU PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP STRUKTUR TANAH, BOBOT ISI, RUANG PORI TOTAL DAN KEKERASAN TANAH PADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Ricky Ardiansyah; Irwan Sukri Banuwa; Muhajir Utomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.958 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2034

Abstract

Olah tanah konservasi (olah tanah minimum dan tanpa olah tanah) menjadi alternatif penyiapan lahan yang dilaporkan dapat mempertahankan produktivitas tanah tetap tinggi. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan olah tanah konservasi adalah dengan mengembalikan residu tanaman setelah panen sebagai sumber bahan organik dalam bentuk mulsa yang mampu menjaga sifat fisik tanah. Disisi lain pengolahan yang intensif dapat merusak struktur dan ruang pori yang telah terbentuk dari bahan organik. Oleh karena itu, pengolahan tanah sebaiknya dilakukan seminimum mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan residu pemupukan nitrogen terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti struktur tanah, bobot isi, ruang pori total, dan kekerasan tanah pada pertanaman kacang hijau. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan disusun secara faktorial 2 x 3 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah residu nitrogen terdiri dari pemupukan 0 kg N ha -1 , 100 kg N ha -1 . Faktor kedua adalah sistemolah tanah terdiri dari tanpa olah tanah, olah tanah minimum, olah tanah intensif. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet dan aditivitasnya dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam. Perbandingan nilai tengah pengamatan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum struktur olah tanah intensif berbentuk granular, sedangkan olah tanah konservasi cenderung gumpal. Bobot isi, ruang pori dan kekerasan tanah pada sistem olah tanah intensif tidak berbeda nyata dibandingkan dengan sistem olah tanah konservasi, begitu pula dengan pemberian residu pemupukan nitrogen 100 kg N ha -1 tidak berbeda nyata dibanding dengan tanpa residu pemupukan N. Tidak terdapat interaksi antara sistem pengolahan tanah dan residu pemupukan N terhadap bobot isi, ruang pori total dan kekerasan tanah.
PENGARUH FREKUENSI APLIKASI ISOLAT JAMUR ENTOMOPATOGEN Metarhizium anisopliae TERHADAP KUTUDAUN (Aphis glycines Matsumura) DAN ORGANISME NON-TARGET PADA PERTANAMAN KEDELAI Erna Wathi; Rosma Hasibuan; Indriyati Indriyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.81 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.1997

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi aplikasi jamur Metarhizium anisopliae terhadap mortalitas dan populasi kutudaun Aphis glycines Matsumura serta populasi organisme nontarget pada pertanaman kedelai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Keenam perlakuan tersebut yaitu tanpa aplikasi (kontrol), 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, dan 5 kali aplikasi M. anisopliae. Data populasi A. glycines, baikyang masih hidup maupun yang telah terinfeksi M. anisopliae, serta organisme nontarget diuji dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata (BNT) dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasiM. anisopliae menyebabkan kematian terhadap kutudaun. Pengamatan langsung terhadap mortalitas A. glycines pada minggu keenam setelah aplikasi menunjukkan bahwa total mortalitas A. glycines tertinggi adalah pada frekuensi penyemprotan sebanyak 5 kali. Sedangkan tingkat mortalitas A. glycines tertinggi pada pengamatan dengan teknik ground cloth pada frekuensi penyemprotan M. anisopliae sebanyak 3 kali. Tanaman kedelai yang tidak diaplikasikan jamur M. anisopliae memiliki kepadatan populasi tertinggi dibandingkan tanaman kedelai yang diaplikasikan. Aplikasi M. anisopliae dengan berbagai frekuensi berpengaruh nyata terhadap jumlah famili dan total organisme nontarget yang ditemukan pada pitfall trap. Selain itu, aplikasi M. anisopliae tidak berpengaruh terhadap data pendukung berupa tinggi tanaman dan jumlah daun, namun aplikasi jamur berpengaruh nyata pada jumlah bunga, jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong tidak isi, berat polong kering, dan berat biji kering.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP POPULASI DAN BIOMASSA CACING TANAH PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) RATOON KE-2 Alexander Sibuea; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Dermiyati Dermiyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.951 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2013

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem olah tanah (TOT) dan aplikasi mulsa bagas pada lahan pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap populasi dan biomassa cacing tanah di PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah pada ratoon 2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013. Percobaan dilakukan di lahan pertanaman tebu PT Gunung Madu Plantations dengan perlakuan sistem olah tanah dan aplikasi limbah pabrik gula jangka panjang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Analisis cacing tanah dilakukan di Laboratorium Biologi Ilmu Tanah dan analisis contoh tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Unversitas Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan disusun secara split plot dengan 5 ulangan. Sebagai petak utama adalah perlakuan sistem olah tanah (T) yaitu T 0 = olah tanah intensif, T 1 = tanpa olah tanah, dan anak petak dalam penelitian ini adalah penggunaan limbah pabrik gula yaitu : M 0 = tanpa mulsa ; M 1 = mulsa 80 ton ha -1 bagas (C/N ratio 86). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan Uji Bartlett dan aditivitasnya dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah diuji dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Untuk mengetahui hubungan antara populasi dan biomassa cacing tanah dengan C-organik, pH, kadar air tanah, dan suhu tanah dilakukan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Sistem olah tanah tidak berpengaruh terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman tebu; (2) pengaplikasian mulsa bagas berpengaruh terhadap populasi dan biomassa cacing tanah pada pertanaman tebu; (3) terdapat 2 famili cacing tanah yang didapat dari hasil identifikasi, yaitu famili Megascolecidae dan famili Glossoscolecidae; (4) tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas terhadap populasi dan biomassa cacing tanah.
KORELASI ANTARA KARAKTER BUAH TERUNG (Solanum melongena L.) DAN PENGUJIAN VIABILITAS BENIH SETELAH DISIMPAN 6 BULAN Elba, Dwina Safareta; Sa’diyah, Nyimas; Nurmiaty, Yayuk
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.249 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.1991

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakter buah dan hasil, serta untuk mengetahui pengaruh bentuk buah terhadap viabilitas benih terung yang telah disimpan 6 bulan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan BPTP Natar dan Laboratorium benih Universitas Lampung dari bulan November 2013 sampai Mei 2014. Pengujian seleksi karakter buah terung dilaksanakan dengan percobaan tanpa ulangan dan menggunakan analisis Korelasi Pearson dan Sperman.Korelasi Pearson digunakan untuk menyatakan besar hubungan linear antara dua variabel untuk data kuantitatif. Korelasi Sperman digunakan untuk mengetahui korelasi dua variabel data kualitatif dengan menggunakan skor atau rangking. Pengujian viabilitas benih menggunakan rancangan percobaan teracak sempurna dan analisis Korelasi Sperman. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa bobot buah per tanaman berkorelasi positif dengan diameter buah, panjang buah per tanaman, bobot benih per tanaman, dan bentuk buah. Pengujian viabilitas benih menunjukkan tidak adanya korelasi antara perlakuan bentuk buah terung ungu dan viabilitas benih. Dari hasil pengujian viabilitas benih terung ungu bahwa perlakuan bentuk buah tidak berpengaruh terhadap viabilitas benih yang dihasilkan kecuali pada pengujian bobot kering kecambah normal. Bobot kering kecambah normal paling tinggi berasal dari bentuk buah skor 3 yaitu bentuk buah bulat sedikit oval.
PENGARUH EKSTRAK ALANG-ALANG, BABADOTAN DAN TEKI TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH PISANG KULTIVAR CAVENDISH Intan Zahara Arie; Joko Prasetyo; Efri Efri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.047 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2008

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus), dan babadotan (Ageratum conyzoides) terhadap pertumbuhan dan sporulasi Colletotrichum musae. Penelitian juga bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak alang-alang, teki dan babadotan terhadap keparahan penyakit antraknosa secara in vivo.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Juni sampai dengan September 2014. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 (lima) perlakuan dan 6 (enam) ulangan. Lima perlakuan tersebut yaitu kontrol, iprodion 50%, esktrak teki, babadotan, dan alang-alang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan kemudian dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak teki, babadotan dan alang-alang dapat menekan pertumbuhan, sporulasi C. musae secara in- vitro dan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang secara in-vivo. Ekstrak teki dan babadotan lebih efektif dalam menekan pertumbuhan, sporulasi C. musae dan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang. Ekstrak teki dan babadotan menunjukkan keefektifitasan yang sebanding dengan fungisida iprodion 50% dalam menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang.
PENGARUH EKSTRAK BEBERAPA TANAMAN FAMILI ZINGIBERACEAE TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH PISANG Tiara Puspa Yendi; Efri Efri; Joko Prasetyo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.541 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2003

Abstract

Colletotrichum musae adalah penyebab penyakit antraknosa pada buah pisang. Pengendalian penyakit ini biasanya dilakukan dengan menggunakan fungisida sintetis yang menimbulkan residu dan berdampak negatif pada lingkungan. Salah satu upaya mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan fungisida nabati dari ekstrak tanaman dari famili Zingiberaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tanaman jahe, kencur, kunyit, dan lengkuas terhadap pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum musae secara in-vitro dan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang secara in-vivo. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2014. Percobaan disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan enam ulangan. Lima perlakuan tersebut adalah ekstrak dari tanaman jahe, kencur, kunyit, lengkuas dengan konsentrasi 10% (v/v) dan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe, kunyit dan kencur dengan konsentrasi 10% (v/v) dapat menekan pertumbuhan jamur C. musae secara in-vitro. Ekstrak kencur memiliki kemampuan paling efektif dalam menekan pertumbuhan jamur C. musae secara in-vitro, namun dalam percobaan secara in-vivo semua ekstrak tidak dapat menekan keparahan penyakit antraknosa pada buah pisang.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP INFILTRASI PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) RATOON KEDUA Setiawan Aripin; Irwan Sukri Banuwa; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.444 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i2.2035

Abstract

P enelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem pengolahan tanah dan pemberian mulsa bagas terhadap laju infiltrasi pada lahan pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.) ratoon kedua. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2013 sampai pada bulan September 2013 dan pengamatan infiltrasi dilakukan pada bulan Juni 2013 (selesai panen tebu) di PT GMP, Lampung Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian pada musim tanam ke 3 (ratoon kedua), Pengukuran infiltrasi langsung dilakukan dilahan PT GMP dan analisis contoh tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan AGT, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung untuk mengetahui sifat fisik tanah. Perlakuan disusun dalam rancangan petak terpisah (split plot design) dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah, yang terdiri dari OTI (T 1 ) dan TOT (T 0 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ) dan tanpa mulsa bagas 80 t ha -1 (M 0 ). Dengan demikian terbentuk 4 kombinasi perlakuan dengan 5 kelompok sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Adapun kombinasi perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: T 1 M 1 = olah tanah intensif + mulsa bagas 80 t ha -1 ; T1 M 0 = olah tanah intensif + tanpa mulsa bagas; T 0 M 1 = tanpa olah tanah + mulsa bagas 80 t ha -1 ; T 0 M 0 = tanpa olah tanah + tanpa mulsa bagas; Data total infiltrasi yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 1% dan 5%, yang sebelumnya diuji homogenitas ragamnya dengan Uji Bartlett dan aditivitasnya dengan Uji Tukey. Rata-rata nilai tengah diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 1% dan 5%. Dibuat kurva laju infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kapasitas dan kecepatan laju infiltrasi pada sistem OTI lebih tinggi dibandingkan dengan sistem TOT; (2) Perlakuan sistem OTI maupun TOT dengan aplikasi mulsa bagas 80 t ha -1 tidak berpengaruh terhadap meningkatnya laju infiltrasi; (3) tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dengan aplikasi mulsa bagas terhadap laju infiltrasi tanah.

Page 2 of 2 | Total Record : 20


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 11, No 4 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, November 2023 (In Progress) Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023 (ON PROGRESS) Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023 Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023 Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023 (ON PROGRESS) Vol 11, No 1 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, FEBRUARI 2023 Vol 10, No 4 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, NOVEMBER 2022 Vol 10, No 4 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, NOVEMBER 2022 (ON PROGRESS) Vol 10, No 3 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, AGUSTUS 2022 Vol 10, No 3 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, AGUSTUS 2022 (IN PROGRESS) Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022 (IN PROGRESS) Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022 Vol 10, No 1 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, JANUARI 2022 Vol 9, No 3 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, SEPTEMBER 2021 Vol 9, No 2 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, MEI 2021 Vol 9, No 1 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, JANUARI 2021 Vol 8, No 3 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, SEPTEMBER 2020 Vol 8, No 2 (2020): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 8, MEI 2020 Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020 Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019 Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019 Vol 7, No 1 (2019) Vol 6, No 2 (2018): JAT Vol.6 (2) 2018 Vol 6, No 3 (2018) Vol 6, No 2 (2018) Vol 6, No 1 (2018) Vol 5, No 3 (2017) Vol 5, No 2 (2017) Vol 5, No 1 (2017) Vol 4, No 3 (2016) Vol 4, No 3 (2016) Vol 4, No 2 (2016) Vol 4, No 1 (2016) Vol 4, No 1 (2016) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 3 (2014) Vol 2, No 3 (2014) Vol 2, No 2 (2014) Vol 2, No 2 (2014) Vol 2, No 1 (2014) Vol 2, No 1 (2014) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue