cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jx.santo@gmail.com
Phone
+6287836107190
Journal Mail Official
jurnalangelion@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Solo-Kalioso km 7, Selorejo, Wonorejo, Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27233324     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Angelion adalah jurnal ilmiah teologi dengan warna Injili, merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pendidikan Kristen, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup. Focus dan Scope penelitian Angelion adalah: Teologi Biblikal Teologi Sistematika Isu-isu Teologi Pendidikan Kristen Angelion terbit dua kali setiap tahun, Juni dan Desember.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020" : 6 Documents clear
Pola Manajemen Penginjilan Paulus Menurut Kitab Kisah Para Rasul 9-28 Paulus Purwoto; Asih Rachmani Endang Sumiwi
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.879 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.71

Abstract

The ideal evangelism is evangelism that has directed growth, both qualitatively and quantitatively, management is fundamental and absolutely necessary in evangelistic services, so that the running of evangelism services can be coordinated and carried out well. Evangelism management is the process of handling, controlling and directing the work of evangelism by working with others. This study aims to find patterns in Paul's evangelistic management according to the Book of Acts 9-28 from the perspective of modern management science. This study uses a qualitative method with a library research approach and hermeneutics, where the researcher tries to answer the research problem by looking for literary sources that correlate with the research problem. These sources are the study of the text of the Book of Acts 9-28 as well as textbooks, both physical books and e-books, and journals. The conclusion of this research is that there is Paul's evangelistic management pattern in Acts 9-28, namely setting a clear vision, planning evangelism, organizing evangelism, conducting evangelism, and controlling evangelism. Paul's evangelistic management pattern can be used as a pattern for church evangelism today.Penginjilan yang ideal adalah penginjilan yang mengalami pertumbuhan yang terarah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, olehnya manajemen merupakan hal fundamental dan mutlak diperlukan dalam  pelayanan penginjilan, sehingga berjalannya pelayanan penginjilan  dapat terkoordinir dan terlaksana dengan baik.  Manajemen Penginjilan adalah proses menangani, mengontrol dan mengarahkan pekerjaan penginjilan dengan bekerja sama dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola manajemen penginjilan Paulus menurut Kitab Kisah Rasul 9-28 dalam perspektif ilmu manajemen modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan dan hermeneutika, dimana  peneliti  berusaha menjawab permasalahan penelitian dengan mencari sumber-sumber literatur yang berkorelasi dengan masalah penelitian. Sumber-sumber tersebut adalah kajian teks Kitab Kisah Rasul 9-28 serta buku teks, baik buku fisik maupun e-books, dan jurnal. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pola manajemen penginjilan Paulus dalam Kisah Rasul 9-28 yaitu  penetapan visi yang jelas, perencanaan penginjilan, pengorganisasian penginjilan,   pelaksanaan penginjilan,  dan pengendalian penginjilan. Pola manajemen penginjilan Paulus tersebut dapat dijadikan sebagai pola penginjilan gereja masa kini.
Dinamika Pendidikan Agama Kristen pada Masa Pandemi Covid-19: Analisis Kompetensi Pedagogik Yesus dalam Injil Matius Victorius Wau
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.162 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.72

Abstract

The period of the Covid-19 pandemic is a period of transition for the world, including in the field of education, which is the right of everyone. During the transition period, the government has decided to carry out the online teaching and learning process by using conference calls or social media. This model is now used by almost all educational institutions in Indonesia. In this case, of course, there are striking differences in the teaching and learning process, including with Christian Education. Therefore, the distance learning process of Christian Education can emulate the pedagogical competence of Jesus in Matthew's Gospel to be applied during this pandemic, so that the three educational domains (cognitive, affective and psychomotor) can be achieved properly. The method in writing this paper is descriptive qualitative, observing the book of Matthew and observing the dynamics of education during the pandemic via the internet and direct actions experienced by schools in Indonesia. The conclusion of this paper is that the teacher must imitate Jesus' pedagogy, such as: the teacher must know the character of the student, the teacher must be communicative with structured and creative material, the teacher can use the discovery learning method, the teacher must provide teaching based on the child's needs, and the teacher must continue to teach basic things in a child's life.Masa pandemi Covid-19 adalah masa transisi bagi dunia, termasuk di bidang pendidikan yang adalah hak setiap orang. Di masa transisi, pemerintah telah menetapkan untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring dengan menggunakan conference call atau media sosial. Model ini kini digunakan hampir seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini tentu ada perbedaan yang mencolok dalam proses KBM, tidak terkecuali dengan Pendidikan Agama Kristen (PAK). Maka dari itu, dalam proses pembelajaran PAK jarak jauh dapat meneladani kompetensi pedagogik Yesus dalam Injil Matius untuk diterapkan di masa pandemi ini, sehingga tiga ranah pendidikan (kognitif, afektif dan psikomotorik) tetap tercapai dengan baik. Metode dalam penulisan karya tulis ini adalah deskriptif kualitatif, mengamati kitab Matius dan pengamatan dinamika pendidikan di masa pandemi lewat internet dan tindakan langsung yang dialami oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Kesimpulan dari karya tulis ini adalah guru harus meneladani pedagogik Yesus, seperti: guru harus mengenal karakter murid, guru harus komunikatif dengan materi yang terstruktur dan kreatif, guru dapat menggunakan metode discovery learning, guru harus memberikan pengajaran berdasarkan kebutuhan anak, dan guru harus tetap mengajarkan hal-hal yang mendasar dalam kehidupan anak.
Iman Kristen dan Perundungan di Era Disrupsi Yonatan Alex Arifianto; Joseph Christ Santo
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.34 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.73

Abstract

Social media is actually used to improve social relationships and increase roles in various ways. However, on the one hand, social media is used as an arena for bullying to others and groups. The problem in this research is how the role of Christian faith. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, this research comes to the conclusion that believers must know the era of disruption in human social development, then understand the influence of social media on ethics, and examine how Christian faith views in the face of bullying. Holding on to the view that the Christian existence must be the salt and light of the world means that we must be prepared to live side by side with physical differences, ideas, and all other things.Persoalan yang terjadi dimana media sosial yang sejatinya digunakan untuk meningkatkan hubungan sosial dan meningkatkan peran dalam berbagai hal. Namun dalam satu sisi media sosial dijadikan ajang perundungan (bullying) kepada sesama maupun kelompok. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur dapat dicapai tujuan penulisan dengan menyimpulkan bahwa iman Kristen dalam menghadapi perundungan di tengah disrupsi, dimana orang percaya harus mengetahui era disrupsi dalam perkembangan sosial manusia, lalu memahami adanya pengaruh media sosial dalam etika, dan mencermati bagaimana perundungan dalam pandangan iman Kristen untuk diterapkan dalam menghadapi penindasan. Sehingga ada peran orang percaya dalam menghadapi perundungan di era disrupsi. Orang percaya diharapkan mempunyai pandangan dalam menerima segala perbedaan baik fisik, ide, dan segala hal. Serta mau hidup berdampingan untuk terus menjadi garam dan terang seperti yang diinginkan Yesus dalam kehidupan kekristenan
Penyelamatan Bumi dan Isinya dalam Pandangan Ekoteologi: Sebuah Analisis Biblikal Agustin Soewitomo Putri
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.951 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.76

Abstract

The development of the world, especially in relation to the condition of the earth which includes nature and its environment, increases the time it experiences an increasingly dire situation. News about the occurrence of floods, smog that causes pollution, land damage and marine pollution due to uncontrolled plastic waste and garbage and various forms of environmental pollution have become news that is commonly heard and even tends to be considered wind. Earth's worsening conditions can no longer be underestimated. The condition of the earth will affect the continuity of human civilization in the future and the inevitable consequence is that today's humans are also responsible for the condition and health of the earth which will be passed on to their children and grandchildren. While on the other hand, religion, with its teachings that talk more about heaven, is accused of being the cause of all causes of damage due to human neglect of nature. This is where Ecotheology is expected to become a bridge to resolve this gap so that understanding of God and care for all of His creation are connected with the biblical explanation. This study aims to present the biblical idea of saving the earth and its contents, so that Christians can share responsibility for the management of the earth. As for the conclusion are: First, humans must return to the original concept of its formation, as guardians, preservers, managers of the earth with full power but not done arbitrarily. Second, saving the earth actually begins with a mandate for humans to protect their own race, the task of procreating and multiplying is the task of balancing the existing population, the task of balancing also includes being responsible for education for the next generations. Third, the laws in the Old Testament provide an important concept which until today can be a pattern for humans to care for the preservation of nature. Fourth, the concept of redemption carried out by Christ includes the restoration of the earth and everything in it and this restoration requires cooperation and awareness from humans to work for it.Perkembangan dunia, khususnya berhubungan dengan kondisi bumi yang meliputi alam dan lingkungannya, bertambah waktu mengalami keadaan yang semakin memprihatinkan. Berita tentang terjadinya banjir, kabut asap yang mengakibatkan polusi, kerusakan tanah dan pencemaran laut akibat limbah plastik dan sampah yang tak terkendali dan berbagai bentuk pencemaran-pencemaran lingkungan telah menjadi pemberitaan yang biasa didengar bahkan cenderung dianggap angin lalu. Kondisi bumi yang makin buruk ini tidak lagi bisa disepelekan. Keadaan bumi akan mempengaruhi kelangsungan peradaban manusia di masa depan dan konsekuensi yang tak dapat dielakkan adalah manusia jaman sekarang turut bertanggungjawab atas keadaan dan kesehatan bumi yang akan diwariskan kepada anak cucunya. Sementara di pihak lain, agama dengan ajarannya yang lebih banyak berbicara tentang surga, dituding menjadi penyebab segala pemicu kerusakan karena pengabaian manusia terhadap alam. Di sinilah Ekoteologi diharapkan menjadi jembatan untuk menyelesaikan kesenjangan tersebut sehingga pemahaman tentang Allah dan perawatan terhadap seluruh ciptaan-Nya terhubung dengan penjelasan Alkitab. Penelitian ini bertujuan mengemukakan gagasan Alkitab tentang penyelamatan bumi dan isinya, sehingga orang-orang Kristen ikut bertanggung jawab terhadap pengelolaan bumi. Adapun sebagai kesimpulan adalah: Pertama, manusia harus kembali kepada konsep awal pembentukannya, sebagai penjaga, pemelihara, pengelola bumi dengan kekuasaan yang penuh namun bukan dikerjakan dengan sewenang-wenang. Kedua, penyelamatan bumi justru diawali dengan mandat untuk manusia menjaga rasnya sendiri, tugas beranak cucu dan bertambah banyak adalah tugas untuk menyeimbangkan populasi yang ada, tugas menyeimbangkan juga meliputi tugas bertanggung jawab untuk pendidikan bagi generasi-generasi berikutnya. Ketiga, hukum-hukum dalam Perjanjian Lama memberikan konsep penting yang hingga hari ini dapat menjadi pola manusia untuk merawat kelestarian alam. Keempat, konsep penebusan yang dilakukan oleh Kristus mencakup pemulihan atas bumi dan segala isinya dan pemulihan tersebut memerlukan kerjasama dan kesadaran dari manusia untuk mengusahakannya.
Retraksi: Eksistensi dan Kiprah Ahli Taurat pada Masa Intertestamental Andreas Sese Sunarko
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini diretraksi pada tanggal 22 Februari 2021 karena sudah diterbitkan pada Jurnal Teologi Rahmat Vol. 6, No. 2, http://sttrem.co.id/e-journal/index.php/jtr/article/view/13
Keselamatan Eksklusif dalam Yesus di tengah Kemajemukan Beragama Ayub Sugiharto
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.517 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.66

Abstract

Keselamatan eksklusif di dalam Yesus adalah keselamatan yang bersifat absolut, mutlak, dan final.  Ini berarti bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, dan tidak ada jalan yang lain bagi keselamatan.  Inilah makna keselamatan eksklusif dalam Yesus.  Sebagai konsekuensi, keselamatan tidak dapat diperoleh di luar Yesus.  Dengan demikian ungkapan banyak jalan ke Roma, tidak dapat diterima dalam konteks keselamatan.  Agama-agama yang oleh para penganutnya dianggap sebagai saluran keselamatan juga mengalami kegagalan karena agama-agama sebagai produk manusia tidak punya kuasa untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam konteks kemajemukan beragama, keselamatan eksklusif di dalam Yesus dapat menimbulkan ketegangan atau bahkan konflik dengan penganut agama lain.  Untuk itu orang percaya perlu mengembangkan sikap toleransi, dalam arti menghargai atau menghormati para pemeluk agama lain dalam hubungan bermasyarakat, namun tidak bertoleransi dalam keyakinan yang mereka percayai. Toleransi hendaknya dilakukan dalam suatu hubungan yang di dasari oleh kasih.  Namun di sisi lain, orang percaya tidak boleh lupa dengan tanggung jawab utamanya untuk memberitakan Injil.  Toleransi dalam konteks kemajemukan beragama bukanlah alasan bagi orang percaya untuk tidak memberitakan Injil karena memberitakan Injil adalah tugas yang melekat dan pemberita Injil adalah identitas yang melekat dalam diri orang percaya. 

Page 1 of 1 | Total Record : 6