sih, leksminingsih
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penelitian beberapa jenis karet alam yang digunakan untuk pembuatan aspal karet dari aspal pen 60 sih, leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 7 No 3 (1991)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RINGKASAN Penggunaan beberapa jenis karet alam untuk embuatan aspal karet telah banyak dilakukan, hasilnya dapat dipraktekkan untuk pembuatan perkerasan jalan terutama diluar negeri.
PERBANDINGAN KINERJA UNIT PENCAMPURAN ASPAL PANAS MODIFIKASI (AMP MODIFIKASI) DENGAN KINERJA PAN MIXER DALAM MEMPRODUKSI CAMPURAN DINGIN ASPAL EMULSI sih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 18 No 2 (2001)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan aspa emulsi di Indonesia untuk perkerasan jalan selama ini sangat terbatas, yaitu hanya untuk lapis ikat ( tack coat) saja, meskipun demikian pemanfaatan campuran dingin aspal emulsi dalam skala kecil, meliputi pekerjaa pemeliharaan berupa tambalan dari Slurry Seal,. Kendala pelaksanaa campuran dingin aspal emulsi adalah pada perencanaan campuran, dmana untuk mendapatkan komposisi agregat dan kadar aspal emulsi optimum harus melalui uji campuran beraspal di laboraturium. Kendala lainnya adalah pada banyaknya campuran aspal emulsi yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemeliharaan dengan jumlah campuran yang banyak, penggunaan alat Pan Mixer kurang memadai, sehingga diperlukan alat pencampur yang mempunyai kapasitas besar, yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP) yang biasa digunakan untuk campuran aspal panas. Penggunaan AMP yang baku perlu dilakukan modifikasi, sehingga sesuai untuk campuran dingin. Hasil penelitian campuran dingin aspal emulsi dengan menggunakan alat AMP dan Pan Mixer, yang dilakukan di DPU Kabupaten Bandung, didapatkan hasil komposisi campuran agregat kasar: sedang dan halu, 33: 27: 40 dengan kadar aspal emulsi 10,5%, kadar air penyelimutan 14% dan kadar air pemadatan 6%. Dengan menggunakan AMP yang telah dimodifikasi didapat kadar aspal emulsi 10,7% dengan alat Pan Mixer kadar aspal emulsi 7,4% gradasi agregat untuk keduanya memenuhhi persyaratan spesifikasi Puslitbang Jalan .
PENGGUNAAN X RAY FLUORESCENCE UNTUK PENENTUAN UNSUR-UNSUR KIMIA BAHAN JALAN sih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 9 No 1 (1992)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya jenis bahan jalan dan jembatan di mana setiap bahan jalan mempunyai jumlah unsur kimia yang banyak. Pemeriksaan selain dari sifat fisik kimianya, untuk setiap jenis bahan jalan telah banyak dilakukan pemeriksaan sifat fisik, juga sifat kimia banyak mempengaruhi ketahanan bahan jalan terhadap lingkungannya. Sebagai contoh untuk baja karbon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, silikat, mangan, phospor, dan sulfur, masing-masing unsur ini mempunyai pengaruh terhadap mutu dari baja karbon.Di dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian beberapa unsur yang terdapat di dalam bahan jalan antara lain contoh padat; baja karbon, contoh bubuk,; slag, kapur, tanah, pasir, mineral asbuton dll, contoh cair; air dari berbagai sumber. Sedangkan pengaruh sifat kimia terhadap campuran bahan jalan dan jembatan akan dibahas didalam penelitian selanjutnya.
PENGAKAJIAN MUTU ASPAL PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN DI PROPINSI-PROPINSI PULAU JAWA sih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan No 4 (1996)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan sebagai sarana perhubungan sangat vital dalam menunjang laju pertumbuhan di biidang ekonomi yang saat ini sedang giat dilaksanakan. Dikaitkandengat fungsi jallan yang sangat vital tersebut, dituntut antara lain umur teknis jalan sesuai dengan perencanaan. Untuk mencapai umur teknis jalan sesuai dengan perencanaan, banya faktor pendukungnya, antara lain adalah aspal yang digunakan untuk bahan pengikat campuran beton aspal harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Untuk pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan di Indonesia saat ini, umum digunakan aspal produk pertamina. Shell dan ESSO. Untuk mengetahuiaspal pada proyek jalan. Hasil pengkajian mutu aspal pada tahun anggaran 1994/1995. Pengambilan contoh dilaksanakan pada beberapa proyek jalan di pulau Jawa dengan hasil sebagai berikut : pen 40 sebanyak 1 contoh memenuhi persyaratan: aspal 60 sebanyak 20 contoh 55% tidak memenuhi persyaratan: aspal pen 80 sebanyak 13 contoh 15% tidak memenuhi persyaratan: aspal emulsi sebanyak 5 contoh 1005 memenuhi persyaratan. Untuk aspal pen 60 dan pen 80 yang tiidak memenuhi persyaratan adalah : titik lembek hal ini ditunjukan dengan nnilai penetrasi Indekx (PI) berkisar antara-1, 5 sampai -0, 6 dan stiffness Modulus bervariasi antara 10 6 sampai 10 7 pa, dengan kata lain relatif peka terhadap temperature. Keawetan ddari aspal pen 60 dan 80 umunya memenuhi persyaratan yang dtunjukan dengan nilai parameter Maltene (PM) yang berkisar antara 0,960 sampai 1,23.
PENELITIAN PEMBUTAN ASPAL KARET MELALUI CAMPURAN INDK (MASTERBATCH) KARET ALAM sih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 16 No 2 (1999)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbaikan mutu aspal minyak dengan penambahan karet alam diperkirakan dapat mengambat kerusakan-kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalandi Indonesia yang beriklim tropis. Penggunakaan karet dalam bentuk beberapa jenis karet olaan seerti: Crepe, RSS, SIR digunakan untuuk pembuatan aspal karet. Dari semua jenis karet ini yang secara langsung dapat digunakan adalah latek yang mempunyai kadar karet kering 60%(kkk 60). Untuk jenis karet lainnya sebaiknya dibuat campuran induk aspal karet terlebih dahulu sehingga memudahkan cara pencampuran. Persoalan yang perlu dipecahkan dalam penggunaan karet sebagai bahan tambah aspal adalah teknik melarutkan atauu mendispensikan karet kedalam asal sehingga diperoleh campuran yang homogen. Apabila hal ini sudah terpecahkan maka terbuka kemungkinan penggunaan karey yang murah, dengan mutu yang sama seperti karet-karet yang umum digunakan untuk campuran aspal-karet. Pada penelitian ini dibuat dua macam campuran induk dari karet alam cair (jenis latek kkk 60%) dan dari hasil olaan karet alam berbentuk pada (jenis crepe). Dari hasil pengujian terhadap mutu aspal karet di laboraturium yang meliputi uji fisik aspal dan campuran beraspal di dapat hasil komposisi campuran induk sebagai berikut ; 1) Campuran induk dari karet cair (latek kkk 60%) dengan komposisi campuran 21% latek dan 79% aspal pen 60 (MB 21) dan 2) Cmpuran induk dari karet padat (crepe)n dengan komposisi 60% karet padat jenis crepe dan 40% aspal pen 60 (MB 60/40).