p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Seni Makalangan
Risa Nuriawati
Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KREATIVITAS GONDO DALAM TARI JAIPONGAN Risa Nuriawati dan Arthur S, Nalan
Jurnal Seni Makalangan Vol 5, No 2 (2018): "Mengupas Kreativitas, Menumbuhkan Sensitivitas"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.891 KB) | DOI: 10.26742/mklng.v5i2.842

Abstract

ABSTRAK Pada perkembangannya, Jaipongan hidup subur dan menyebar ke berbagai penjuru daerah Jawa Barat, sehingga memunculkan keragaman gaya (style) dari setiap koreografernya. Koreografer-koreografer muda Jaipongan saat ini, pada dasarnya memiliki struktur dan gaya yang berbeda, sehingga dapat dikatakan telah terjadi perkembangan dari gaya Gugum Gumbira. Pebedaan itu terletak di setiap unsurnya, seperti pada unsur koreografi, unsur tata rias dan busana, serta pada unsur musiknya (karawitan). Oleh karena itu Jaipongan memiliki perkembangan dan dinamika tersendiri yang telah melahirkan kreativitas dari para koreografer muda yang memunculkan tarian-tarian kreasi baru. Dari sekian nama koreografer yang berkaitan langsung dengan perkembangan Jaipongan saat ini, penulis memfokuskan perhatian terhadap kreativitas salah seorang koreografer Jaipongan yaitu Gondo.Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengkajian Kreativitas Gondo dalam tari Jaipongan, maka penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teori proses kreatif dari Graham Wallace yaitu tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.Adapun hasil yang dicapai dari pengkajian ini yaitu terungkapnya proses kreatif Gondo dalam pembuatan karya-karyanya yang dimulai dari penuangan konsep dan eksplorasi gerak, pentransferan gerak hasil eksplorasi Gondo kepada murid-murid secara variatif, penggunaan konsep kontemporer dalam bentuk dan isi, lalu uji karya dalam bentuk pertunjukan.Key Word: Jaipongan, Gondo, Kreativitas, Proses Kreatif.  ABSTRACT In its development, Jaipongan flourished and spread to various parts of West Java area, so that it rises to a variety of styles of each choreographer. Young choreographers of Jaipongan nowadays have basically different structures and styles, thus it can be said that there has been developments of Gugum Gumbira's style. The difference lies in each element, such as the choreography, makeup and costume, as well as the musical elements (karawitan). Jaipongan, therefore, has its own development and dynamic that makes creativity of the young choreographers to create new dance creations. Of the choreographer names that are directly related to the current development of Jaipongan, the author focuses on the creativity of one Jaipongan's choreographer, namely Gondo.To achieve optimal results in studying Gondo's creativity in Jaipongan dance, the author uses Qualitative method with Graham Wallace's Creative Process theory approach, namely preparation, incubation, illumination and verification.The results of this study are the revelation of Gondo's creative process in making his works which started from decanting the concepts and exploring the motion, transferring motion of his exploration to the students in variety ways, using contemporary concepts in the form and content, then testing his works in the form of performances.Keywords: Jaipongan, Gondo, Creativity, Creative Process. 
PROSES KREATIF GONDO DALAM PENCIPTAAN TARI SANCANG GUGAT Risa Nuriawati
Jurnal Seni Makalangan Vol 8, No 2 (2021): "Tari Di Ruang Virtual"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v8i2.1799

Abstract

ABSTRAKTarian sancang gugat adalah tarian genre jaipongan yang diciptakan oleh kreator muda Agus Gandamanah (Gondo). Tarian ini merupakan tarian kreasi baru dengan adanya gerak kontemporer (gerak masa kini) serta dalam isi lirik tersebut menggambarkan keadaan masyarakat sunda masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kreatif tari Sancang Gugat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan teori Proses Kreatif dari Graham Wallace yaitu tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Adapun hasil yang dicapai dari penelitian ini yaitu terungkapnya Proses kreatif dalam pembuatan karya tari sancang gugat yang menghasilkan temuan gerak-gerak ciri khas gaya gondo dalamtarian tersebut. Kata Kunci: Sancang Gugat, Proses Kreatif, Makna Simbolik. ABSTRACTGondo Creative Process In The Creation Of The Sancang Sugat Dance, December 2021. Sancang gugat dance is a jaipongan genre dance created by young creator Agus Gandamanah (Gondo). This dance is a new creation dance with the present movement and the contents of the lyrics describe the current state of Sundanese society. This study aims to describe the creative process of the sancang gugat dance. The method used in this research is descriptive qualitative with the Creative Process theory approach from Graham Wallace, namely the preparation, incubation, illumination, and verification The results achieved from this research are revealing the creative process in making The Sancang Gugat dance work which produces the symbolic meaning of the dance in the sancang gugat dance rhymes that describe the current state of Sundanese society. Keyword: Sancang Gugat, Creative Process, Symbolic Meaning.
KARYA TARI “BIAS” SEBUAH KONSEP KARYA TARI KONTEMPORER Rendica Rendica; Risa Nuriawati
Jurnal Seni Makalangan Vol 9, No 2 (2022): "Dimensi Kreativitas Ketubuhan Penari Sunda"
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v9i2.2383

Abstract

Berawal dari kenangan masa kecil pada saat berkunjung ke kebun binatang (Bandung Zoolgical) Bandung, sebuah tempat wisata di Kota Bandung, menimbulkan suatu perasaan untuk menjadikan hewan sebagai ide garap sebuah karya tari. Hewan yang menarik perhatian pada saat itu ialah burung merak, karena memiliki keindahan tersendiri. Berpijak dari keindahan burung merak tersebut, selanjutnya diwujudkan ke dalam sebuah penciptaan karya tari berjudul “BIAS”. Bias diambil dari bahasa Indonesia yang artinnya adalah pantulan caya terhadap suatu medium tertentu, karena pada saat burung merak melebarkan ekornya pantulan cahaya yang mengenai ekornya akan menampilkan visual yang indah. Berdasarkan latar belakang tersebut, proses penciptaan karya tari menggunakan metode garap dalam tiga tahapan yaitu: eksplorasi, komposisi, dan evaluasi. Karya tari ini berbentuk tari kelompok bertipe tari murni, di dalamnya tidak hanya mengambil pola gerak burung merak namun dipadukan dengan gerak tradisi dan keseharian yang telah dikembangkan baik secara ruang, tenaga, dan waktu hingga tercipta suatu karya tari yang berjudul BIAS. Kata Kunci: Hewan, Burung merak, Tari murni, Bias. ABSTRACT DANCE WORKS “BIAS” A CONTEMPORARY DANCE WORK. December 2022. Starting from childhood memories when visiting the Bandung Zoo (Bandung Zoological) Bandung, a tourist spot in the city of Bandung, gave rise to a feeling of making animals an idea to work on a dance piece. The animal that attracted attention at that time was the peacock, because it had its own beauty. Based on the beauty of the peacock, it is then embodied in the creation of a dance piece entitled "BIAS". Bias is taken from the Indonesian language, which means the reflection of light on a particular medium, because when a peacock spreads its tail, the reflection of light hitting its tail will display a beautiful visual. Based on this background, the process of creating dance works uses the working method in three stages, namely: exploration, composition, and evaluation. Karya tari ini berbentuk tari kelompok bertipe tari murni, di dalamnya tidak hanya mengambil pola gerak burung merak namun dipadukan dengan gerak tradisi dan keseharian yang telah dikembangkan baik secara ruang, tenaga, dan waktu hingga tercipta suatu karya tari yang berjudul BIAS. Keywords: Animals, Peacocks, Pure Dance, Bias.