National Health Service di Inggris menghitung jejak karbon di sektor kesehatan lebih dari 18 juta ton CO2 setiap tahun mewakili 25% dari total emisi sektor publik.Konsep Green Hospitalmenjawab masalah yang tengah menjadi isu global saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menjelaskan faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pelaksanaan green hospital yang berlaku di RS Mekarsari kota Bekasi.Penelitian ini menggunakan desain RAP (Rapid Assesment Procedure) dan analisis data menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process). Informan sebanyak 5 orang, yaitu Direktur RS, Manager Bagian Penunjang Medik, Kepala Instalasi Sanitasi Lingkungan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPSRS) dan Koordinator Kebersihan.Faktor pendorong terbesar pada kriteria efisiensi penggunaan air dengan indicator adanya kebijakan hemat air sebesar 16,37% dan tersedianya fasilitas daur ulang air limbah sebesar 13.84%. Pada kriteria efisiensi penggunaan energi dengan indicator memakai lampu LED, penggunaan AC hemat energi, penggunaan lampu energi matahari dan adanya kebijakan tentang efisiensi energi masing-masing sebesar 10.68%.Sedangkan faktor penghambat terbesaryaitu pada kriteria efisiensi penggunaan air dengan indikator tidak tersedia fasilitas daur ulang air limbah sebesar 12,85%, kriteria efisiensi penggunaan energi dengan indicator tidak memakai lampu ruangan dengan LED, tidak menggunakan AC hemat energi, tidak menggunakan lampu energi matahari, masing-masing sebesar 10,86% kemudian indikator tidak ada kebijakan sebesar 9,96%.Pelaksanaan green hospital di RS Mekarsari tergolong cukup baik. Mengingat bahwa RS Mekarsari ini adalah RS pertama di Kota Bekasi yang menerapkan pelaksanaan green hospital.