Suraya, Citra
Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SUMBER AIR BERSIH DENGAN KEJADIAN DEMAM TYPHOID PADA ANAK Citra Suraya; Atikasari Atikasari
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 4: Agustus 2019 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.009 KB) | DOI: 10.36729/jam.v4i3.205

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan masyaakat kita, baik diperkotaan maupun pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas yang mendalam dari Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti, higiene perorangan dan hiene penjamah makanan yang rendah. Proses makanan atau minuman terkontaminasi didukung oleh factor lain yakni manusia yang terlibat langsung dengan pengolahan bahan makanan serta perilaku kebersihan diri perorangan yang baik karena bakteri sering ditemukan pada tangan. Tujuan: Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan demam tyfoid pada anak. Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit, yang berjumlah 35 orang. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data uji Chi-square.   Hasil:  Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan personal hygiene dengan kejadian demam tyfoid (ρ=0,008). Ada hubungan sumber air bersih dengan kejadian demam tyfoid di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2019 (ρ=0,018). Ada hubungan hygiene makanan dan minuman dengan kejadian demam tyfoid (ρ=0,010). Saran: Petugas kesehatan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai demam tifoid, cara pencegahan penyakit, dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan kebersihan lingkungan yang masih kotor agar masyarakat tidak terjangkit demam tifoid. Kata kunci       : Personal Hygiene, Sumber Air Bersih, Demam Tyfoid
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISME DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Citra Suraya
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 12, No 1 (2020): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v12i1.365

Abstract

Latar belakang: Autisme merupakan ketidakmampuan perkembangan yang terlihat sebelum usia dua setengah tahun dengan gangguan pada wicara, bahasa, mobilitas dan hubungan interpersonal. Terapi bermain merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah anak autis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh terapi bermain terhadap interaksi sosial anak autisme di Sekolah Luar Biasa (SLB). Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Eksperimen. Penelitin ini dilaksanakan pada tanggal 20 oktober  sampai dengan 27 november  tahun 2019. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 30 responden. Jenis analisa data yang digunakan statistic paired sample t-tes.  Hasil:  Ada pengaruh Terapi bermain terhadap interkasi sosial pada anak Autis di SLB dengan nilai p value 0,000 <α (0,05). Ada perbedaan terapi bermain terhadap interaksi sosial pada anak Autis di SLB didapatkan mean sebelum intervensi (pre test) sebesar 2,73 menjadi 2,27 (post test). Terdapat selisih antara pre test dan post test intervensi dengan metode presentasi sebesar 0,46. Nilai signifikansi 0,000 <0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara  bermakna terapi bermain pada pre test dan post test dengan interaksi sosial anak autis. Saran: Diharapkan kepada pihak Kepala Sekolah SLB agar dapat memberikan fasilitas bagi tenaga guru untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan terapi aktivitas salah satunya terapi bermain melalui pelatihan-pelatihan sehingga impactnya dapat dirasakan oleh anak-anak didik yang berkebutuhan khusus. Kata Kunci : Terapi Bermain, Interaksi Sosial, Anak Autisme.
Hubungan Hygiene Makanan, Sumber Air dan Personal Hygiene dengan Kejadian Diare pada Anak Citra Suraya
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung Vol 3 No 2 (2020): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : STIKES Citra Delima Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.708 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v3i2.78

Abstract

Negara berkembang diserang oleh beragam jenis penyakit bawaan makanan. Dengan sistem pelaporan yang buruk atau tidak ada sama sekali pada kebanyakan negara berkembang. Akan tetapi, beratnya situasi ini dapat dipahami dengan melihat angka prevalensi penyakit diare yang tinggi di kalangan bayi dan anak-anak. Sebelumnya ada dugaan bahwa persediaan air yang terkonta minasi merupakan sumber utama patogen yang menyebabkan diare. Perlu diperhatikan bahwa peranan air dan makanan dalam penularan penyakit diare tidak dapat diabaikan karena air merupakan unsur yang ada dalam makanan maupun minuman dan juga digunakan untuk mencuci tangan, bahan makanan, serta peralatan untuk memasak atau makan. Pada air terkontaminasi dan hygiene yang baik tidak dipraktikkan, makanan yang dihasilkan kemungkinan besar juga.Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi rawat inap rumah sakit Rumah Sakit. Sampel pada penelitian ini adalah pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit pada bulan Januari sampai dengan Februari Tahun 2019, yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Ada hubungan hygiene makanan dengan diare pada anak (ρ=0,005). Ada hubungan sumber air dengan diare pada anak (ρ=0,008). Ada hubungan personal hygiene dengan diare pada anak (ρ=0,024). Lebih menggalakkan penyuluhan terkait faktor risiko penyakit diare pada anak. Upaya penyuluhan hendaknya dilakukan secara terus menerus sampai masyarakat khususnya ibu anak bisa mamahami akibat dari personal hygiene dan sanitasi makanan yang tidak baik.
Hubungan Hygiene Makanan, Sumber Air dan Personal Hygiene dengan Kejadian Diare pada Anak Citra Suraya
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 3 No 2 (2020): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.708 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v3i2.78

Abstract

Negara berkembang diserang oleh beragam jenis penyakit bawaan makanan. Dengan sistem pelaporan yang buruk atau tidak ada sama sekali pada kebanyakan negara berkembang. Akan tetapi, beratnya situasi ini dapat dipahami dengan melihat angka prevalensi penyakit diare yang tinggi di kalangan bayi dan anak-anak. Sebelumnya ada dugaan bahwa persediaan air yang terkonta minasi merupakan sumber utama patogen yang menyebabkan diare. Perlu diperhatikan bahwa peranan air dan makanan dalam penularan penyakit diare tidak dapat diabaikan karena air merupakan unsur yang ada dalam makanan maupun minuman dan juga digunakan untuk mencuci tangan, bahan makanan, serta peralatan untuk memasak atau makan. Pada air terkontaminasi dan hygiene yang baik tidak dipraktikkan, makanan yang dihasilkan kemungkinan besar juga.Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi rawat inap rumah sakit Rumah Sakit. Sampel pada penelitian ini adalah pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit pada bulan Januari sampai dengan Februari Tahun 2019, yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Ada hubungan hygiene makanan dengan diare pada anak (ρ=0,005). Ada hubungan sumber air dengan diare pada anak (ρ=0,008). Ada hubungan personal hygiene dengan diare pada anak (ρ=0,024). Lebih menggalakkan penyuluhan terkait faktor risiko penyakit diare pada anak. Upaya penyuluhan hendaknya dilakukan secara terus menerus sampai masyarakat khususnya ibu anak bisa mamahami akibat dari personal hygiene dan sanitasi makanan yang tidak baik.
Spiritual Care Needs In Patients With Coronary Heart Disease : Literature Review Aris Citra Wisuda; Tukimin; Citra Suraya
Jurnal Inspirasi Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2023): Spesial Edisi Khusus (Proceeding)
Publisher : Fakultas Kesehatan IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jika.v1i2.40

Abstract

Background: Coronary heart disease continues to have a significant mortality rate mortality rate of up to 72.14% annually. Patients who have this disease also struggle to fulfill their basic needs, particularly their spiritual demands. In order for patients to experience a higher quality of life, it is crucial to meet their spiritual requirements. Objective: This study aims to determine the spiritual needs of patients with coronary heart disease. Methods: The Literature review was carried out through Google Scholar and PubMed. The keywords used in were English incuding “Cronic illnes” AND “Spiritual Needs” OR “Spiritual” NOT “Sprirituality” AND “Coronary Heart Disease” OR “Ischemic heart disease” OR “Coronary artery disease” AND “qualitative”. The study employed qualitative method. Result: The spiritual need of the relationship dimension with oneself was acceptance of the past. The spiritual need from the dimension of relationships with other people was the support from friends, partners or family. The spiritual need from the dimension of relationship with nature was the availability of a comfortable environment. The need for the dimension of relationship with God was gratitude for the life one has. Conclusion: Patients with coronary heart disease must have their spiritual needs met in order to cope with their illness and have a better quality of life.
Completeness Of Nursing Evaluation Documentation In Integrated Patient Development Records In Diabetes Mellitus Patients In A Palembang Hospital Citra Suraya; Tukimin; Aris Citra Wisuda; Regidor III Dioso
Jurnal Inspirasi Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2023): Spesial Edisi Khusus (Proceeding)
Publisher : Fakultas Kesehatan IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jika.v1i2.46

Abstract

Background: Diabetes mellitus is a chronic disease that has increased to 76.77% globally. Patients with diabetes mellitus need continuous Care in the nursing process. Documentation of integrated diabetes mellitus nursing evaluation in progress notes is a communication tool in integrated Care carried out by professional caregivers in providing health services to diabetes patients. Incomplete documentation will form an unfavorable framework that will exacerbate the PPA framework because documentation is essential for the professional practice of doctors, nurses, pharmacists and nutritionists to avoid unexpected events (KTD), medication errors Hospital intervention errors. Objectives: This study looks at the factors that most influence PPA in documenting integrated patient development records in the Inpatient Room of A Hospital Palembang. Research Methods: The research design is a non-experimental or analytic survey with a cross-sectional approach. The research was conducted from April 27, 2023, to May 17, 2023. The population in this study were caregivers consisting of doctors, nurses, pharmacists and nutritionists. The sampling technique for this study was proportional random sampling with a total sample of 72. The data analysis used was Chi-Square. Results: The description of the results of this study shows that the research conducted at Hospital A found Integrated Patient Progress Notes completeness by four professional care providers but incomplete integrated patient progress notes filling was found at 76.4% Conclusion: Obtained incomplete documentation of integrated patient progress notes at Hospital A Palembang.
PELATIHAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MENGGUNAKAN SDKI, SLKI DAN SIKI MELALUI PRESENTASI AUDIOVISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DI RSUD PALEMBANG BARI Aris Citra Wisuda; Citra Suraya; Rusmarita; Dian Emiliasari
Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): UKHUWAH : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/ujpkm.v1i1.366

Abstract

Pengetahuan perawat merupakan modal dasar yang dibutuhkan perawat dalam penerapan asuhan keperawatan spiritual. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perawat di RSUD Palembang BARI melalui pendekatan penerapan asuhan keperawatan spiritual dengan metode presentasi, audiovisual dan demonstrasi. Pelatihan ini dilakukan terhadap 35 perawat. Bentuk kegiatan berupa pelatihan yang dilakukan melalui telekonferensi, diawali dengan ceramah dan diskusi serta penayangan video terkait tata cara memfasilitasi ibadah pasien yang dirawat di rumah sakit. asuhan keperawatan spiritual dengan menggunakan buku pedoman dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yaitu Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Hasil Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Intervensi Keperawatan Indonesia. Standar (SIKI). Hasil penelitian bahwa memiliki perbedaan pengetahuan pre dan post intervensi (pelatihan) pada metode presentasi, audiovisual dan demonstrasi pelatihan penerapan asuhan spiritual dengan metode presentasi, audiovisual dan demonstrasi terhadap pengetahuan perawat. Perawat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif baik biologi, psikologi, sosialspiritual, namun kebutuhan spiritual belum sepenuhnya terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan spiritual terkait ibadah tentunya diberikan sesuai dengan agama masing-masing individu. Perawat dapat berperan sebagai fasilitator dalam memenuhi kebutuhan spiritual
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PERAWAT: PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MELALUI PELATIHAN MODUL KEPERAWATAN SPIRITUAL Aris Citra Wisuda; Tukimin bin Sansuwito; Citra Suraya
Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): UKHUWAH : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/ujpkm.v1i2.387

Abstract

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien perlu bersifat holistik, mencakup aspek biopsikososiospiritual. Tujuan pengabdian ini dilakukan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam asuhan keperawatan spiritual di RS. Islam Siti Khadijah Palembang melalui pelatihan dan oengembangan modul keperawatan spiritual. Melalui analisis situasi menggunakan Focus Group Discussion (FGD), hasil menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di ruang ICCU RS Islam Siti Khadijah Palembang memprioritaskan pelatihan keperawatan spiritual (94,25%). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diprakarsai oleh Dosen STIK Bina Husada Palembang bersama Mahasiswa Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang. Modul panduan ibadah bagi orang sakit telah berhasil disusun dan mendapatkan sertifikat Hak Cipta. Pelatihan Keperawatan Spiritual dengan penerapan modul dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2023, melibatkan 14 orang perawat di ruang ICCU. Jumlah peserta yang mengikuti pre-test dan post-test sebanyak 14 orang. Hasil pre-test menunjukkan pengetahuan kategori kurang sebanyak 77,84%, sementara cukup sebanyak 22,16%. Setelah menjalani post-test, terjadi peningkatan pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 85,76%, dan cukup sebanyak 14,24%. Evaluasi keterampilan praktik ibadah pasien terhadap 14 perawat menunjukkan hasil pre-test keterampilan kurang sebanyak 41,25%, sementara baik sebanyak 58,75%. Pada post-test, keterampilan praktik ibadah perawat meningkat, baik sebanyak 94,25%, dan cukup sebanyak 5,75%. Kesimpulan setelah dilakukan pelatihan ini didapat bahwa sebagian besar perawat mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan asuhan keperawatan spiritual.