Virginia, Indriyani
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN GROUP REALITY THERAPY BAGI WARGA BINAAN UNTUK MEMILIH KEGIATAN SETELAH KELUAR DARI RUANG PAMSUS LAPAS X Jennyfer, Jennyfer; Suryadi, Denrich; Virginia, Indriyani
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.933

Abstract

Lapas X memiliki warga binaan sebanyak 3.110 orang. Jumlah tersebut melebihi batas maksimum yang dapat ditampung. Kurangnya sumber daya manusia dari lapas membuat tidak setiap warga binaan mendapatkan kesempatan untuk melakukan tes secara psikologis. Salah satu masalah yang dihadapi adalah banyak warga binaan yang belum mengetahui kegiatan apa yang akan diambil setelah keluar dari ruang pamsus. Oleh sebab itu, dibutuhkan terapi untuk membantu warga binaan memilih dengan tepat dan bijaksana kegiatan yang ada di Lapas X. Salah satu terapi yang dapat dilaksanakan adalah group Reality Therapy. Tujuan terapi kelompok ini adalah untuk mengarahkan serta membantu warga binaan untuk bertindak aktif dalam mencari dan memilih kegiatan setelah keluar dari ruang pamsus. Terapi ini mampu membantu individu dalam menemukan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhannya secara adaptif. Model yang digunakan untuk menggambarkan keseluruhan prosesnya tetap sama yaitu WDEP. W adalah wants, D adalah direction dan doing, E adalah evaluation, serta P adalah Planing. Komponen-komponen WDEP adalah hal yang perlu dieksplorasi selama proses terapi. Hasil intervensi akan diukur dengan melihat skor pre-test dan post-test melalui pernyataan dan skala yang telah dibuat. Setelah intervensi, partisipan menunjukkan peningkatan skor. Peningkatan skor dilihat dari hasil pernyataan berdasarkan skala Likert, hal ini menunjukkan bahwa partisipan telah mampu memilih kegiatan di lapas dan mampu memahami materi yang dilihat dari isi catatan harian setiap akhir sesi. Selama intervensi berlangsung, partisipan mampu mengikuti intervensi dengan kooperatif dan aktif.
PENERAPAN BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MELAKUKAN HEMODIALISIS Mustika, Rima; Suryadi, Denrich; Virginia, Indriyani
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1667

Abstract

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retro perituneal bagian atas. Ginjal orang dewasa memiliki panjang 12 – 13cm dengan lebar 6cm dan berat sekitar 120-150gram. Fungsi reguler ginjal adalah mengangkut sisa – sisa metabolisme tubuh. Ketika ginjal tidak mampu lagi berfungsi, maka ginjal mengalami kegagalan gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme tubuh. Penyakit ini terus berkembang secara perlahan hingga fungsi ginjal semakin memburuk. Hal ini menyebabkan penumpukan dalam tubuh berupa cairan yang apabila tidak dikeluarkan akan meracuni tubuh. Terapi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan hemodialisis. Hemodialisis (HD) adalah tindakan yang dilakukan untuk mencuci darah dengan tujuan membantu mengeluarkan zat – zat yang tidak diperlukan tubuh karena ginjal tidak dapat melaksanakan tugasnya lagi. Pasien tersebut juga harus menjaga asupan cairan harian agar tidak kelebihan cairan dalam tubuh. Untuk itu, dokter menganjurkan batasan asupan cairan yang harus dipatuhi. Namun, terkadang pasien sering tidak mematuhi hal ini karena sering merasa haus dan tidak dapat mengontrol asupan cairannya. Terapi psikologis yang dapat dilakukan adalah dengan behavior therapy. Tujuan dari intervensi behavior therapy yang dilakukan adalah untuk membantu subjek agar dapat memahami dan disiplin dalam memenuhi asupan cairan hariannya. Teknik yang digunakan adalah memberikan intervensi dengan modelling therapy dan dilakukan pada satu pasien (single-subject design) yang melakukan hemodialisis di Klinik X. Metode tersebut merupakan salah satu desain penelitian eksperimental yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi efektivitas dari suatu intervensi. Hasil dari intervensi ini diharapkan subjek dapat memahami dengan baik kondisinya dengan bantuan behavior therapy sehingga subjek menjadi sadar akan pentingnya mentaati aturan asupan cairan hariannya. Terdapat peningkatan kepatuhan pada pasien setelah intervensi diberikan. Dapat dikatakan pendekatan behavior therapy dengan teknik modelling dapat membantu pasien untuk meningkatkan kepatuhan pasien akan asupan cairan hariannya