Doni Nofra
UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

WANITA TUNA SUSILA DI SUMATERA BARAT DAN PEMBINAANNYA (STUDI KASUS PANTI ANDAM DEWI SOLOK) Doni Doni Nofra; Inggria Kharisma
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.943 KB) | DOI: 10.30983/it.v3i1.961

Abstract

Tuna Susila (WTS) women are women who sell themselves and perform sexual acts as a livelihood, in terms of religion and health, the actions of Tuna Susila (WTS) women violate the norms in living life. In overcoming their efforts, there needs to be a guidance for Women Tuna Susila (WTS) to change their mindset so that they leave acts that are not following the prevailing norms in life. They can find better jobs and develop the knowledge that is in themselves as well as the knowledge that has been given while in the institution and return to the right path. The theory used in this study is the social theory of phenomenology (phenomenology Sociology), which was put forward by Alfred Schutz, who states that human action becomes a social relationship if humans give meaning or meaning to their activities as something meaningful. This study uses qualitative methods with descriptive types to develop the problems to be studied. From the results of the study, it was concluded that the coaching process that was obtained by Women Tuna Susil (WTS) while in the Andam Dewi Solok orphanage, had made most of the Tuna Susil Women (WTS) leave their jobs as Tuna Susil (WTS) and could continue their lives towards better. Forms of guidance given to Women with Tuna Susil (WTS) at Andam Dewi Solok orphanage can be grouped into four of them: (a). Physical guidance aims to improve the physical and health conditions of Tuna Susila Women (WTS) to be able to absorb the guidance material delivered. (b). Thoughtful guidance, the aim is to guide and improve the mental or psychological of the client. (c). Community social guidance aims to lead to harmony and community life togetherness. (d). Skills guidance, the purpose of this skill is for those who are trained to gain knowledge and skills so they can open their own business from the skills they have.
Persatuan Mahasiswa Islam Patani Thailand Indonesia (PMIPTI) Kota Padang Dalam Mempertahankan Eksistensi Budaya Melayu Doni Nofra; Inggria Kharisma
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 10 No. 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.389 KB) | DOI: 10.15548/khazanah.v10i1.261

Abstract

PMIPTI adalah sebuah organisasi mahasiswa Patani Thailand yang ada di Indonesia, organisasi ini didirikan untuk menyatukan mahasiswa Patani yang menuntut ilmu ke Indonesia. Organisasi ini suda memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia, juga salah satunya di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat usaha yang dilakukan anggota PMIPTI dalam mempertahankan budaya Melayu di Indonesia khususnya di Padang. Penelitian ini dilaksanakan berkaitan dengan hasil diskusi penulis dengan beberapa orang anggota PMIPTI Padang tentang kondisi keberadaan mereka di Indonesia khususnya di Padang, begitu juga berkaitan dengan kampung halamannya Thailand Selatan Patani. Keberadaan anggota PMIPTI di indonesia khususnya Padang, tidak hanya berkumpul-kumpul saja melainkan juga mencapai satu misi untuk mempertahankan budaya Melayu yang di Patani hari ini sudah banyak dihilangkan bahkan generasi muda Patani hari ini banyak yang tidak mengenal budaya Melayu yang merupakan jati diri Patani dahulunya. Mulainya hilang budaya Melayu di Patani salah satunya disebapkan oleh kebijakan pemerintahan Thailand yang ingin menghilangkan budaya Melayu yang pernah ada di Thailand. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah Thailand adalah melalui program pendidikan yang menggunakan bahasa Thai dalam kurikulumnya. Selain itu, anak-anak Patani sedikit sekali mendapatkan pencerahan berkaitan budaya Melayu. Untuk mempertahankan budaya Melayu Patani, PMIPTI Padang berusaha untuk mengulang dan mempelajari agar budaya mereka tetap bisa dipertahankan. Salah satu usaha yang dilakukan PMIPTI Padang adalah melakukan pembinaan bahasa Melayu bagi anggota PMIPTI, membudayakan berpakayan Melayu di setiap acara PMIPTI dan kegiatan lainnya. Kegiatan ini dilakukan PMIPTI padang agar mereka bisa mengetahui bagaimanabudaya mereka dahulunya sangat baik, namun hari ini sudah mulai hilang dan tidak ada lagi.
TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA DAN JAWA Arki Auliahadi; Doni Nofra
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.439 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.210

Abstract

Islam menjadi kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Masuknya Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran para ulama dan pedagang muslim hingga terbentuklah berbagai Kerajaan Islam di Indonesia. Jejak-jejak adanya persebaran Islam di tanah air pun sudah banyak kita jumpai, salah satunya yakni berbagai jejak Kerajaan Islam di Indonesia, khususnya yang terdapat di pulau Sumatera dan Jawa.
ORGANISASI PITI DALAM MEMPERCEPAT PEMBAURAN ETNIS TIONGHOA MUSLIM DI KOTAPADANG Doni Nofra; Arki Auliahadi
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 9, No. 17, Januari-Juni 2019
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.972 KB) | DOI: 10.15548/khazanah.v0i0.189

Abstract

Penelitian ini menggunakanpendekatan organisasi dan sosiologi yaitu Toleratin merupakan bagian dari Akomudasi, (Sebagai suatu usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu untuk mencapai kestabilan). pendekatanyang digunakan adalah analisis historis yang bertujuan untuk melihat sejarah berdiri danperananorganisasi PITI Padang dalam mempercepat pembauran. Penulis mewawancarai informan dan mencaridokumentasi lainnya yang mendukung untuk sumber data.Peran PITI Padang sangat diperlukan oleh etnis Tionghoa baik yang muslimmaupun non-muslim. Bagi Muslim Tionghoa, PITI sebagai wadahsilaturrahmi, untuk saling memperkuat semangat dalam menjalankan agama Islam. Bagi etnis Tionghoa non-Muslim,PITI menjadi jembatan antara mereka dengan umat Islam.Bagi pemerintah, PITIsebagai komponen bangsa yang berperan strategis sebagai jembatanpenghubung antar suku dan etnis,untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara KesatuanRepublik Indonesia. Usaha pembauran yang dilakukan PITIdalam kalangan etnis Tionghoa Muslim di Kota Padang, seperti jalur Kontak kerjasama, perdagangan, keagamaan, pola pemukiman, organisasi, perpolitikan, berganti nama atau tukar identitas, seni, budaya, penggunaan bahasa, pendidikan, dan pernikahan.
PERLAWANAN KESULTANAN MELAYU JAMBI TERHADAP KOLONIAL BELANDA: KASUS SULTAN MUHAMMAD FACHRUDDIN (1833-1844 M) DAN SULTAN THAHA SAIFUDDIN (1855-1904 M) Ona Yulita; Doni Nofra
Tamaddun Vol 2, No 2 (2018): Juli-Desember 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.913 KB) | DOI: 10.30983/fuaduna.v2i2.2068

Abstract

Disclosure about the formation and development of the Islamic empire in the archipelago, including the underdeveloped field of study. Though the history of the empire in the archipelago is very much to be discussed, both large and small that affect the form of local Islamic traditions and culture. Writing about the sultanate of the archipelago is very little, this is because of limited resources such as local texts, tambo, chronicles, saga, genealogies and so forth. Moreover, an empire in the archipelago that is not too large, will increasingly difficult to express its history and development. Therefore, the study of the Islamic Sultanate in Jambi is a rather neglected study. In fact, according to Azyumardi Azra Jambi is one of the regions in the archipelago that was first visited by Muslim traders from Arabia. The history of the empire in the archipelago is full of tension and conflict, this has made it easier for Western Imperialism to colonize the archipelago. This is not because of its enormous military strength but because of the internal weaknesses of the sultanates in the archipelago who often wage war, intrigue, and try to master each other. One by one the sultanates in the archipelago were controlled, and Western Imperialism took huge profits through the trade routes controlled by the kingdom. The sultanate who was too violent in giving resistance was threatened to be abolished by Western Imperialism.
DAKWAH DI TURKI PADA MASA DINASTI UTSMANI Desi Syafriani; Doni Nofra
Tamaddun Vol 2, No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.874 KB) | DOI: 10.30983/fuaduna.v2i1.2025

Abstract

The Ottoman dynasty was a dynasty that was quite involved in the development and spread of Islam in Asia, Africa and Europe. The Ottoman dynasty emerged in Turkey when the Islamic world suffered a setback, namely the second period of the Abbasid dynasty, estimated in the 9th century AD. In the development of da'wah in Turkey, the strategy used is not to force in da'wah and to show an attitude of tolerance, through this da'wah strategy in Turkey can run well. In addition to this strategy we must know about the character and character of the Turkish people, namely discipline and obedience to the rules in force. Da'wah activities and developments in Turkey are supported by Catholicism. During his time, Dakwan's activities during the Ottoman period were able to bring Islam to various parts of the Balkan countries such as Bosni, Serbia and Crete.
WANITA TUNA SUSILA DI SUMATERA BARAT DAN PEMBINAANNYA (STUDI KASUS PANTI ANDAM DEWI SOLOK) Doni Doni Nofra; Inggria Kharisma
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.087 KB) | DOI: 10.30983/it.v3i1.961

Abstract

Tuna Susila (WTS) women are women who sell themselves and perform sexual acts as a livelihood, in terms of religion and health, the actions of Tuna Susila (WTS) women violate the norms in living life. In overcoming their efforts, there needs to be a guidance for Women Tuna Susila (WTS) to change their mindset so that they leave acts that are not following the prevailing norms in life. They can find better jobs and develop the knowledge that is in themselves as well as the knowledge that has been given while in the institution and return to the right path. The theory used in this study is the social theory of phenomenology (phenomenology Sociology), which was put forward by Alfred Schutz, who states that human action becomes a social relationship if humans give meaning or meaning to their activities as something meaningful. This study uses qualitative methods with descriptive types to develop the problems to be studied. From the results of the study, it was concluded that the coaching process that was obtained by Women Tuna Susil (WTS) while in the Andam Dewi Solok orphanage, had made most of the Tuna Susil Women (WTS) leave their jobs as Tuna Susil (WTS) and could continue their lives towards better. Forms of guidance given to Women with Tuna Susil (WTS) at Andam Dewi Solok orphanage can be grouped into four of them: (a). Physical guidance aims to improve the physical and health conditions of Tuna Susila Women (WTS) to be able to absorb the guidance material delivered. (b). Thoughtful guidance, the aim is to guide and improve the mental or psychological of the client. (c). Community social guidance aims to lead to harmony and community life togetherness. (d). Skills guidance, the purpose of this skill is for those who are trained to gain knowledge and skills so they can open their own business from the skills they have.
PERJUANGAN SULTAN THAHA SAIFUDDIN DALAM MENENTANG KOLONIAL BELANDA DI JAMBI (Tinjauan Historis 1855-1904 M) Ona Yulita; Doni Nofra; Muhammad Ahat
Hadharah: Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol 13, No 2 (2019): Hadharah: Jurnal Keislaman dan Peradaban
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.524 KB) | DOI: 10.15548/h.v13i2.1112

Abstract

Kolonial Belanda masuk ke daerah Kesultanan Jambi pada tahun 1615 M pada masa kekuasaan Sultan Abdul Kahar. Tindakan bangsa Belanda yang datang ke Jambi untuk melaksanakan sistem monopoli perdagangan serta adanya usaha hendak menanamkan kekuasaan mendapat perlawanan rakyat yang digerakkan oleh Sultan dan pejuang rakyat Jambi. Perbedaan agama dengan bangsa Belanda yang ingin memerintah dan mengatur kehidupan mereka telah menimbulkan kebencian seluruh rakyat, karena hal ini bertentangan dengan prinsip agama Islam yang telah mereka anut selama ini. Sejak kehadiran Belanda di daerah Jambi dan campur tangan dalam urusan politik pemerintahan kesultanan, daerah Jambi secara pelan tapi pasti mengarah kepada situasi perlawanan rakyat.
BENDA CAGAR BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIANNYA DI BATUSANGKAR Doni Nofra
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol. 28 No. 2 (2022): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v28i2.83

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana partisipasi masyarakat Batusangkar dalam pelestarian Benda Cagar Budaya di Batusangkar. Penelitian ini dilatar belakangi oleh perjalan peneliti ke situs-situs cagar budaya Batusangkar, dalam perjalanan itu ditemukan banyak benda cagar budaya yang tidak terawat dengan baik, dibuktikan degan sudah banyak benda cagar budaya  yang rusak bahkan lokasih cagar budaya tersebut tidak terawat dalam artian tidak bersih. Melalui permasalahan yang dipaparkan di atas penulis juga ingin melihat sejauh mana partisipasi masyarakat disekitar benda cagar budaya yang ada di Batu sangkat terhadap pelestariannya sehingga benda cagar budaya tersebut dapat terjaga dengan baik. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif untuk memahami simbol-simbol serta perilaku masyarakat. Hasil penelitian diungkapkan dengan cara deskriptif analitis. Dengan metode penelitian Sosial yaitu dengan teori partisipasi. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa Benda Cagar Budaya di Batusangkar secara umum tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat setempat.
Tokoh Pelopor Islam di Sumatera Barat pada Zaman Kolonial Fitri Fitri; Julia Parawansa; Siti Rahma; Korie Lili Muslim; Doni Nofra
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 27 No. 1 (2023): Majalah Ilmiah Tabuah: Ta'limat Budaya, Agama, dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui para pelopor Islam merupakan ahli-ahli agama Islam yang memiliki kaitan dengan Minangkabau secara geneologis. Mereka kerap dipanggil dengan sebutan syech, tuanku, dan buya di Minangkabau. Syech begitu populer karena pengaruh mereka dalam perubahan politik dan sosial. Mereka mengggunakan majalah dan surat kabar serta bentuk penerbitan dalam menyebarluaskan ide-ide mereka. Pada awal abad ke-19 syech atau ulama di Minangkabau memulai usaha membebaskan praktek Islam yang bercampur dengan praktek Islam dan praktek adat. Campur tangan Belanda dalam konflik antara Kaum Padri dengan Kaum Adat berujung perang yang mengakibatkan Minangkabau berada dibawah Kolonialisme Belanda. Syech Ahmad Chatib Al-Minangkabawi, diikuti oleh murid-muridnya mengangkat kembali gagasan pemurnian Islam. Ahmad Chatib Al-Minangkabawi dan murid-muridnya dijuluki sebagai Ulama Kaum Muda, mencetuskan gerakan pembaharuan Islam yang ditandai dengan maraknya penerbitan media masa Islam seperti Al-Munir dan pembukaan lembaga pendidikan modern seperti Sumatera Thawalib. Gerakan pembaharuan Islam sempat ditentang oleh ulama tua, yang berhubungan dengan tarekat kaum adat yang bertahan dengan hukum waris adat menurut garis keturunan ibu (Matrelineal). Ketegangan antara kaum muda dan kaum tua serta kaum adat segera dipecahkan dalam usaha bersama melawan Kolonial Belanda , Kristenanisasi dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Terpecahnya Minangkabau kedalam wilayah administratif Sumatera Barat pasca-kemerdekaan, istilah yang diapakai semula dengan sebutan ulama berubah menjadi sebutan Syech.