Sondang Pintauli
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DAMPAK SOSIAL KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BINJAI : SOCIAL IMPACT OF ORAL HEALTH AMONG ELDERLY AT UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA IN BINJAI Sondang Pintauli; Lina Maria
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.117 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1786

Abstract

Proses penuaan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan gigi dan mulut pada lansia, misalnya perubahan pada mukosa mulut, mulut kering, karies gigi dan atrisi, resesi gingiva dan perubahan periodontal yang menyebabkan tulang alveolar mengalami mobiliti dan akhirnya kehilangan gigi. Keadaan ini akan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dampak sosial kesehatan gigi dan mulut lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai dengan menggunakan indeks Geriatic Oral Health Assessment (GOHAI). Populasi penelitian pada penelitian potong lintang ini adalah 160 orang, sedangkan sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan diperoleh sebanyak 87 orang. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi fungsi fisik yang selalu dialami responden adalah membatasi makanan (77%), kesulitan menggigit atau mengunyah makanan (75,9%) dan masalah dalam berbicara (57,5%). Pada dimensi rasa sakit dan ketidaknyamanan, sebanyak 43,7% responden merasa tidak nyaman waktu makan, dan 19.5% selalu merasa sensitif terhadap panas, dingin dan manis. Hanya 1,1% yang sering/selalu menggunakan obatobatan untuk menghilangkan rasa sakit. Pada dimensi psikososial, 36,8% responden tidak pernah merasa senang dengan penampilan mereka karena masalah pada gigi, sedangkan 34,5% tidak pernah merasa khawatir dengan masalah pada giginya, 39,1% selalu percaya diri dan 36,8% selalu merasa nyaman bersosialisasi dengan orang lain. Jumlah gigi mempengaruhi kualitas hidup (p< 0,001). Dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup lansia yang mengalami kehilangan gigi sedikit akan lebih baik dan sebaliknya.
PERBEDAAN STATUS ORAL HIGIENE DAN PERIODONTAL PASIEN KOMPROMIS DAN NON KOMPROMIS MEDIS RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN: COMPARATIVE OF ORAL HYGIENE AND PERIODONTAL STATUS OF HOSPITALIZED MEDICALLY COMPROMISED AND NON-COMPROMISED PATIENTS IN CENTRAL GENERAL HOSPITAL H. ADAM MALIK MEDAN Herniza Yusdani; Sondang Pintauli; Dharma Lindarto
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 2 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.991 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i2.2024

Abstract

Kondisi kompromis medis, terutama pada pasien rawat inap di rumah sakit, telah lama diketahui sebagai faktor risikoyang berpotensi terhadap terjadinya penyakit periodontal. Banyak penelitian yang telah dilaporkan mengenai hubungankondisi kompromis medis dengan penyakit periodontal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis status oralhigiene dan periodontal pasien kompromis dan non kompromis medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. AdamMalik Medan. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan 60 pasien kompromis medis (penderita penyakit jantungdan Diabetes melitus tipe 2) dan 60 pasien non kompromis medis (penderita penyakit THT dan mata). Digunakan OralHygiene Index Simplified (OHI-S) untuk mengukur status oral higiene dan Periodontal Disease Index (PDI) olehRamfjord. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 73,3% pasien kompromis medis mempunyai oral higiene buruk dan64,7% periodontitis. Sebaliknya, 70% pasien non kompromis medis mempunyai oral higiene baik dan 35,3%periodontitis. Odds ratio oral higiene terhadap pasien rawat inap kompromis medis adalah 6,4 dan penyakit periodontalterhadap pasien rawat inap kompromis medis 2,8. Sebagai kesimpulan, pasien kompromis medis terutama penyakitjantung dan DM tipe 2 mempunyai oral higiene 6 kali lebih buruk dan 3 kali lebih berisiko periodontitis dibandingkanpasien non kompromis medis.