Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya

Kontras Manusia Langit dan Bumi dalam Novel Manusia Langit Karya J.A. Sonjaya: Perbandingan Kehidupan Sosial Masyarakat Desa dan Kota Nisa, Iis Khoerun; Wasono, Sunu
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 6, No.2: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v6i2.79

Abstract

Regional issues can inspire authors to create literature. From the very beginning of its birth, modern Indonesian literature began to lift the local color that was marked by the Minangkabau cultural-themed novel. Along its development, problems of the region that had never been discovered before by authors. Into the 21st century, literature that established paganism kept on the rise. Among other things, it was marked by the appearance of Sonjaya’s Manusia Langit novel, published in 2010. It brought the problems of social life in Nias society to the surface. An interesting aspect of the Manusia Langit novel, the people of Nias, stand in stark contrast with urban society. The study aims to expose the contrast between Nias (manusia bumi) and urban people (manusia langit) as described in Jajang Agus Sonjaya’s novel Manusia Langit. The author examines Manusia Langit’s novel through a literary sociology approach using qualitative descriptive methods to achieve this goal. The study’s result found three contrasts in this novel: the contrast between leadership and culture, the contrast of position in society, and the contrast of education.  Berbagai persoalan kedaerahan dapat mengilhami pengarang untuk menciptakan karya sastra. Sejak awal kelahirannya, sastra Indonesia modern mulai mengangkat warna lokal yang ditandai dengan kemunculan novel bertema budaya Minangkabau. Seiring dengan perkembangannya, problem-problem daerah yang belum pernah tersentuh turut disingkap oleh para pengarang. Hingga abad ke-21, karya sastra yang mengangkat kedaerahan tetap marak bermunculan. Hal itu antara lain ditandai dengan munculnya novel Manusia Langit karya Sonjaya yang terbit pada tahun 2010. Novel ini mengangkat persoalan kehidupan sosial masyarakat Nias. Terdapat aspek yang menarik untuk dikaji dalam novel Manusia Langit, yaitu masyarakat Nias digambarkan secara kontras dengan masyarakat kota. Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan kontras masyarakat Nias (manusia bumi) dan masyarakat kota (manusia langit) yang digambarkan dalam novel Manusia Langit karya Jajang Agus Sonjaya. Untuk mencapai tujuan ini, penulis mengkaji novel Manusia Langit melalui pendekatan sosiologi sastra dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kontras yang digambarkan dalam novel Manusia Langit yang mencakup kontras kepemimpinan dan budaya, kontras kedudukan dalam masyarakat, dan kontras pendidikan.
Dari Lukisan Barong, Harvest, dan Friendships Karya Made Gunawan Menjadi Puisi “Wajah Barong”, “Seikat Padi”, dan “Gajah Biru” Karya Dewa Putu Sahadewa: Sebuah Kajian Alih Wahana Djaja, Abraham William Hasiholan; Wasono, Sunu
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 6, No.1: April 2022
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v6i1.65

Abstract

This research contains analysis from paintings to poetry. The corpus of this research is from the Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan that transforms into Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. The formulation of problem from this research is the creativity process and the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. One of the methods of this research is ekfrasis. Ekphrasis itself is divided by three methods, such as descriptive ekphrasis, narrative ekphrasis, also descriptive and narrative ekphrasis. The purpose of this research is to analyze the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2021), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa.Penelitian ini membahas alih wahana dari lukisan menjadi puisi. Korpus yang 25 digunakan sebagai bahan penelitian adalah lukisan berjudul Barong (2020), Harvest (2018),dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa. Penelitian ini akan memaparkan proses kreatif dan perubahan dari karya lukisan (visual) menjadi sebuah karya puisi (verbal). Secara garis besar, pengalihwahanaan dari lukisan menjadi sebuah puisi menggunakan metode ekfrasis. Metode ekfrasis dibedakan menjadi tiga yaitu, ekfrasis naratif, ekfrasis deskriptif, serta ekfrasis naratif dan deskriptif sesuai dengan tafsiran penyair. Hasil penelitian dari penelitian ini akan memaparkan perubahan bentuk lukisan Barong (2020), Harvest (2018), dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa sesuai dengan metode masing-masing. 
Menyimak Kandungan Damai Dalam Sentuhan Karya Shukri Zain Wasono, Sunu
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.46

Abstract

The idea, creative process, and theme of a poet's poetry can be traced through in-depth reading and interpretation of a number of poems, especially those contained in an anthology. This paper will discuss the thematic and stylistic reviews of Shukri Zain's poems in the anthology Damai Dalam Touch. This study uses descriptive analysis method through reading and in-depth meaning to reveal data, circumstances, phenomena, and is not limited to data collection, but also includes interpretation analysis. Through the analysis carried out, it was found several tendencies of Shukri Zain's poetry in the anthology Damai Dalam Touch, first, thematically, Shukri Zain's poems generally raised themes related to faith and Islam. Second, Shukri Zain's poems tend to be straightforward, but far from bombastic and vulgar. Finally, because the issues raised in his poems are related to matters of faith and Islam, the tone that is built in a number of Shukri Zain's poems tends to advise—not to say patronizing—the reader.Ide, proses kreatif, dan tema puisi seorang penyair dapat ditelusuri melalui pembacaan dan penafsiran mendalam terhadap sejumlah sajak, khususnya yang termuat dalam sebuah antologi. Tulisan ini akan membahas tinjauan tematik dan stilistik sajak-sajak Shukri Zain dalam antologi Damai Dalam Sentuhan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif lewat pembacaan dan pemaknaan mendalam untuk mengungkapkan data, keadaan, fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data saja, namun juga meliputi analisis interpretasi. Lewat analisis yang dilakukan, ditemukan beberapa kecenderungan puisi karya Shukri Zain dalam antologi Damai Dalam Sentuhan, pertama, secara tematik, sajak-sajak Shukri Zain umumnya mengangkat tema yang berkaitan dengan keimanan dan keislaman. Kedua, sajak-sajak Shukri Zain cenderung lugas, namun jauh dari nada bombas dan vulgar. Terakhir, karena isu yang diangkat dalam sajak-sajaknya terkait dengan soal keimanan dan keislaman, nada yang terbangun dalam sejumlah sajak Shukri Zain cenderung menasihati—untuk tidak mengatakan menggurui—pembaca.