Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

QAZA’ DITINJAU DARI TEORI MAQASID Mujarofah, Siti
Kodifikasia Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.735 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v13i1.1690

Abstract

Tulisan ini memuat bagaimana memahami hadis-hadis nabi dengan konteks saat ini, perkembangan budaya yang semakin canggih sangat mudah untuk mengakses dan juga mengikuti tren fashion di berbagai belahan dunia yang lebih maju, terutama bagi para remaja yang gemar dalam menjaga penampilannya atau fashion. Dengan mengikuti tren fashion ini menjadikan mereka lebih percaya diri terhadap penampilannya. Akan tetapi jika dikaitkan dengan syari?at agama yang bersumber kepada hadis nabi tentang adanya larangan qaza? maka haram hukumnya mengikuti tren fashion saat ini, Agama Islam sebagai likulli zaman wa makan maka Perlu adanya telaah ulang atau menafsirkan kembali untuk mengetahui latarbelakang bagimana hadis itu muncul, dan apa penyebabnya nabi mengharamkan qaza?. Maka dari itu penulis mengunakan teori maqasid syariah untuk mengetahui bagaimana hukum yang diambil sebagai kemaslahatan di dalam Islam dan maksud hadis yang tersembunyi dibalik larangan qaza?, apakah bisa di gunakan sampai saat ini yang mana mempunyai konteks yang sangat berbeda dengan zaman nabi Muhammad saw.   This article contains how to understand the prophetic traditions in the current context, increasingly sophisticated cultural developments that are very easy to access and also follow fashion trens in more advanced parts of the world, especially for teenagers who are fond of maintaining their appearance or fashion. By following this tren the fasion makes them more confident about their appearance. However, if it is associated with the Islamic Shari'a that originates from the Prophet's hadith about the existence of a qaza ban 'then the law is forbidden to follow the current Fashion tren, Islam as a likulli era wa makan, therefore a review or reinterpretation is needed to find out how the hadith appeared, and what causes the prophet to forbid qaza'. Therefore the writer uses the theory of maqasid sharia to find out how the law taken as a benefit in Islam and the purpose of the hadith hidden behind the qaza? ban, can it be used until now which has a very different context from the time of the prophet Muhammad saw.
QAZA’ DITINJAU DARI TEORI MAQASID Mujarofah, Siti
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v13i1.1690

Abstract

Tulisan ini memuat bagaimana memahami hadis-hadis nabi dengan konteks saat ini, perkembangan budaya yang semakin canggih sangat mudah untuk mengakses dan juga mengikuti tren fashion di berbagai belahan dunia yang lebih maju, terutama bagi para remaja yang gemar dalam menjaga penampilannya atau fashion. Dengan mengikuti tren fashion ini menjadikan mereka lebih percaya diri terhadap penampilannya. Akan tetapi jika dikaitkan dengan syari’at agama yang bersumber kepada hadis nabi tentang adanya larangan qaza’ maka haram hukumnya mengikuti tren fashion saat ini, Agama Islam sebagai likulli zaman wa makan maka Perlu adanya telaah ulang atau menafsirkan kembali untuk mengetahui latarbelakang bagimana hadis itu muncul, dan apa penyebabnya nabi mengharamkan qaza’. Maka dari itu penulis mengunakan teori maqasid syariah untuk mengetahui bagaimana hukum yang diambil sebagai kemaslahatan di dalam Islam dan maksud hadis yang tersembunyi dibalik larangan qaza’, apakah bisa di gunakan sampai saat ini yang mana mempunyai konteks yang sangat berbeda dengan zaman nabi Muhammad saw. [This article contains how to understand the prophetic traditions in the current context, increasingly sophisticated cultural developments that are very easy to access and also follow fashion trens in more advanced parts of the world, especially for teenagers who are fond of maintaining their appearance or fashion. By following this tren the fasion makes them more confident about their appearance. However, if it is associated with the Islamic Shari'a that originates from the Prophet's hadith about the existence of a qaza ban 'then the law is forbidden to follow the current Fashion tren, Islam as a likulli era wa makan, therefore a review or reinterpretation is needed to find out how the hadith appeared, and what causes the prophet to forbid qaza'. Therefore the writer uses the theory of maqasid sharia to find out how the law taken as a benefit in Islam and the purpose of the hadith hidden behind the qaza’ ban, can it be used until now which has a very different context from the time of the prophet Muhammad saw].