Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis tingkat kesesuaian lahan dan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra (Calliandra callothyrsus) di lokasi bekas tambang batubara PT Padangsubur Biomasa Kaltim Edi, Ahlang; Rujehan, Rujehan; Ibrahim, Ibrahim; Imang, Ndan; Kristiningrum, Rochadi
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.12070

Abstract

Metode analisis kesesuaian lahan, kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh faktor fisik (karakteristik/kualitas lahan) pembatas terberat dalam menilai kelas kesesuaian lahan. Padangsubur Biomasa Kaltim, dari sisi iklim pada penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) terdapat pada kelembapan udara dengan nilai 74,00%. Hal ini menyebabkan kesesuian lahan berada pada status kesesuian lahan S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi media perakaran untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dijumpai pada parameter kedalaman efektif. Adapun nilai kedalaman efektif <60 cm. kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi kondisi lahan untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) tidak dijumpai faktor pembatas. Kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S1 (Sangat Sesuai). Kelayakan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra dengan pola tanam monokultur dihitung berdasarkan uraian biaya dan pendapatan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan discount factor (df) sebesar 10%, hasil perhitungan NPV sebesar Rp.20.544.612 (NPV>0), hasil perhitungan B/C diperoleh nilai sebesar 2,22 (B/C >1). Sedangkan hasil perhitungan IRR-nya diperoleh hasil sebesar 37% (IRR>i). Berdasarkan kriteria penilaian NPV yaitu suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai NPV positif, B/C di atas 1 dan nilai IRR lebih besar dari Opportunity Cost of Capital.
PENGELOLAAN KONFLIK DAN PEMETAAN BLOK PEMANFAATAN BERSAMA MASYARAKAT DI KHDTK LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR Rifadi, ELfa; Sumaryono, Muhammad; Rujehan, Rujehan
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v18i2.4359

Abstract

Sebagai bagian kawasan yang terletak di KPA Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, KHDTK Hutan Pendidikan dan Pelatihan (HPP) Loa Haur memiliki potensi dan ancaman yang sama dalam hal penebangan liar, penambangan liar, kebakaran dan perambahan. Perambahan diantaranya telah menimbulkan konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang di KHDTK Loa haur. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi pengelolaan konflik dan menyediakan strategi pengelolaan bersama masyarakat dalam KHDTK Loa HPP Loa Haur. Penelitian dilakukan dalam 5 (lima) tahapan, yaitu pengumpulan peta dasar dan citra SPOT 6 interpretasi citra, pendataan perambahan, identifikasi kebijakan pengelolaan, pengelolaan konflik dan kelembagaan KTH. Pengelolaan konflik diantara dilakukan melalui grup diskusi yang terarah yang dilengkapi dengan analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang tersedia.  Dihipotesakan bahwa konflik dapat diubah menjadi satu kesepakatan yang dapat dipetakan dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam bentuk peta blok pemanfaatan ruang bersama masyarakat.  Penelitian ini memberi hasil bahwa jumlah lahan yang dimanfaatkan sebanyak 20 lokasi lahan, dengan luas 43,58 ha dan rata-rata 2,18 ha. Jumlah lahan yang teridentifkasi pernah dimanfaatkan dan lalu ditelantarkan dan tanpa identitas adalah lebih banyak. Diindikasikan lahan-lahan tersebut disimpan (land bank) untuk motif ekonomi dari isu kandungan batubara di KHDTK HPP Loa Haur. Komoditi tanaman yang diusahakan adalah dari jenis karet dan buah-buahan (durian, lai dan rambutan). Jenis  potensial untuk dapat dikembangkan dalam pemanfaatan ruang bersama masyarakat adalah Gaharu, Kopi dan Kakao. Jenis kelembagaan yang diperlukan untuk mendukung program Kemitraan Kehutanan adalah Kelompok Tani Hutan. Disamping itu, Forum Komunikasi KTH perlu diinisiasikan untuk membuka ruang komunikasi antara petani dengan pengelola sehingga menstimulasi kemajuan program ke depan.