Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI DESA KEMBANG KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN Rinawati, R.; Sukmawati, Annisa Mu'awanah
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.01.2

Abstract

Desa Kembang adalah salah satu desa di Kabupaten Pacitan yang rentan mengalami bencana banjir. Desa Kembang telah ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) sejak tahun 2012. Meskipun dana tanggap darurat, dana untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk program Destana Desa Kembang sudah tersedia, dan penyelenggaraan pendanaan sudah dilakukan dengan baik, namun masih terdapat indikator-indikator pada penyelenggaraan penanggulangan bencana yang belum efektif. Artikel ini bertujuan untuk menilai penyelenggaraan penanggulangan bencana program Destana di Desa Kembang. Penelitian menggunakan metode kuantitatif melalui teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan Skala Likert dan skoring. Indikator yang digunakan, meliputi peta dan kajian risiko, peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian, sistem peringatan dini, pelaksanaan mitigasi struktural, pola ketahahan ekonomi masyarakat, perlindungan kesehatan pada kelompok rentan, pengelolaan sumber daya manusia untuk PRB, dan pengelolaan aset produktif masyarakat. Sumber data diperoleh dengan metode pengumpulan data primer melalui kuesioner, observasi, dan wawancara, serta metode pengumpulan data sekunder melalui telaah dokumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel 100 responden, meliputi pemerintah desa, tim siaga dan tanggap bencana (TSB), Karang Taruna, serta masyarakat umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana Desa Kembang melalui program Destana sudah efektif karena delapan indikator yang digunakan berada pada daerah respon efektif. Indikator yang paling efektif adalah ketersediaan peta dan jalur evakuasi, serta tempat pengungsian (74%). Sedangkan indikator yang paling tidak efektif adalah perlindungan aset produktif utama masyarakat (63%). Maka dapat disimpulkan bahwa, dari segi perencanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana telah dipersiapkan dengan baik dengan membuat dokumen kajian risiko bencana dan tempat serta jalur evakuasi bencana. Namun, jika dilihat dari aspek ketahanan ekonomi atau terkait produktivitas masyarakat masih belum optimal. Padahal, aspek ekonomi adalah salah satu aspek yang paling terdampak bencana dan perlu diantisipasi langkah tindak lanjutnya. Diperlukan upaya dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain dalam mencari alternatif ekonomi untuk ketahanan ekonomi masyarakat.
Pemetaan Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Gempa Bumi di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara Dewi, Baiq Vidy Tiara; Sukmawati, Annisa Mu'awanah
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.02.3

Abstract

Indonesia rentan terhadap bencana gempa bumi karena terletak pada garis Ring of Fire Samudera Pasifik. Gempa beruntun yang terjadi sejak 29 Juli 2018 menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat di Pulau Lombok. Gempa bumi dengan main shock berkekuatan 7,0 SR yang terjadi pada 5 Agustus 2018 memberi dampak kerusakan besar bagi Kabupaten Lombok Utara karena menjadi pusat gempa. Penelitian berlokasi di Kecamatan Tanjung karena mengalami dampak kerusakan terbesar serta merupakan salah satu pusat pemerintahan di Kabupaten Lombok Utara. Gempa bumi memberi dampak signifikan bagi aspek sosial dan ekonomi. Penelitian bertujuan untuk menilai dampak akibat bencana gempa bumi berdasarkan aspek sosial dan ekonomi di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan pemetaan untuk menujukkan sebaran spasial daerah kerusakan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner, dan telaah dokumen. Jumlah sampel penelitian sebanyak 100 reponden dengan nilai error 10% dengan teknik Proportionate Sampling yang disebar ke tujuh desa di Kecamatan Tanjung. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan setelah gempa bumi di Kecamatan Tanjung. Desa Jenggala menjadi desa dengan perubahan sosial ekonomi tertinggi atau paling rentan terdahap bencana gempa bumi. Perubahan sosial ekonomi diakibatkan oleh tingginya tingkat ancaman di desa tersebut. Selain itu, juga disebabkan oleh kerusakan infrastruktur, lamanya proses evakuasi, banyaknya korban, perubahan fisik lingkungan, serta karakteristik sosial ekonomi penduduk. Penelitian ini dapat menjadi acuan pemerintah daerah dalam menentukan upaya mitigasi terhadap bencana gempa bumi di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DI NEGERI SALEMAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Romeon, Rachmat Hidayat; Sukmawati, Annisa Mu’awanah
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2021.013.01.1

Abstract

Negeri Saleman merupakan salah satu wilayah yang terletak di Desa Sawai, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku yang memiliki beragam potensi alam berupa wisata pantai dan wisata bahari. Namun, wisata di Negeri Saleman belum terkelola dengan baik karena masih terbatasnya keterlibatan pemerintah daerah. Wisata-wisata yang ada masih dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat. Untuk itu, penelitian bertujuan untuk menggali bentuk-bentuk partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan potensi wisata di Negeri Saleman. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara mendalam dengan teknik purposive sampling kepada 7 informan, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat lokal Negeri Saleman adalah sebagai pelaku utama pariwisata, seperti penyedia jasa akomodasi wisata dan oleh-oleh khas Negeri Saleman. Selain itu, ada juga peran dari local champion, yaitu tokoh adat dan Bapa Raja yang berperan sebagai pengawas dan pengendali aktivitas wisata agar keberlanjutan aktivitas wisata dapat terjamin. Faktor yang mendorong keterlibatan masyarakat lokal adalah motif ekonomi terkait dampak ekonomi wisata terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat setempat.
Pemanfaatan Dana Desa bagi kegiatan usaha kecil menengah di Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta Arrosyid, Danindra Iqbal; Sukmawati, Annisa Mu'awanah
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 17, No 1 (2022)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v17i1.41904

Abstract

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan desa, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa. Pemanfaatan Dana Desa di Desa Wirokerten digunakan untuk kegiatan pembangunan (70%) dan pemberdayaan masyarakat (30%). Di sisi lain, Desa Wirokerten juga memiliki ragam potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sehingga pengalokasian Dana Desa untuk UKM terus meningkat dari tahun ke tahun dengan jumlah persentase pertambahannya kurang lebih 9%. Artikel ini bertujuan untuk menemukenali efektivitas pemanfaatan Dana Desa bagi kegiatan UKM di Desa Wirokerten. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada 9 informan, observasi lapangan, dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kegiatan UKM di Desa Wirokerten dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wirajaya Makmur. BUMDes ini mengelola beberapa kelompok UKM, seperti sentra emping melinjo, pengrajin sepatu rajut, pembuatan paving block, perkebunan hidroponik, dan pemilahan sampah. Pemanfaatan Dana Desa bagi kegiatan UKM belum efektif karena adanya permasalahan dalam partisipasi masyarakat. Kendala yang dihadapi adalah pola pikir masyarakat sulit diubah karena masih menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama dan enggan beralih atau mencari penghasilan tambahan dari kegiatan lain. Selain itu, minimnya pengalaman dan keterampilan anggota UKM untuk menemukan inovasi baru serta rendahnya keinginan untuk meneruskan program-program yang ada menyebabkan UKM menjadi kurang mandiri dan bergantung pada Dana Desa.
ANALISIS RISIKO KEKERINGAN DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Annisa Mu'awanah Sukmawati; Puji Utomo
Jurnal Planologi Vol 18, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i2.12924

Abstract

Bantul Regency is a district in Yogyakarta Province which has geographic, geological, hydrological, and demographic characteristics that are likely to cause drought. Drought event in Bantul Regency may have significant impacts on various aspects in line with the characteristics of drought impacts which are complex and cross-sectoral. This study addresses to analyze the level of risk of drought with observation units in 75 villages in the Bantul Regency. The risk analysis was carried out by comparing the time period of the 10 years, i.e. 2008 and 2018 to observe the shift of risk areas of drought in Bantul Regency. The research was conducted using quantitative research methods with quantitative descriptive and mapping analysis. The analysis steps are drought hazard analysis, vulnerability analysis, and drought risk analysis. The analysis shows that during the last 10 years, Kabupaten Bantul has been experiencing an increasing number of villages classified as high risk of drought, both in urban and rural areas. In 2008 there were 15 villages (20%) and increased to 21 villages (28%) in 2018 that were classified as very very high level. Meanwhile, in 2008 there were 30 villages (40%) in 2008 and increased to 32 villages (42.7%) in 2018 that were classified as very high level. It caused by the increasing probability of drought as well as vulnerability. The analysis results can be used as input for stakeholders to take mitigation and anticipation actions to reduce the impact of drought based on the spatial characteristics of the risk areas.
EKSISTENSI KAMPUNG LAMA MELALUI KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG BUSTAMAN SEMARANG Annisa Mu’awanah Sukmawati; Nany Yuliastuti
TATALOKA Vol 18, No 2 (2016): Volume 18 Number 2, May 2016
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.541 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.18.2.108-117

Abstract

Kampung Bustaman is an old kampong in the center of Semarang City that still can exist. The research aims to find the factors that influence the existence of Kampung Bustaman and to give the strategy to strengthen the existence of Kampung Bustaman through its local wisdom. The research was conducted using qualitative research with case study approach. The sampling technique used is snowball sampling. Analysis was conducted using descriptive qualitative analysis which aims to provide in-depth descriptions of the conditions of existence of Kampung Bustaman through local wisdom. The results shows that Kampong Bustaman still able to exist in the middle of urban development using local wisdom. Local wisdom has manifested in the daily life, consist of physical artifacts, economic activity, religious traditions, and social life. Local wisdom in the form of economic activity has been the spirit for the Bustaman’s occupants. The existence of the diversification activities related to the goats and culinary business that was involved Bustaman’s occupants were able to enliven kampung space condition and the most of Bustaman’s occupants. Local wisdom possessed also continued to strengthen in line with the times and the increasing need for people who require the existence of space and the role of the various parties to reinforce it.
EVALUASI MASTERPLAN KAWASAN BARON BERDASARKAN ASPEK FISIK, EKONOMI, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Ratika Tulus Wahyuhana; Annisa Mu'awanah Sukmawati
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v8i2.10314

Abstract

Kawasan Baron adalah salah satu kawasan unggulan di Kabupaten Gunungkidul sehingga memerlukan prioritas pengembangan. Kawasan Baron terletak di Kecamatan Tanjungsari dan Saptosari, meliputi kawasan Pantai Baron, Baron Techno Park, dan Agro Techno Park yang berfungsi sebagai kawasan wisata alam dan wisata pendidikan. Namun, Masterplan Penataan Kawasan Baron disinyalir belum mampu memfasilitasi pengembangan ekonomi lokal sekitarnya. Studi bertujuan untuk menunjukkan peran Masterplan Kawasan Baron dalam memfasilitasi pengembangan antar objek wisata di Kawasan Baron terkait aspek fisik, ekonomi, dan partisipasi masyarakat. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan data yang diperoleh dari data primer melalui observasi lapangan dan wawancara. Pengumpulan data juga dilakukan melalui telaah dokumen Masterplan Penataan Kawasan Baron Tahun 2018-2022 serta Rencana Induk Pengembangan Kawasan Baron Tahun 2011. Penelitian menunjukkan Kawasan Baron memiliki kegiatan ekonomi yang beragam. Namun, hasil kajian terhadap Masterplan Kawasan Baron menemukan bahwa struktur ruang Kawasan Baron hanya menjelaskan fungsi pelayanan dan belum mempertimbangkan aspek konektivitas antar objek wisata. Sedangkan berdasarkan kajian terhadap pola ruang, penjabarannya hanya terbatas pada diferensiasi kegiatan berdasarkan jenisnya. Temuan lainnya adalah partisipasi masyarakat dalam penyusunan masterplan masih rendah (derajat tokenisme/ penghargaan). Dari sisi konstruksi masyarakat juga menunjukkan bahwa arahan dalam masterplan kurang konsisten bagi pelaku kegiatan ekonomi lokal. Dapat disimpulkan bahwa Masterplan Kawasan Baron belum mampu mengakomodir dengan baik pengembangan kegiatan ekonomi lokal sekitar. Diperlukan perbaikan penyusunan rencana tata ruang yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat agar berbagai kegiatan ekonomi di Kawasan Baron dapat terfasilitasi secara maksimal dengan memperhatikan distribusi keruangan.
Keberlanjutan Kampung Lama Berbasis Potensi Kearifan Lokal di Kota Semarang Annisa Mu'awanah Sukmawati
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 3 No. 2 (2017): EIJA | December 2017 `~ February 2018 Edition
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.776 KB) | DOI: 10.29080/emara.v3i2.154

Abstract

The old kampung is an embryo of urban development which has historical and cultural values, as well as the identity. However, the old kampung is threatened physically and noThe old kampung was an embryo for urban development which has historical and cultural values, as well as the identity. However, the old kampung was threatened physically and non-physically due to urban development. The article aimed to showed the strategies to achieve kampung sustainability through the potential of local wisdom. A qualitative research method conducted with qualitative descriptive analysis technique by taking Kampung Bustaman, Semarang as the study location. The analysis showed that Kampung Bustaman has local wisdom in the form of economic activities that has been manifested in the community daily lifes and potentially became the major capital to achieve kampung sustainability. The strategies involved the stakeholder roles, such as local communities, government and other parties through the kampung events. The tourism was able to encouraged communities participation and strengthen the economic as well as the social life of local communities. Local communities participation and local organizations commitment to preserving local wisdom also play an important role for achieving the kampung sustainability.nphysically due to urban development. The article aims to show the strategy to achieve kampung sustainability through the potential of local wisdom. The study was conducted by using qualitative research method with qualitative descriptive analysis technique by taking the study area in Kampung Bustaman, Semarang City. The analysis shows that Kampung Bustaman has local wisdom in the form of economic activity that has been manifested in the daily life of the community and potentially as the capital to achieve kampung sustainability. The strategy to achieve kampung sustainability involves the role of stakeholders, such as local communities, government and other parties through the kampung events. The tourism is able to encourage the communities participation and strengthen the economic and social life of local community. Local community participation and local organizations' commitment to preserving local wisdom also play an important role in achieving kampung sustainability.
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN FASILITAS SOSIAL DI PERUMAHAN BUKIT KENCANA JAYA SEMARANG Annisa Mu’awanah Sukmawati; Nany Yuliastuti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.18 KB)

Abstract

Sebagai perumahan formal yang dibangun oleh swasta sejak tahun 1987, Perumahan Bukit Kencana Jaya telah memiliki fasilitas sosial yang cukup beragam jenisnya. Meskipun begitu, terdapat beberapa fasilitas yang telah mengalami penurunan kualitas karena kurangnya pemeliharaan. Padahal, kondisi kuantitas dan kualitas fasilitas sosial akan mempengaruhi pemanfaatan terhadap fasilitas tersebut. Penelitian dilakukan untuk menilai efektivitas pemanfaatan fasilitas sosial di Perumahan Bukit Kencana Jaya. Penilaian efektivitas pemanfaatan dilakukan menggunakan 4 variabel penelitian, yaitu variabel ketersediaan, lokasi dan aksesibilitas, intensitas pemanfaatan, dan interaksi sosial antar penghuni perumahan. Penelitian menggunakan analisis statistik deskriptif dengan metode pembobotan. Hasil analisis menghasilkan terdapat 4 jenis fasilitas sosial yang telah efektif pemanfaatannya karena dapat digunakan oleh seluruh penghuni Perumahan Bukit Kencana Jaya, yaitu fasilitas peribadatan dengan nilai 2760, fasilitas perdagangan dan niaga dengan nilai 2696, fasilitas ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga dengan nilai 2473, dan fasilitas pendidikan dengan nilai 2445. Sedangkan fasilitas yang hanya memiliki efektivitas pemanfaatan cukup adalah fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dengan nilai 2159 dan fasilitas kesehatan dengan nilai 2130. Fasilitas sosial yang termanfaatkan dengan efektif merupakan jenis fasilitas yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penghuni perumahan, seperti kebutuhan ekonomi, spiritual, mental, dan fisik. Pemanfaatan fasilitas sosial juga berbeda-beda tergantung dari kondisi sosial ekonomi keluarga, seperti tingkat pendapatan, life style, dan lama tinggal.
TRANSFORMASI PERUMAHAN SOSIAL DAN KEBERLANJUTAN PERUMAHAN DI PERUMNAS SENDANGMULYO Nany Yuliastuti; Annisa Mu’awanah Sukmawati
Jurnal Pengembangan Kota Vol 4, No 1: Juli 2016
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.371 KB) | DOI: 10.14710/jpk.4.1.87-94

Abstract

Based on the reality on the ground with a variety of reasons and is, in a relatively short period has undergone a physical change by the wishes and needs of its owners. During its development, the house is not only seen from the quantitative aspect but also growing in terms of quality. In terms of its range tailored to the needs of, social, economic, institutional, as well as the development of the family concerned. Improved physical quality is usually directly proportional to the level of quality of life of its owner. In the framework of realization of self-actualization trigger, physical changes in the residential houses diverse forms/form and its range depends on the abilities, desires and needs of each family. The many activities uncontrolled housing physical development, particularly in the RS and related to the development and physical changes in the home that have an impact on environmental damage, so that its existence should receive special attention. This research takes object on the Housing  Perumnas Sendangmulyo. The research conduct on 83 households in the sample of 497 households inhabit the object of research. The research methodology used the quantitative methodology and to obtain necessary data and information of the variables, this studies using questionnaire, interviews, and observations. Analysis techniques in the proof of linkages between variables using the method of cross tabulation and chi-square analysis, double regression and contingency coefficient correlation. The final results of this study is the identification of the level of quality of housing transformation that occur in the housing in the Perumnas housing and can be concluded that there are a link and influences between quality of life by physical changes in existing homes. The quality of housing, it means is related economic and social. Level of housing transformations that house is basically influenced by the level of income, education, family size and motivation of the owners of the house, while the types of jobs tend to have no effect on the physical changes in housing.