Dwi Julianto, Reza Prakoso
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SELEKSI INDIVIDU HASIL PERSILANGAN TERKONTROL TANAMAN UBIJALAR (Ipomoea batatas L. (Lam) Titof, Titof; Lestari, Sri Umi; Dwi Julianto, Reza Prakoso
Fakultas Pertanian Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to evaluate and select genotypes of offspring from controlled crosses that have high yield potential with criteria of ? 0.5 kg / plant. The research was conducted in a research station of Brawijaya University, located in Jatikerto, Kromengan, Malang Regency. One hundred seventy-five genotypes of crosses grouped in 4 halfsib families were evaluated using augmented Randomized Block Design. The four families consisted of 77 genotypes of BIS OP-61 as female parent, 35 genotypes of BIS OP-61 as male parent, 35 genotypes of Papua Solossa as female parent and 28 genotype of Papuan Solossa as male parent. Each family is planted in one block as a test cultivar. In each block is also planted the parent clone as a control cultivar. Thus, this experiment is carried out using 4 blocks, each block as a replication. Storage root number, fresh storage root weight and fresh weight of vines per plant are determined. Based on a selection of storage root weight were found 69 genotypes with storage root yield ? 0.5 kg / plant (equivalent ? 20 t/ha), 36 genotypes ? 0.75 kg/plant (equivalent ? 30 t/ha ) and 14 genotypes ? 1 kg / plant (equivalent ? 40 t/ha) from all genotipes that evaluated. Based on the percentage of selected genotypes, there were differences in the ability of female parent (?) and male parent (?) to produce offspring. The offspring of BIS OP-61 as female parent (?) and male parent (?) produced storage root yield of 0.516 kg / plant and 0.512 kg / plant respectivelly, exceeded the halfsib family from Papua Solossa as a female parent (? ) or a male parent (?), which each produces of 0.446 kg / plant and 0.363 kg / plant. The halfsib family of BIS OP-61 and Papua Solossa are able to produce storage root weight and weight of vines higher than control cultivar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menyeleksi genotipe keturunan hasil persilangan terkontrol yang mempunyai potensi hasil tinggi dengan kriteria ? 0.5 kg/tanaman. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya, yang berlokasi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Seratus tujuh puluh lima genotipe keturunan hasil persilangan yang dikelompokkan dalam 4 famili halfsib dievaluasi menggunakan Rancangan Acak Kelompok augmented. Keempat famili tersebut terdiri dari 77 genotipe keturunan BIS OP-61 sebagai induk betina, 35 genotipe keturunan dari BIS OP-61 sebagai induk jantan, 35 genotipe keturunan Papua Solossa sebagai induk betina dan 28 genotipe keturunan Papua Solossa sebagai induk jantan. Masing-masing famili ditanam dalam satu blok sebagai tanaman uji. Dalam setiap blok juga ditanami klon induk sebagai tanaman kontrol. Dengan demikian percobaan ini dilaksanakan menggunakan 4 blok yang berlaku sekaligus sebagai ulangan. Parameter pengamatan meliputi jumlah umbi, bobot umbi segar dan bobot brangkasan per tanaman. Berdasarkan seleksi hasil umbi per tanaman, ditemukan 69 genotipe yang memiliki hasil umbi ? 0,5 kg/tanaman (setara ? 20 ton/ha), 36 genotipe dengan hasil umbi ? 0,75 kg/tanaman (setara ? 30 ton/ha) dan 14 genotipe dengan hasil umbi ? 1 kg/tanaman (setara ? 40 ton/ha) pada seluruh famili halfsib yang di evaluasi. Berdasarkan presentase jumlah genotipe yang terseleksi tersebut ditemukan adanya perbedaan kemampuan sebagai induk betina (?) dan induk jantan (?) dalam menghasilkan keturunan. Keturunan BIS OP-61 sebagai induk betina (?) dan induk jantan (?) masing-masing menghasilkan rerata bobot umbi sebesar 0,516 kg/tanaman dan 0,512 kg/tanaman, hasil tersebut melebihi rerata famili halfsib dari keturunan Papua Solossa sebagai induk betina (?) dan induk jantan (?) yang masing-masing sebesar 0,446 kg/tanaman dan 0,363 kg/tanaman. Famili halfsib BIS OP-61 dan Papua Solossa mampu menghasilkan bobot umbi dan bobot brangkasan yang melebihi kultivar kontrol.
PENGGUNAAN PUPUK NITROGEN DAN BIOCHAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.) DI TANAH ENTISOL Xaperius, Fransiskus; Adisarwanto, Titis; Dwi Julianto, Reza Prakoso
Fakultas Pertanian Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the dosage of nitrogen fertilizer and the optimum biochar treatment on the growth of mustard plant pakcoy (Brassica rapa L.) on Entisol soil. The research was conducted at Dukuh Kraguman, Tegalwaru Village, Dau District, Malang Regency, for three months from September to November 2016. The study used Randomized Block Design (RAK) with 13 treatments and repeated 3 times. Observation was done 3 times that is age 25 HST, 35 HST, 45 HST observed variables plant height, leaf area, number of leaves, wet weight, and dry weight of mustard plant pakcoy. The results showed that the use of nitrogen and biochar fertilizers significantly affected the number of leaves, wet weight, and dry weight of mustard plant pakcoy at 45 HST. Provision of nitrogen 100 kg/ha-1 and biochar (30 t/ha-1) spread evenly fertilizers increases the percentage of high growth, leaf area, number of leaves, wet weight, and dry weight of mustard plant pakcoy. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk nitrogen dan perlakuan biochar yang optimum terhadap pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica rapa L.) pada tanah Entisol. Penelitian dilaksanakan di Dukuh Kraguman, Desa Tegalwaru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, selama tiga bulan mulai September ? November 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 13 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu umur 25 HST, 35 HST, 45 HST variabel yang diamati tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun, bobot basah, dan bobot kering tanaman sawi pakcoy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk nitrogen dan biochar berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, bobot basah, dan bobot kering tanaman sawi pakcoy pada 45 HST. Pemberian pupuk nitrogen 100 kg/ha-1 dan biochar (30 t/ha-1) disebar merata meningkatkan persentase pertumbuhan tinggi, luas daun, jumlah daun, bobot basah, dan bobot kering tanaman sawi pakcoy.
Pemupukan Nitrogen Dan Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terong Ungu (Solanum Melongena L.). Gamat, Berchmans M; Adisarwanto, Titis; Dwi Julianto, Reza Prakoso
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To get this high demand eggplant yield potential, it is still not balanced with production so that good fertilization techniques are needed, especially from the aspect of soil fertility. The study aimed to determine the effect of nitrogen and potassium fertilizers and dosages on the growth and production of purple eggplant plants. This research was carried out in Tlogomas Subdistrict, Lowokwaru Subdistrict, Tribhuwana Tunggadewi University, Malang. From November to February, it had an altitude of ± 450 above sea level. The study used a randomized block design (RBD) with a single factor consisting of 6 treatments and repeated 3 times, namely: type of fertilizer (N) consisting of: N1 = Urea and N2 = KCL. N1 Fertilizer = Urea 50 kg / ha (0.4 gram / plant), N2 = Urea 100 kg / ha (0.8 gram / plant), N3 = Urea 150 kg / ha (1.2 grams / plant), K1 = KCL 50 kg / ha (0.4 gram / plant), K2 = KCL 100 kg / ha (0.8 gram / plant), K3 = KCL 150 kg / ha (1.2 grams / plant). Observation variables: plant height, number of leaves, leaf area, number of flowers, number of fruit and weight of fruit. If it shows a significant difference between the treatments tested then proceed with a 5% BNT test. Based on the results of the study, it can be concluded that fertilization of 50 kg KCl / ha and 150 kg of urea was able to produce the same plant height at the age of 50 days after planting. Fertilization of Urea and KCl does not affect the weight of the plant or the number of fruit. Untuk mendapatkan potesi hasil terong dengan permintaan yang tinggi ini, masih tidak diimbangi dengan produksi sehingga diperlukan teknik pemupukan yang baik terutama dari aspek kesuburan tanah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk nitrogen dan kalium serta dosis terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong ungu. Penelitian ini dilaksanakan dikelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Pada bulan November sampai Februari yang memiliki ketinggian tempat ± 450 dari permukaan laut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yang terdiri dari 6 perlakuan dan diulang 3 kali yaitu :jenis pupuk (N) terdiri dari : N1 = Urea dan N2 = KCL. Pupuk N1 = Urea 50 kg/ha (0,4 gram/tanaman), N2 = Urea 100 kg/ha (0,8 gram/tanaman), N3 = Urea 150 kg/ha (1,2 gram/tanaman), K1 = KCL 50 kg/ha (0,4 gram/tanaman), K2 = KCL 100 kg/ha (0,8 gram/tanaman), K3 = KCL 150 kg/ha (1,2 gram/tanaman). Variabel pengamatan : tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah dan berat buah. Apabila menunjukan beda nyata diantara perlakuan yang diuji maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan Pemupukan 50 kg KCl/ha dan 150 kg urea mampu menghasilkan tinggi tanaman yang sama pada umur 50 hari setelah tanam. Pemupukan Urea maupun KCl tidak mempengaruhi terhadap bobot tanaman maupun jumlah buah.