Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Senyawa Minyak Daun Kari (Murraya koenigii) dan Kajian Reaksi Oksidasinya dengan KMnO4 Septiyaningsih, Tri; Cahyono, Edy; Wijayati, Nanik
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa pada daun kari dan kajian reaksi oksidasi  minyak daun kari (Murraya koenigii L.) menggunakan oksidator  KMnO4. Reaksi oksidasi dilakukan pada temperatur 25, 45 dan 65oC  berlangsung selama 30; 60; 90; 120; dan 150 menit. Metode penelitian yang dilakukan dimulai dengan isolasi minyak menggunakan penyulingan destilasi uap dan air kemudian dilakukan identifikasi kandungan menggunakan gas chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) dan Fourier Transform Infra Red (FT-IR), selanjutnya dilakukan reaksi oksidasi minyak daun kari dengan KMnO4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak daun kari mengandung senyawa golongan terpenoid. Hasil isolasi didapatkan 25 senyawa yang terkandung dalam minyak daun kari.  Komponen utamanya yaitu kariofilena (38,92%), ?-pinena (19,10%), ?-felandrena (8,91%), ?-humulena (7,13%) dan germakrena (6,51%). Hasil reaksi oksidasi minyak daun kari terdapat 63 senyawa hasil. Senyawa klovena dan ?-terpinena merupakan hasil reaksi yang paling merujuk untuk di analisis lebih lanjut. Klovena diduga berasal dari reaksi oksidasi kariofilena sedangkan ?-terpinena diduga merupakan produk isomerisasi ?-pinena. The aim of this study was to identify compounds in curry leaves and study the oxidation reaction of curry leaf oil (Murraya koenigii L.) using KMnO4 oxidizing agents. The oxidation reaction is carried out at temperatures 25, 45 and 65oC for 30; 60; 90; 120; and 150 minutes. The research method was carried out starting with oil isolation using steam and water distillation distillation then identification of the content using gas chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) and Fourier Transform Infra Red (FT-IR), then oxidation of curry leaf oil with KMnO4. The results showed that curry leaf oil contained terpenoid compounds. The results of isolation obtained 25 compounds contained in curry leaf oil. The main components are caryophyllene (38.92%), ?-pinene (19.10%), ?-phellandrene (8.91%), ?-humulene (7.13%) and germacrene (6.51%). The results of the curry leaf oil oxidation reaction found 63 compounds. clovene and ?-terpinene compounds are the reaction products that most refer to further analysis. clovena is thought to originate from the caryophyllene oxidation reaction whereas ?-terpinene is thought to be an ?-pinene isomerization product.
Identifikasi Senyawa Minyak Daun Kari (Murraya koenigii) dan Kajian Reaksi Oksidasinya dengan KMnO4 Septiyaningsih, Tri; Cahyono, Edy; Wijayati, Nanik
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v8i3.30346

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa pada daun kari dan kajian reaksi oksidasi minyak daun kari (Murraya koenigii L.) menggunakan oksidator KMnO4. Reaksi oksidasi dilakukan pada temperatur 25, 45 dan 65oC berlangsung selama 30; 60; 90; 120; dan 150 menit. Metode penelitian yang dilakukan dimulai dengan isolasi minyak menggunakan penyulingan destilasi uap dan air kemudian dilakukan identifikasi kandungan menggunakan gas chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) dan Fourier Transform Infra Red (FT-IR), selanjutnya dilakukan reaksi oksidasi minyak daun kari dengan KMnO4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak daun kari mengandung senyawa golongan terpenoid. Hasil isolasi didapatkan 25 senyawa yang terkandung dalam minyak daun kari. Komponen utamanya yaitu kariofilena (38,92%), α-pinena (19,10%), β-felandrena (8,91%), α-humulena (7,13%) dan germakrena (6,51%). Hasil reaksi oksidasi minyak daun kari terdapat 63 senyawa hasil. Senyawa klovena dan α-terpinena merupakan hasil reaksi yang paling merujuk untuk di analisis lebih lanjut. Klovena diduga berasal dari reaksi oksidasi kariofilena sedangkan α-terpinena diduga merupakan produk isomerisasi α-pinena. The aim of this study was to identify compounds in curry leaves and study the oxidation reaction of curry leaf oil (Murraya koenigii L.) using KMnO4 oxidizing agents. The oxidation reaction is carried out at temperatures 25, 45 and 65oC for 30; 60; 90; 120; and 150 minutes. The research method was carried out starting with oil isolation using steam and water distillation distillation then identification of the content using gas chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) and Fourier Transform Infra Red (FT-IR), then oxidation of curry leaf oil with KMnO4. The results showed that curry leaf oil contained terpenoid compounds. The results of isolation obtained 25 compounds contained in curry leaf oil. The main components are caryophyllene (38.92%), α-pinene (19.10%), β-phellandrene (8.91%), α-humulene (7.13%) and germacrene (6.51%). The results of the curry leaf oil oxidation reaction found 63 compounds. clovene and α-terpinene compounds are the reaction products that most refer to further analysis. clovena is thought to originate from the caryophyllene oxidation reaction whereas α-terpinene is thought to be an α-pinene isomerization product.
Produksi Bioetanol dari Gulma Eceng Gondok Berbantuan Mikroba dalam Sistem Pencernaan Rayap (Macrotermes Gilvus) untuk Meningkatkan Konversi Enzimatik Menuju Indonesia Mandiri 2025 Susilowati, Dewi; Septiyaningsih, Tri; Purwaningsih, Purwaningsih; Chamidah, Isni Nurul; Putri, Pinandhita; Subekti, Niken
Journal of Creativity Student Vol 1, No 1 (2016): January 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jcs.v1i1.7799

Abstract

Indonesia merupakan Negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. hal tersebut berdampak pada tingginya permintaan akan kebutuhan minyak nasional, yang diperdiksi hanya mampu memenuhi kebutuhan energi selama 11 tahun kedepan. Salah satu solusi untuk mengatasi krisis energi yaitu dengan memanfaatkan sumber energi alternatif seperti bioetanol. Selama ini, pengembangan bioetanol berasal dari bahan berpati dan bergula seperti tebu, ubi dan jagung. Padahal bahan-bahan tersebut merupakan sumber pangan yang cukup komersial, sehingga pengembangan bioetanol dari bahan tersebut dapat menimbulkan masalah yang krusial terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan dalam pemilihan sumber bioetanol yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan gulma eceng gondok. Pengembangan bioetanol dari gulma eceng gondok tersebut melalui 4 tahapan yaitu tahan pre-hidrolisis treatment dengan asam sulfat 2%, hidrolisis dengan larutan buffer pH 7, fermentasi dengan memanfaatkan peran mikroba dalam sistem pencernaan rayap Macrotermes gilvus untuk mendegradasi selulosa dan destilasi untuk memurnikan bioetanol yang diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 5 kali ulangan. Variabel penelitian ini yaitu konsentrasi bioaktivator (0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%) dan lama waktu fermentasi yaitu 48 jam dan 96 jam. Hasil yang diperoleh pada penelitian menunjukkan sampel dengan lama waktu fermentasi 48 jam dan ditambahkan bioaktivator 50% memiliki kadar alkohol yang paling tinggi yaitu 2,2%.