Suprijanto, Heri
Brawijaya University

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Perencanaan Seawall Pada Lahan Reklamasi Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Nugraha, Antonius Wayan Bayu; Suprijanto, Heri; Hendrawan, Andre Primantyo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Ditetapkannya Bali sebagai tuan rumah International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting 2018 berdampak pada pertumbuhan lalu lintas bandara. Mengantisipasi hal tersebut, dilakukan penambahan jumlah parkir pesawat dengan memperluas apron sisi barat, dan juga penambahan luas lahan bandara dengan reklamasi. Perlu direncanakan bangunan pengaman berupa seawall untuk melindungi daerah reklamasi saat dan setelah pekerjaan. Seawall direncanakan berupa rubble mound structure dengan armor tetrapod. Adapun dari aspek geoteknik, perlu ditinjau potensi likuifaksi dan daya dukung tanah di lokasi pekerjaan dan penanganannya guna mencegah kerusakan struktur pengaman pantai maupun fasilitas bandara. Tahapan studi dilakukan dengan menganalisis gelombang rencana kala ulang 50 tahun berdasar data angin historis dan fetch. Kemudian dapat ditentukan dimensi bangunan berdasar gelombang maksimum. Jika bangunan memenuhi stabilitas, dilanjutkan dengan analisis RAB. Perhitungan likuifaksi dilakukan berdasar data CPT (Cone Penetration Test). Seawall direncanakan 3 tipe pada kedalaman -1,25 m; -1,50 m; -1,75 m dengan panjang total 1450 m, elevasi crest +6,0 m dan analisis likuifaksi di lahan reklamasi sebanyak 2 titik dinyatakan tidak aman dan perlu penanganan soil improvement dengan metode vibroflotation.Kata kunci: reklamasi bandara, seawall, likuifaksi, rencana anggaran biayaABSTRACT: The establishment of Bali as the host of the International Monetary Fund (IMF) - World Bank Annual Meeting 2018 is having an impact on the growth of airport traffic. Anticipating this, an increase in the amount of aircraft parking was carried out by expansion of the west side apron, as well as the addition of airport land area by reclamation. A security building in the form of a seawall is intended to protect the reclamation area during and after work. The Seawall is designed as rubble mound structure with tetrapod armor. As for the geotechnical aspect, it is necessary to review the potential of liquefaction and the bearing capacity of the land at the location of work and its handling to prevent damage to the coastal safety structures and airport facilities. The stages of the study were carried out by analyzing a wave of 50-year return plans based on historical wind and fetch data. Then the building dimensions can be determined based on maximum waves. If the building meets the stability requirements, proceed with the budget plan analysis. Calculation of liquefaction is based on Cone Penetration Test data. The Seawall is planned for 3 types at a depth of -1.25 m; -1.50 m; -1.75 m with a total length of 1450 m, crest elevation +6.0 m and liquefaction analysis on the reclamation area of 2 points declared unsafe and necessary soil improvement handling with vibroflotation method.Keywords: Airport reclamation, seawall, liquefaction, budget plan
STUDI PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG (BREAKWATER) DI PANTAI SANUR, DENPASAR, BALI. Cahyaningtyas, Elok Tiara; Suprijanto, Heri; Dermawan, Very
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Pantai Sanur mengalami perubahan morfologi pantai akibat erosi yang terjadi dari besarnya terjangan gelombang laut sehingga mengakibatkan kemunduran garis pantai.1Kerusakan pemukiman penduduk, fasilitas umum serta bengunan lainnya yang disebabkan oleh kemunduran garis pantai dapat diminimalkan degan membangun pemecah gelombang.1Perencanaan pemecah gelombang mula-mula dilakukan dengan menganalisis gelombang datang dengan kala ulang 25 tahun yang bertujuan untuk memperoleh dimensi pemecah gelombang. Pemecah gelombang ini menggunakan tipe pemecah gelombang Roublemound (tumpukan batu).1Setelah didapatkan dimensi, akan dihitung stabilitas bangunan terhadap kelongsoran rotasi dan daya dukung tanah.1Pondasi tiang pancang yang direncanakan menggunakan kayu gelam.1Hasil perencanaan ini diperoleh gelombang dominan dari arah Tenggara dengan tinggi gelombang signifikan sebesar 1,50 m untuk kala ulang 25 tahun. Pemecah gelombang terletak pada elevasi 0,0 m dengan tinggi puncak pada elevasi + 5,10 m, panjang 241m untuk profil 1 dan 17,9 m untuk profil 2 sepanjang garis pantai, berat batu pelindung terluar sebesar 2,11 ton dengan diameter 1,16 m.1Analisis stabilitas lereng terhadap kelongsoran rotasi mengunakan bantuan software Geostudio Geoslope dengan metode Fellenius, Bishop dan Janbu dapat dikatakan aman.1Pondasi tiang pancang direncanakan sedalam 7 m dengan diameter tiang pancang sebesar 0.5 m.1Total rencana angaran biaya (RAB) dengan material pondasi tiang pancang mengunakan dolken kayu gelam sebesar Rp 63.381.400.000,00. Kata kunci: pemecah gelombang, kelongsoran rotasi, pondasi tiang   ABSTRACT: The coastal morphology of Sanur Beach has been changed due to erosion from wave movement.The damages of the settlements, public facilities and other buildings caused by the changes of coastline can be minimized by a breakwater construction. The initial stage to design the breakwater was analyzing the design wave with a 25 year of return period to obtain the dimension of breakwater. After the dimension is obtained, the stability of breakwater structure against the rotational slide and the bearing capacity of the soil can be evaluated. The utilized alternative pile foundation is made of gelam wood. From this study, it is observed that the dominant waves came from southeast with a significant wave height of 1.50 m for a 25-year of return period. As a final design, the height of breakwater is 5.10 m with a length of 24 m and 17,9 m along the coastline. The weight of the outer protective rock is 2.11 tonnes with a diameter of 1.16 m. From the analysis of slope stability using Geostudio Geoslope software with Fellenius, Bishop and Janbu method indicates that this structure was safe against rotational slide. The depth of pile foundation is 7 m with a diameter of 0.5 m. The estimation of total cost with pile foundation using gelam wood isRp 63,381,400,000. Keyword: breakwater, rotational slide, pile foundation
ANALISIS KERUNTUHAN BENDUNGAN KALOLA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI ZHONG XING HY21 AZWAR, HAFIDH BURHAN; JUWONO, PITOJO TRI; SUPRIJANTO, HERI
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Kalola yang terdapat di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, merupakan bendungan yang dibangun pada tahun 1992 – 1995. Setiap bendungan memiliki potensi keruntuhan, begitu juga dengan Bendungan Kalola. Keruntuhan Bendungan Kalola dapat disebabkan karena overtopping dan piping. Berdasarkan hasil dari aplikasi Zhong Xing HY21, dampak keruntuhan Bendungan Kalola yang paling parah disebabkan karena overtopping. Simulasi keruntuhan Bendungan Kalola akibat  overtopping dilakukan dengan menggunakan QInflow banjir desain PMF sebesar 1.600,738 m³/det dan menghasikan luas genangan sebesar 223,206 km2 dengan tinggi genangan maksimum 9,325 m. Terdapat 19 desa yang terdampak akibat keruntuhan Bendungan Kalola dengan jumlah penduduk terkena risiko sebanyak 11.495 jiwa. Banjir yang dihasilkan menyebabkan genangan sejauh 20,52 km dari lokasi bendungan, dan kemudian genangan banjir masuk ke dalam Danau Tempe. Oleh karena itu, Bendungan Kalola termasuk bendungan dengan klasifikasi bahaya tingkat 4 atau bahaya sangat tinggi.Kalola Dam located in Wajo Regency, South Sulawesi, is a dam that was built in 1992 – 1995. Each dam has the potential to collapse, as well as the Kalola Dam. Kalola Dam break can be caused by overtopping and piping. Based on the results of the application Zhong Xing HY21, the impact of the Kalola Dam break is the  most severe due to overtopping. Kalola Dam break simulation due to overtopping was carried out using the PMF flood design QInflow of 1.600,738 m3/sec and produced the inundation area of 223,206 km2 with the maximum height inundation of 9,325 m. There were 19 villages affected by the collapse of the Kalola Dam with 11.495 people at risk. Floods caused inundation as far as 20,52 km from the location of the dam, and then a flood inundation enters Lake Tempe. Therefore, Kalola Dam is classified as a dam with level 4 hazard or very high danger.
ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN DAWUHAN MADIUN DENGAN PROGRAM ZHONG XING HY21 Rachmanda, Valdi Cahya; Juwono, Pitojo Tri; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Dawuhan yang terdapat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, merupakan bendungan yang dibangun pada tahun 1958 – 1962. Setiap bendungan memiliki potensi keruntuhan, begitu juga dengan Bendungan Dawuhan. Keruntuhan Bendungan Dawuhan dapat disebabkan karena overtopping dan piping. Berdasarkan hasil dari aplikasi Zhong Xing HY21, dampak keruntuhan Bendungan Dawuhan yang paling parah disebabkan karena overtopping. Simulasi keruntuhan Bendungan Dawuhan akibat  overtopping dilakukan dengan menggunakan QInflow banjir desain PMF sebesar 486,018 m³/det dan menghasikan luas genangan sebesar 12,768 km2 dengan tinggi genangan maksimum 2,89 m. Terdapat 16 desa yang terdampak akibat keruntuhan Bendungan Dawuhan dengan jumlah penduduk terkena risiko sebanyak 12.724 jiwa. Banjir yang dihasilkan menyebabkan genangan terjauh 9,41 km dari lokasi bendungan yaitu, pada skenario piping atas dan piping tengah. Dawuhan Dam located in Madiun Regency, East Java, is a dam that was built in 1958 – 1962. Each dam has the potential to collapse, as well as the Dawuhan Dam. Dawuhan Dam break can be caused by overtopping and piping. Based on the results of the application Zhong Xing HY21, the impact of the Dawuhan Dam break is themost severe due to overtopping. Dawuhan Dam break simulation due to overtopping was carried out using the PMF flood design QInflow of 486,018 m3/sec and produced the inundation area of 12,768 km2 with the maximum height inundation of 2,89 m. There were 16 villages affected by the collapse of the Dawuhan Dam with 12.724 people at risk. Floods caused inundation farthest 9,41 km from the location of the dam that is, scenario top piping and middle piping.
PERENCANAAN GROUNDSILL PADA SUNGAI TINGA-TINGA DESA TUKAD TINGA-TINGA KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG BALI Tungga, Anand Wijaya; Asmaranto, Runi; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.689 KB)

Abstract

Sungai Tinga-Tinga adalah salah satu sungai yang terletak di Kabupaten Buleleng, sungai Tinga-Tinga ini tergolong sungai intermitten. Sungai Tinga-Tinga memiliki luas sub-DAS sebesar 5,7 km2 ˛dengan panjang sungai ± 5,93 km. Kondisi yang terjadi pada Sungai Tinga-Tinga yang sering banjir cukup mengganggu sarana dan prasarana di sekitar sungai, terlebih air yang menggerus tepi sungai. Perhitungan hidrologi menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan besar debit Q25th 23,97 m3/dt yang akan digunakan untuk analisa banjir rancangan dan desain groundsill, analisa Transport Sediment menggunakan Metode Einstein didapatkan jumlah sedimen yang melintas sebesar 23399,71 m3 /tahun sedangkan untuk analisa banjir akan di running dengan menggunakan software HECRAS 5.0.3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka direncanakan bangunan groundsill. Dengan lebar pelimpah 14 m, tinggi main dam 1,5 m, kedalaman pondasi 1,5 m, dan tebal mercu main dam 1,5 m.Kata kunci : GroundSill, Sungai Tinga-Tinga, Banjir, Hec-Ras. Tinga-Tinga River is one of the existing rivers located in the Buleleng district, this river is classified of intermittent river. Catchment Area of Tinga-Tinga River is 5,70 km2 with length of this river is ± 5,93 km. Condition of Tinga-Tinga River was flooded frequently which quite disturb facilities and infrastructures around the river, the water activity scoured the river banks. Hydrology calculation was used the Synthetic Unit Hydrograph of Nakayasu method with large discharge Q25th 23,97 m3 /sec to be used for analysis flood design and will used to design the groundsill, analysis of transport sediment was used Einstein Method and obtained the number of the sediment load that is passed the Tinga-Tinga river as much as 23399,71 m3 /year and analysis for flood will be running using HECRAS 5.0.3. Based on the calculation, the groundsill designed dimension as follows with weir width 14 m, main dam height 1,5 m, depth footing 1,5 m, and main dam thickness 1,5 m.Keyword: Groundsill, Tinga-Tinga River, Flood, Hec-Ras
ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN KEUREUTO DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN SOFTWARE ZHONG XING HY21 Ghozi, Roid; Suprijanto, Heri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.772 KB)

Abstract

ABSTRAK: Keruntuhan bendungan yang sering terjadi diakibatkan oleh overtopping dan piping, kerutuhan tersebut dapat mengakibatkan banjir yang  besar di hilirnya, sehingga perlu dilakukan analisa keruntuhan bendungan (Dam Break Analysis) serta simulasi keruntuhan bendungan (Dam Break Simulation). Setelah melakukan perhitungan uji kesesuaian, selanjutnya adalah menghitung debit banjir rencana menggunakan HSS Nakayasu, didapat debit Inflow Q100 sebesar 1039,817 m3/det, Q1000 sebesar 1360,967 m3/det PMF nya sebesar 2530,454 m3/det, setelah menghitung debit banjir rencana, selanjutnya adalah menghitung penelusuran banjir (flood routing) terhadap pelimpah berpintu dengan hasil: dengan kondisi pintu beroperasi adalah Outflow sebesar 389,15 m3/det pada elevasi 103,92 m ketika menggunakan Q100. Outflow sebesar 605,60 m3/det pada elevasi 104,63 m ketika menggunakan Q1000. Outflow sebesar 887,496 m3/det pada elevasi 106,72 m ketika menggunakan QPMF. Dengan Elevasi puncak bendungan berada pada elevasi +107,50 m. Hasil yang diperoleh dari software Zhong Xing HY21 berupa peta genangan banjir, waktu tiba, waktu puncak, kedalaman, kecepatan dan elevasi banjir. Kondisi yang digunakan adalah piping dengan kondisi muka air banjir dan overtopping. Sehingga diperoleh luas genangan untuk kondisi overtopping sebesar 125,2187 km2 sedangkan pada kondisi piping atas 124,3683 km2, piping tengah 124,2162 km2, piping bawah 124,4965 km2. Kemudian dilakukan perhitungan total kerugian pada 140 desa terdampak yang mencapai Rp. 383,489,826,728.ABSTRACT: Dam break that often occur are caused by overtopping and piping, the fragility can result in very large floods in the downstream, so dam break analysis is needed and simulation of dam break is simulated. After calculating the suitability test, the next step is to calculate the planned flood discharge using Nakayasu HSS which obtained an Inflow Q100 discharge of 1039.817 m3/sec, Q1000 of 1360.967 m3/sec QPMF discharge of 2530.454 m3/sec, after counting planned flood discharge, the next step is to calculate flood routing of the spillway with door and the results: with the condition of the operating door the Outflow is 389.15 m3/sec at 103.92 m elevation when using Q100. The outflow was 605.60 m3/sec at 104.63 m elevation when using Q1000. The outflow was 887,496 m3/sec at an elevation of 106.72 m when using QPMF. With the top elevation of the dam at an elevation of +107.50 m. The results obtained from Zhong Xing HY21 software are flood inundation maps, arrival time, peak time, depth, speed and flood elevation. The conditions used are piping with flood water conditions and overtopping. So that the inundation area for overtopping conditions is 125.2187 km2 while in piping conditions above 124.3683 km2, the middle piping is 124.2162 km2, piping below 124.4965 km2. Then the last step after running the software is to calculate the analysis of the losses caused by the dam break of the Keureuto Dam in accordance with existing guidelines. So that after the calculation was made, the total losses in 140 impacted villages reached Rp. 383,489,826,728.