Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

WAKTU PEMBERIAN ASI DAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM Fortuna, Rana Ryanti Dewi; Yudianti, Ika; trimardiyanti, trimardiyanti
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.672 KB) | DOI: 10.31290/jiki.v(4)i(1)y(2018).page:43-52

Abstract

Pentingnya pemberian ASI sedini mungkin pada bayi agar mendapatkan kolostrum yang dapat mengeluarkan mekonium dengan bilirubin tinggi bersama BAB. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort, populasi sebanyak 50 BBL yang diamati hingga berusia 8 hari, menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 40 bayi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi derajat ikterus berdasarkan Kremer, data dianalisa dengan uji Koefisien Korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan=0.05. Hasil penelitian menunjukan hampir setengah sampel (45%) mendapatkan ASI pertama pada 1-6jam, 40% diberikan ASI pertama pada <1jam dan sebagian kecil (15%) diberikan ASI pertama kali setelah kelahirannya pada >6 jam. Hampir seluruhnya (77.5%) tidak mengalami ikterus, 2.5% mengalami ikterus derajat I, 12.5% rmengalami ikterus derajat II dan 7.5% mengalami ikterus derajat III. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.004 < a (0.05) dengan nilai rho=0.445 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum dengan kekuatan hubungan yang bersifat sedang.
HASIL PENAPISAN PERSALINAN PADA IBU YANG MELAKUKAN SENAM HAMIL DAN PRENATAL GENTLE YOGA Yudianti, Ika
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 3, No 2 (2019): MIKIA Volume 3. Nomor 2. November 2019
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36696/mikia.v3i2.70

Abstract

Penapisan persalinan merupakan salah satu instrumen yang membantu bidan untuk mendeteksi diniadanya penyulit dalam persalinan. Senam hamil adalah sebuah latihan fisik yang dihususkan untuk ibuhamil agar mereka dapat melatih kelenturan otot-otot dasar panggul yang menunjang persalinan,demikian juga pada olah napas yang sangat penting dalam persalinan. Prenatal yoga dapat membantuibu hamil untuk mengendalikan pikiran, keinginan, dan reaksi terhadap stres. Penelitian ini bertujuanmengetahui apakah senam hamil dan prenatal yoga dapat mempengaruhi hasil penapisan persalinan?Disain yang digunakan kuasi eksperimen dengan pendekatan post-test only. Sampel berupa parturientprimigravida dengan inklusi, sebanyak 20 orang untuk kelompok senam hamil dan 18 orang padakelompok prenatal yoga. Setiap sampel diberi perlakuan satu kali seminggu selama empat minggu.Penapisan persalinan dikaji saat inpartu hingga kala II. Uji skor Z menunjukkan bahwa tidak adaperbedaan yang signifikan antara skor penapisan persalinan pada kedua kelompok sampel dengan nilaiprobabilitas 0,588. Hal ini menunjukkan bahwa senam hamil dan prenatal yoga keduanya memberikandampak yang baik dalam proses persalinan.
Pemberdayaan Remaja Dalam Mencegah Pernikahan Dini Dan Stunting Marcelina, Sheilla Tania; Yudianti, Ika; Sondakh, Jenny JS; Astutik, Heny; Tarsikah
DHARMA BAKTI Dharma Bakti- Vol 4 No 2 - Oktober 2021
Publisher : LPPM IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adolescence is a crisis stage, is a transition from childhood to adulthood. From adolescence, some health-related health problems are early marriage and stunting. Based on data from the Bumiaji Health Center, the number of early marriages in the last six months of 2020 in Gunungsari village was classifying as the highest. The highest stunting rate is in Gunungsari Village within a percentage of 20.9%, and the data for toddlers with stunting is 87 children in August 2020 and 85 children in October 2020. Youth empowerment carrying out by increasing knowledge topics about Marriage Age Maturation, reproductive health education, stunting and its relationship to early marriage. Knowledge improvement evaluating from the pretest and post-test. Assessment of this activity by observing positive activities carrying out by teenagers. The implementation of community service activities went well, and the community was very active in participating in the activities. This enthusiasm is reflected by the youth cadres to ask questions and discuss, and the post-test results show an increase. The final result can evaluate from the existence of a Posyandu Remaja. This implementation once a month by youth cadres to all youth in Gunungsari Village. Adolescents are the hope to continue their noble values and potential. The impact of implementing youth empowerment is optimizing adolescent reproductive health in a group of healthy friends. The youth as health workers are also representatives of cadres who understand adolescent reproductive health and can become sources of information for their peer group.