Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS UJI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG (AMIU) MENGGUNAKAN METODE MPN PADA PENGOLAHAN AIR SISTEM REVERSE OSMOSIS (RO) DAN SISTEM ULTRA VIOLET (UV) Tominik, Victoria Ire; Haiti, Margareta; Hutabarat, Mustika Sari
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.236 KB) | DOI: 10.32524/jksp.v1i1.342

Abstract

Air sangat penting karena dapat mempengaruhi sejumlah aktivitas vital yang dilakukan oleh manusia untuk bertahan hidup. Tingginya permintaan terhadap air minum isi ulang (AMIU) oleh banyak rumah tangga menyebabkan banyaknya kegiatan penjualan air minum isi ulang bermunculan dan harganya yang dirasakan dapat menjangkau kalangan ekonomi kelas menengah kebawah namun tidak semua depot air minum memberikan jaminan kualitas yang baik terhadap produk yang dihasilkannya, terutama  dari  ancaman kontaminasi mikrobiologi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada saluran pencernaan seperti diare. Dinas Kesehatan Kota Palembang menyebutkan bahwa kasus penyakit diare termasuk salah satu dari lima besar penyakit setelah ISPA. BPOM menyatakan bahwa tingginya kasus keracunan penyebab minuman, kemungkinan disebabkan oleh bakteri coliform.Desain penelitian yang digunakan adalah observasional komparasi analitik dengan desain crossectional. Jumlah Populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi ada 18 depot dan sampel yang digunakan 6 depot AMIU meliputi 3 depot menggunakan sistem reverse osmosis (RO) dan 3 depot sistem ultra violet (UV). Pemeriksaan bakteriologi menggunakan metode MPN pada pengolahan sistem sistem RO dan UV. Data dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji Wilcoxon Sign Rank Test. RO dengan nilai (sig 2-tailed) : 0,002  < 0,005 artinya pengolahan air yang menggunakan sistem RO sebelum dan sesudah ada beda. Pada pengolahan air dengan sistem UV didapatkan hasil nilai (sig 2-tailed) : 0,028  > 0,005 artinya pengolahan air yang menggunakan sistem UV sebelum dan sesudah tidak ada beda.  air minum yang diolah menggunakan sistem  reverse osmosis (RO) memiliki kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan sistem ultra violet (UV). Kata kunci : Air Minum Isi Ulang,pengolahan air, sistem ultra violet (UV) dan sistem reverse osmosis (RO), bakteri coliform.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA DALAM PELAYANAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA D IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUSI CHARITAS PALEMBANG Haiti, Margareta
Masker Medika Vol 5 No 2 (2017): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas layanan yang baik merupakan satu hal yang sangat penting untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan karena hal tersebut akan bermuara pada kepuasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan mahasiswa dalam proses pembelajaran Program Studi DIV Analis Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan survey analitik dengan pendekatan Pearson Correlation . Sampel pada penelitian berjumlah 104 responden. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan hasil uji statistic p value  < 0,05. Berdasarkan hasil analisis faktor tangible dengan kepuasan sebesar 15,7 % artinya ada hubungan tetapi lemah. Dilihat dari hasil signikansinya dengan p value 0,111 artinya lebih besar dari  = 0,05 menunujukkan tidak ada hubungan antara faktor tangible dengan kepuasan mahasiswa Prodi D IV Analis Kesehatan. Hubungan faktor reliability dengan kepuasan sebesar 51,6 % artinya ada hubungan cukup kuat atau memiliki korelasi sedang. Dilihat dari hasil signikansinya dengan p value 0,000 artinya lebih kecil dari  = 0,05 menunujukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor reliability dengan kepuasan mahasiswa. Hubungan faktor responsiveness dengan kepuasan sebesar 66,1 % artinya ada hubungan kuat atau memiliki korelasi tinggi. Dilihat dari hasil signikansinya dengan p value 0,000 artinya lebih kecil dari  = 0,05 menunujukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor responsiveness dengan kepuasan mahasiswa Prodi D IV Analis Kesehatan. hubungan faktor empathy dengan kepuasan sebesar 66,1 % artinya ada hubungan yang kuat atau memiliki korelasi tinggi. Dilihat dari hasil signikansinya dengan p value 0,000 artinya lebih kecil dari  = 0,05 menunujukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor empathy dengan kepuasan mahasiswa Prodi D IV Analis Kesehatan. hubungan faktor-faktor dengan kepuasan mahasiswa dalam pelayanan proses belajar mengajar sebesar 70,3 % artinya ada hubungan yang kuat atau memiliki korelasi tinggi. Dilihat dari hasil signikansinya dengan p value 0,000 artinya lebih kecil dari  = 0,05 menunujukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor-faktor dengan kepuasan mahasiswa Prodi D IV Analis Kesehatan. Dari hasil penelitian diharapkan pihak Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang dapat mempertimbangkan beberapa faktor perlu diperbaiki ataupun ditingkatkan dalam upaya memberikan kepuasan kepada mahasiswa sebagai costumer.
LIMBAH AIR AC SEBAGAI PELARUT MEDIA SABOURAUD DEXTROSE AGAR (SDA) PADA JAMUR Candida Albicans Tominik, Victoria Ire Tominik; Haiti, Margareta
Masker Medika Vol 8 No 1 (2020): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v8i1.368

Abstract

Pendahuluan: Indonesia menduduki urutan ketiga dalam insiden dermatomikosis. Candida albicans salah satu jamur yang dapat menginfeksi kulit manusia dan cukup banyak ditemukan di Indonesia. Candida albicans merupakan flora yang bersifat komensal namun bila terjadi perubahan fisiologi pada tubuh pejamu seperti penurunan daya tahan tubuh manusia maka dapat bersifat patogen. Infeksi Candida albicans dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium penting untuk pemberian terapi yang adekuat. Untuk melihat pertumbuhan Candida albicans pada pemeriksaan laboratoriumdiperlukan pelarut yaitu aquades. Aquades cukup mahal dan kurang mencukupi keberadaannya di laboratorium maka perlu dicari alternatif pengganti yang mempunyai sifat kimia yang sama seperti air AC. Tujuan: mengetahui kemampuan air AC sebagai pelarut media SDA pada jamur Candida albicans. Metode: Jenis penelitian kuasi eksperimen, Posttest Only Control Group Design, menggunakan subyek Candida albicans kelompok aquades 20 sampel dan pelarut air AC 20 sampel dengan tehnik random sederhana. Data dianalisis menggunakan uji komparasi Mann Whitney dengan taraf signifikasi 5%. Hasil: kedua kelompok memiliki nilai median, minimum, maksimum sama dengan rentang nilai rata-rata±SD pada kelompok aqudes 10 - 38 CFU/mL dan kelompok air AC sebanyak 8 - 38 dengan CFU/mL. Uji Mann Whitney-test nilai p = 0,715 > 0,05. Simpulan: Kemampuan air AC sebagai pelarut media SDA tidak berbeda dibanding aquades. Introduction: Indonesia ranks third in the incidence of dermatomycosis. Candida albicans is a fungus that can infect human skin and is quite common in Indonesia. Candida albicans is a commensal flora but if there is a physiological change in the host body such as a decrease in human endurance it can be pathogenic. Candida albicans infection can be detected through laboratory examination. Laboratory tests are important for the provision of adequatetherapy. To see the growth of Candida albicans in laboratory tests, a solvent is needed, namely aquades. Aquades are quite expensive and are insufficient to exist in the laboratory, so alternative alternatives need to be found that have the same chemical properties as AC water. Objective: to determine the ability of AC water as a solvent in the SDA media on Candida albicans. Method: Quasi-experimental research type, Posttest Only Control Group Design, using the subject Candida albicans group of 20 aquades samples and 20 AC water solvent samples with simple random technique. Data were analyzed using the Mann Whitney comparative test with a significance level of 5%. Results: both groups had median, minimum, maximum values equal to the average ± SD range in the aqudes group 10-38 CFU / mL and the AC water group 8-38 with CFU / mL. Mann Whitney Test p-value = 0.715> 0.05. Conclusion: The ability of AC water as a solvent for SDA media is no different from distilled water.