Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Sophia Dharma: Jurnal Filsafat Agama Hindu dan Masyarakat

Konsep Kepribadian dalam Pemikiran Carl Gustav Jung dan Evaluasinya dengan Filsafat Organisme Whitehead John Abraham Ziswan Suryosumunar
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.646 KB)

Abstract

Perdebatan tentang pemaknaan terhadap manusia sangatlah beragam dan seakan tidak pernah mengalami kemandekan sejalan dengan perkembangan peradaban umat manusia yang terus mengalami perubahan. Penulis berupaya berpijak pada pemikiran dua tokoh yang berusaha menjelaskan aspek-aspek terdalam dari diri manusia. Pertama, Carl Gustav Jung yang merupakan tokoh psikoanalisis, terkait pemikirannya tentang collective unconsciousness dan kemudian filsafat organisme Alfred North Whitehead yang berusaha menyingkap karakter-karakter alamiah dari diri manusia. Penulisan ini berusaha mengkomparasikan pemikiran kedua tokoh tersebut untuk mencapai suatu pemahaman yang mendalam tentang konsep mendasar dari diri manusia.
Sanggah Kamulan sebagai Media Pemujaan pada Masyarakat Hindu di Kota Mataram: Sebuah Kajian Filsafat John Abraham Ziswan Suryosumunar; I Ketut Narwadha
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 4 No 1 (2021): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.98 KB) | DOI: 10.53977/sd.v4i1.325

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian tentang sanggah kemulan yang digunakan sebagai media untuk melakukan pemujaan oleh masyarakat Hindu di Kota Mataram dalam perspektif filsafat. Penelitian ini dirancang dalam penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ada tiga temuan penelitian. Pertama, bentuk sanggah kamulan yang ada pada masyarakat Hindu di Kota Mataram ada yang berupa bangunan rong tiga saka dua, ada rong tiga saka nem, rong tiga turus lumbung, dan ada berupa rong kalih. Bentuk-bentuk tersebut sangat erat kaitannya dengan keyakinan (sraddha) dari umat Hindu sebagai media pemujaan terhadap Manifestasi Ida Sang Hyang Widhi maupun Hyang Dewa Pitara/Leluhur. Kedua, fungsi sanggah kamulan berupa rong tiga adalah sebagai stana Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan) wujud sebagai Sang Hyang Tri Atma : Atma-Siwatma-Paratma. Wujud sebagai Sang Hyang Tri Purusa: Siwa-Sada Siwa-Parama Siwa. Sesuai pula dengan Brahma-Wisnu-Iswara. Siwa berfungsi sebagai Guru, maka Hyang Kamulan juga disebut Batara Guru : Guru Purwam (Parama Siwa), Guru Madyam (Sada Siwa), Guru Rupam (Siwa). Dengan demikian sesungguhnya yang dipuja pada Sanggah Kamulan adalah Ida Sang Hyang Widhi dalam wujud sebagai Sang Hyang Tri Atma, Sang Hyang Tri Purusa (Bhatara Guru) dan Sang Hyang Tri Murti disamping juga sebagai media pemujaan Hyang Dewa Pitara/Leluhur. Ketiga, makna filosofis sanggah kamulan berkaitan dengan hakikat dasar yang menjadi landasan dalam pembangunan pelinggih sanggah kamulan yakni sebagaimana gagasan Mpu Kuturan yang telah meminit palinggih Sanggah Kamulan Rong Tiga merupakan manifestasi Ida Sanghyang Widhi dimana Brahma sebagai pencipta dengan lamak warna merah, Wisnu sebagai pemelihara dengan lamak warna hitam dan Iswara sebagai pemralina dengan lamak warna putih dinamakan Sanghyang Tri Murti.
ANALISIS PERILAKU ETIS AUDITOR DENGAN PERSPEKTIF FILOSOFI TRI KAYA PARISUDHA Ni Putu Ari Aryawati; Ni Made Chandri Aryawati; John Abraham Ziswan Suryosumunar; Dewa Oka Ayu Oki Astarini
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.244 KB)

Abstract

This study examine the philosophy of tri kaya parisudha on auditor’s ethical behavior. Tri kaya parisudha is one of Hindu’s ethics philosophy on Sarasamuccaya Sloka 74-76. Ethics value on auditing world be a focus and must be regulated by a code of ethics. The research background by phenomenon of bribery cashes and added corruption list in Indonesia. Auditor’s code ethics be the fundamental for carry out the task of auditing process for force dilemma heave in sight on judgment and decision of audit result. Data collection by book study and interview to university’s internal auditor. The simultan results show that tri kaya philosophy has an ability on auditor’s ethical behavior. Parsial results are manacika parisudha has positive effect on auditor’s ethical behavior; wacika parisudha has positive effect on auditor’s ethical behavior; and kayika parisudha has positive effect on auditor’s ethical behavior. The moral and ethical values ​​contained encourage auditors to act in accordance with the code of ethics and auditing principles while maintaining their integrity. The dilemma that occurs when the auditor make a decision and statement becomes distorted after the individual adheres to the values ​​of the tri Kaya parisudha. Interconnection link from tri kaya parisudha be a ethical fundamental for thinking , speaking and acting.
Fenomena Fear of Missing Out (FoMO) Pasca Hegemoni Media Sosial Digital di Indonesia dalam Perspektif Skizoanalisis Gilles Deleuze John Abraham Ziswan Suryosumunar; Erliyana Devitasari
Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, dan Masyarakat Vol 6 No 1 (2023): SOPHIA DHARMA
Publisher : Program Studi Filsafat Agama Hindu IAHN Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article is a scientific paper in the field of philosophy. The material object of this article is the phenomenon of fear of missing out (FoMO) after digital social media hegemony in Indonesia. The formal object is the schizoanalysis perspective from Gilles Deleuze. The analysis using philosophical hermeneutic method, it was found that the phenomenon of fear of missing out (FoMO) has a correlation with the development of contemporary culture that is supported by the increase of digital social media users. This phenomenon is a form of anxiety when comparing oneself with what is owned and experienced by others, which then encourages each individual to consume everything that is considered trending to increase their symbolic appreciation of it. From the perspective of schizoanalysis, this phenomenon is a form of epistemological madness. There is disconnection between reality and the orientation of thought that is presented through various symbolic attributes due to the hegemony of digital social media. This condition is considered by Deleuze as the foundation of representative truth that curbs the emergence of change.