Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Tourism Scientific Journal Tourism Reserch Journal Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences
Wibowo, FX Setiyo
Sahid Polytechnic
Religion Arts Humanities Decision Sciences, Operations Research & Management Economics, Econometrics & Finance Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences Transportation Other

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

 1 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGROWISATA BELIMBING DEWA DI KELURAHAN PASIR PUTIH DEPOK Wibowo, FX Setiyo; Damanik, Darmawan; Harapan, Aria Dimas; Nurhidayati, Hindun
Tourism Scientific Journal Vol 1, No 1 (2015): Vol. 1 No.1
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.836 KB) | DOI: 10.32659/tsj.v1i1.5

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan koperasi dan pabrik pengolahan jus dan sirup tidak beroperasi kembali dan faktor-faktor yang menyebabkan Pemkot Depok belum berhasil mencapai tujuan dalam menciptakan Kelurahan Pasir Putih menjadi lokasi Primatani model kawasan agrowisata serta untuk menemukan model pemberdayaan masyarakat yang cocok untuk menarik masyarakat kelurahan Pasir Putih untuk terlibat dalam program pengembangan agrowisata belimbing. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan unit analisis masyarakat dan petani di kelurahan Pasir Putih yang berjumlah 100 informan di beberapa RW dan RT. Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan petani, warga, pihak terkait, swasta dan dosen. Didukung dengan FGD (Focus Group Discussion), observasi dan survei serta studi literatur dari berbagai sumber. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan koperasi dan pabrik pengolahan jus dan sirup belimbing adalah pertama, adalah hilangnya rasa memiliki para anggota koperasi. Kedua, koperasi tidak mampu menampung semua hasil panen petani. Ketiga, sebagai pusat koperasi harus mempunyai tiga koperasi primer, yang tidak dimiliki oleh PKPBDD. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan Pemkot Depok belum berhasil dalam menciptakan kelurahan Pasir Putih sebagai model kawasan agrowisata adalah pertama, menurunnya partisipasi public. Kedua, kurangnya koordinasi antar lintas sektor. Ketiga, tidak adanya pariwisata berbasis masyarakat. sehingga model pemberdayaan masyarakat yang cocok untuk diterapkan adalah Pendekatan 7D.Kata kunci: model pemberdayaan masyarakat, program pengembangan agrowisata, pendekatan 7D, belimbing dewa, kelurahan pasir putih
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGROWISATA BELIMBING DEWA DI KELURAHAN PASIR PUTIH DEPOK FX Setiyo Wibowo; Darmawan Damanik; Aria Dimas Harapan; Hindun Nurhidayati
Tourism Scientific Journal Vol. 1 No. 1 (2015): Vol. 1 No.1
Publisher : STIEPAR YAPARI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32659/tsj.v1i1.5

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan koperasi dan pabrik pengolahan jus dan sirup tidak beroperasi kembali dan faktor-faktor yang menyebabkan Pemkot Depok belum berhasil mencapai tujuan dalam menciptakan Kelurahan Pasir Putih menjadi lokasi Primatani model kawasan agrowisata serta untuk menemukan model pemberdayaan masyarakat yang cocok untuk menarik masyarakat kelurahan Pasir Putih untuk terlibat dalam program pengembangan agrowisata belimbing. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan unit analisis masyarakat dan petani di kelurahan Pasir Putih yang berjumlah 100 informan di beberapa RW dan RT. Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan petani, warga, pihak terkait, swasta dan dosen. Didukung dengan FGD (Focus Group Discussion), observasi dan survei serta studi literatur dari berbagai sumber. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan koperasi dan pabrik pengolahan jus dan sirup belimbing adalah pertama, adalah hilangnya rasa memiliki para anggota koperasi. Kedua, koperasi tidak mampu menampung semua hasil panen petani. Ketiga, sebagai pusat koperasi harus mempunyai tiga koperasi primer, yang tidak dimiliki oleh PKPBDD. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan Pemkot Depok belum berhasil dalam menciptakan kelurahan Pasir Putih sebagai model kawasan agrowisata adalah pertama, menurunnya partisipasi public. Kedua, kurangnya koordinasi antar lintas sektor. Ketiga, tidak adanya pariwisata berbasis masyarakat. sehingga model pemberdayaan masyarakat yang cocok untuk diterapkan adalah Pendekatan 7D.Kata kunci: model pemberdayaan masyarakat, program pengembangan agrowisata, pendekatan 7D, belimbing dewa, kelurahan pasir putih
Sebuah Model Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Tematik Mulyaharja Bogor Berbasis Pendampingan Perguruan Tinggi Asep Parantika; FX Setiyo Wibowo; Kadek Wiweka
Jurnal Penelitian Pariwisata Vol 4 No 2 (2020): (TRJ) Tourism Research Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30647/trj.v4i2.86

Abstract

The study aims to find out the solving method for problems in the thematic tourist village of Mulyaharja and designing the development of thematic tourism village model based on a community empowerment approach. This study is qualitative with an action research method. There are five respondents, i.e. chief of the village office, secretary of the village office, manager of the thematic tourist village, leader of mature farmer group and chief of youth group organization. This study was undertaken from February, 2018 to September, 2019. The generated outcomes are a solving problem method as solving steps chart, which consists of an explanation of the problem, solving and progress report each aspect, institutional, vision, activity, amenities, accesbility and entrepreneurship aspect. Furthermore, the model designed for development of thematic tourist village based on community empowerment is a circle with series of steps of eleven steps that connected each other and continuity. The series of steps are 1) choosing the candidate of partner village; 2) deciding the category of tourist village; 3) executing the MoU; 4) determining the program targets; 5) identifying the potentials of tourist village; 6) managing the empowerment programs; 7) implementing the assistance programs; 8) directing the college resources; 9) promoting the outcome of program; 10) evaluating the program and 11) mapping the stakeholder based on their proactive involvements. Keywords: Development, Thematic Tourist Village, Community Empowerment Approach
Rising the Competitiveness of a Cultural Tourist Destination in Banten, Indonesia through Stakeholder Orientation, Strategic Capability, and Shared Value Creation Titus Indrajaya; FX Setiyo Wibowo; Kadek Wiweka
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 2 (2022): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i2.5193

Abstract

The objective of this research is to determine the impact of stakeholder orientation, strategic capability, and shared value creation on the competitiveness of cultural tourist destinations. This study was carried out in order to improve the competitiveness of Banten, which has many cultural advantages but has not been fully utilized. This study employs quantitative methods, such as the analysis of structural equation models (SEM), which are supplemented by qualitative data. This research was performed out by distributing electronic questionnaires to 321 respondents from 8 districts and cities, including tourism officials, tour guide associations, tourism pioneer groups, tourism stakeholder’s social media groups, youth groups, and creative entrepreneur’s associations. In addition, focus group discussions with stakeholders were held to balance and strengthen the data collected. According to the results of the concurrent tests, Orientation Stakeholder (OS), Strategic Capabilities (KS), and Shared Value Creation (PNB) all contribute significantly to the competitiveness of cultural tourist destination variables. Remarkably, partial tests revealed that the variety of OS and KS has no effect on the competitiveness variables of cultural tourist destinations (DS). This implies that the indicators of OS, KS, and PNB should be improved in the future, particularly the variable of shared value creation (PNB), which plays an essential role.
Co-Authors Aria Dimas Harapan Asep Parantika Damanik, Darmawan Darmawan Damanik Harapan, Aria Dimas Hindun Nurhidayati Kadek Wiweka Kadek Wiweka Nurhidayati, Hindun Titus Indrajaya