Nelly Katharina Manurung
Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERANAN PENGGUNAAAN DISCLOSING AGENT SEBELUM MENYIKAT GIGI TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PADA MURID KELAS V SD NEGERI 067247 JL. BUNGA MALEM VII KELURAHAN LAU CIH KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2015 Manurung, Nelly Katharina
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.586 KB)

Abstract

Menyikat gigi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penumpukan plak pada permukaan gigi. Agar penyikatan gigi lebih efektif dibutuhkan bahan pewarna disclosing agent untuk menunjukkan sisa makanan dan plak yang masih tertinggal pada permukaan gigi sewaktu menyikat gigi. Penelitian bersifat deskriftif dengan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui peranan penggunaan disclosing agent sebelum menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak pada murid kelas V SD Negeri 067247 Jl. Bunga Malem VII Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan. Data diperoleh melalui pemeriksaan secara langsung pada murid. Sampel penelitian yaitu seluruh murid kelas V yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata indeks plak sebelum menyikat gigi tanpa menggunakan disclosing agent sebesar 1,95 dan sesudah menyikat gigi tanpa disclosing agent menurun menjadi 0,7. Sedangkan rata-rata indeks plak sebelum menyikat gigi dengan menggunakan disclosing agent sebesar 2,21 menurun menjadi 0,5 sesudah menyikat gigi dengan menggunakan disclosing agent. Berdasatkan tingkat kebersihan mulut pada murid kelas V sebelum menyikat gigi tanpa disclosing agent diperoleh kriteria baik 1 orang (3,3%), kriteria sedang 13 orang (43,3%) dan buruk 16 orang (53,3%). Sesudah menyikat gigi tanpa disclosing agent diperoleh kriteria baik 22 orang (73,4%), sedang 6 orang (20%) dan buruk 2 orang (6,6%). Tingkat kebersihan mulut pada murid kelas V sebelum menyikat gigi dengan menggunakan disclosing agent tidak ada kriteria baik, kriteria sedang 8 orang (26,7%) dan kriteria buruk 22 orang (73,3%). Sesudah dilakukan penyikatan gigi dengan menggunakan disclosing agent tingkat kebersihan mulut meningkat dengan kriteria baik 28 orang (93,3%), sedang 1 orang (3,3%) dan buruk 1 orang (3,3%). Berdasarkan rata-rata indeks plak dan kriteria indeks plak, bahwa menyikat gigi dengan menggunakan disclosing agent lebih efektif menghilangkan plak dibandingkan menyikat gigi tanpa menggunakan disclosing agent
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ANAK TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA/I KELAS V-B SD ST. ANTONIUS JL. SRIWIJAYA NO.7 MEDAN TAHUN 2014 Manurung, Nelly Katharina
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 9 No 2 (2014): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September-Desember 2014
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.815 KB)

Abstract

Rasa cemas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut sering dialami oleh setiap kalangan terutama padaanak – anak. Hal ini bisa disebabkan oleh trauma pada perawatan gigi sewaktu masa anak – anak dan bisajuga disebabkan oleh lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kecemasan yangdimiliki anak pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif dengan menggunakan metode survey. Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas V – B SDSt. Antonius Jl. Sriwijaya No.7 Medan tahun 2014 yang berjumlah 42 anak. Data tentang kecemasan siswa/idiperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada seluruh sampel. Hasil yang diperoleh dari penelitian iniadalah 11,9% tidak cemas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut, 26,2% memiliki tingkat kecemasansedang, 33,3% memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan 28,6% sangat cemas terhadap pelayanankesehatan gigi dan mulut. Penyebab kecemasan tertinggi adalah luka atau trauma pada rongga mulut (52,4%)dan jenis pelayanan yang paling dicemaskan adalah pencabutan gigi (47,2%).
PERANAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PENINGKATAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA-SISWI KELAS VII-1 SMP N 31 MEDAN KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 Manurung, Nelly Katharina
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 9 No 1 (2014): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2014
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.829 KB)

Abstract

  Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut, seperti masalah gigi berlubang, bau mulut, karang gigi dan pola makan yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus dalam hal peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan gigi melalui penyuluhan. Penelitian ini bersifat diskriptif dengan menggunakan pretest-posttest design dengan memberikan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah dan demonstrasi yang bertujuan untuk mengetahui peranan penyuluhan kesehatan gigi terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut siswa. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang dilakukan pada siswa-siswi kelas VII-1 SMP N 31 Medan Kecamatan Medan Tuntungan dengan jumlah responden 40 orang. Penelitian dilakukan dengan cara pemeriksaan langsung dan diperoleh hasil bahwa penyuluhan sangat berperan penting dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan yang nyata  pada rata-rata OHI-S siswa sebelum dan sesudah penyuluhan. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) siswa-siswi sebelum penyuluhan 3.37 dengan kriteria buruk dan setelah penyuluhan  menjadi 2.05 dengan kriteria sedang. Persentase OHI-S  sebelum penyuluhan dengan kriteria buruk yaitu 60% sesudah penyuluhan menjadi 7,5%, dengan kriteria sedang yaitu 30% menjadi 75% dan tidak dijumpai (0%) siswa dengan angka OHI-S dalam kriteria baik sebelum penyuluhan, namun setelah penyuluhan meningkat menjadi 17,5%. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sangat berperan penting dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN SISWA/I TERHADAP KELUHAN SAKIT GIGI SMA PGRI 24 TALUN KENAS KECAMATAN STM HILIR TAHUN 2016 Nelly Katharina Manurung
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 11 No. 1 (2016): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei - Agustus 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.205 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v11i1.69

Abstract

Persepsi sakit bisa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang penyakit karena semakin besar persepsinya terhadap sakit, semakin besar pengetahuannya tentang penyakit. Banyak orang keliru dalam memilih cara pengobatan yang tepat, disebabkan mereka tidak tahu tentang penyebab penyakit dan upaya pencegahannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan tindakan siswa/i terhadap keluhan sakit gigi di SMA PGRI 24 Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey yang menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang berjumlah 52 orang siswa/i SMA PGRI 24 Talun Kenas Kecamatan STM Hilir Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa/i tentang keluhan sakit gigi paling banyak dalam kriteria baik, yaitu sebanyak 44 responden (84,6%). Sebagian besar (71,15%) siswa/i pernah mengalami sakit gigi. Tindakan siswa/i dalam mengatasi keluhan sakit gigi paling banyak berada dalam kriteria baik, yaitu sebanyak 35 responden (67,3%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan tindakan siswa/i sudah baik. Namun siswa/i belum mengetahui tindakan yang tepat untuk menanggulangi gigi berlubang.