Ihsannudin, Nurul
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Metode Kritik Autentisitas Hadis Irene Schneider Ihsannudin, Nurul
RIWAYAH Vol 3, No 1 (2017): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v3i1.3438

Abstract

Hadits adalah salah satu sumber utama hukum Islam. Ilmuwan Muslim, sekarang dan dulu, mencoba untuk menyajikan model analisa hadits untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam memberikan kontribusi yang positif untuk menyelesaikan masalah sosial keagamaan dalam kehidupan manusia. Di sisi lain, Banyak Ilmuwan Barat (Orientalist) tertarik bidang hadits. Mereka belajar hadits bukan untuk mendapatkan pelajaran dari ini namun untuk mengetahui bagaimana hadits muncul dan kepada siapa hadits ini merujuk. Menurut Herbert Berg, ilmuwan Barat bisa dikategorikan ke dalam tiga tipe: (a) Skeptics; (b) non-skeptics; dan (c) middle ground. Jurnal ini menitikberatkan pada Pengeksplorasian Pemikiran Irene Schneider mengenai Tradisi Islam, khususnya tentang penelitiannya mengenai hadits-hadits Surraq. Dalam artikelnya Freedom and Slavery In Early Islamic Time, beliau mencoba untuk mempelajari Hadits-hadits Surraq menggunakan metode pendahulunya. Berdasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh realitas hidupnya, dalam artikel ini saya akan menunjukkan bahwa posisi Irene tentang tradisi hadits, khususnya tentang keautentikan sabda nabi, berdasarkan pada penelitiannya mengenai hadits mirip dengan Joseph Schacht. Dengan kata lain, ini berarti bahwa beliau ragu terhadap keautentikan hadits tersebut. Kemudian hasil penelitiannya tentang hadits Surraq dikritisi oleh Harald Motzki dalam bukunya,  Analysing Muslim Traditions.Dan Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa Pemikiran Irene lahir dan dipengaruhi oleh Schacht.
KONTEKS ARAB SEBELUM DAN SESUDAH PENGUTUSAN NABI: Menelisik Faktor-Faktor di Balik Keistimewaan Bahasa Hadis Ihsannudin, Nurul; Nisa’, Khoirun
Riwayah : Jurnal Studi Hadis Vol 7, No 1 (2021): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v7i1.10135

Abstract

Melalui ajaran yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits, Islam telah mempengaruhi tradisi dan budaya di masyarakat Arab. Hadits, ucapan Nabi Muhammad saw, dipandang oleh ahli bahasa Arab memiliki keistimewaan dan kelebihan. Pada artikel ini, penulis bertujuan untuk mencari jawaban terkait konteks tradisi-budaya sastra di masa kelahiran dan pertumbuhan Nabi Muhammad saw berikut faktor yang membentuk bahasa dan gaya hadits berdasarkan asumsi bahwa konsep al-ta`atstsur wa al-ta`tsīr berlaku untuk setiap manusia. Penulis melakukan analisis terhadap data penelitian dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks tradisi-budaya sastra Arab sudah mengalami kemajuan di masa kelahiran dan pertumbuhan Nabi saw. Selain itu, terdapat faktor-faktor utama dan pendukung dalam pembentukan bahasa hadits. Wahyu Alquran dan Jawāmi 'al-kalim merupakan faktor utama dalam membentuk bahasa hadits. Sedangkan konteks kemajuan tradisi-budaya sastra Arab menjadi faktor pendukung dan merupakan bentuk sunatullah yang diterapkan dalam kehidupan manusia.[The Contexts of The Prophet’s Life: Reading the Factors Behind the Excellence of the Hadith Language. Through the teachings contained in the Quran and hadith, Islam has influenced the traditions and cultures in Arab society. The hadith, the sayings of the Prophet Muhammad (PBUH), were viewed by Arab linguists as having specialties and advantages. In this article, the authors aim to find the context of literary traditions during the birth and growth of the Prophet Muhammad (PBUH) and the factors that shape the language and style of hadith based on the assumption that the concept of al-ta`atstsur wa al-ta`tsīr applies to every human being. The authors analyzed the research data using descriptive-analytic methods. The results showed that the context of Arabic literary cultures had progressed at the time of the Prophet's birth and growth. Besides, there are major and supporting factors in the formation of hadith language. The revelation of the Quran and Jawāmiʿ al-kalim are the major factors in shaping the language of hadith. Meanwhile, the contexts of literary progress in Arabic society are supporting factors and are forms of sunatullah that are applied in human life.]