Edible film didefinisikan sebagai lapisan tipis yang fungsinya untuk melapisi suatu bahan pangan yang layak untuk dimakan dan berperan menjaga ketahanan produk pangan. Kandungan pati pada tepung tapioka cukup tinggi, yaitu 69,58%, sehingga layak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan edible film. Selain kandungan pati yang digunakan sebagai bahan baku, penambahan plasticizer juga dibutuhkan dalam pembuatan edible film yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik edible film serta zat aditif sebagai sifat antimikroba. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh peningkatan volume gliserol sebagai plasticizer terhadap sifat fisik dan kunyit putih sebagai zat aditif (antimikroba). Kandungan fenol pada kunyit putih dapat memperlambat proses pembusukan pada bahan pangan. Pada penelitian ini, konsentrasi gliserol yang digunakan yaitu 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75% (v/v larutan) dan kunyit putih dengan konsentrasi 0%; 0,4%; 0,8%; 1,2% (v/v larutan). Karakteristik fisik yang dianalisa yaitu kelarutan, ketebalan, elongitas, dan tensile strength. Analisa antimikroba diuji menggunakan metode cakram dengan bakteri E.Coli dan analisa coating terhadap buah anggur.