Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Philosophical and Traditional Arts of Bugis-Makassar in Historical Perspective Teng, Haji Muhammad Bahar Akkase
TAWARIKH Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : ASPENSI in Bandung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.381 KB)

Abstract

ABSTRACT: Traditional and modern, considered by many people, are two opposite things. In the context to the art, for example, many people assume that traditional art to be inferior to modern art, because modern art is considered more capable in terms of satisfying the soul or mind of society. This paper discusses the philosophy and history of traditional arts of Bugis-Makassar in South Sulawesi, Indonesia. Philosophy of art, that will be discussed, includes about ideas, meaning, experience, and intuition depicting symbolic meaning in the art of traditional of Bugis-Makassar. This paper uses literature review. Data were collected by conducting literature searches and documentation. Data has also been collected through the reading and study of literatures, and further to be discussed and analyzed to describe the philosophy and history of traditional arts of Bugis-Makassar descriptively. The results of the study showed that the art originated from pre-history and lasted until now. Art evolved into several types, namely primitive art, classic art, traditional art, modern art, and contemporary art. Traditional art is an element of art that are part of life in a specific clan, including Bugis-Makassar traditional arts which has had characteristic different from those in other areas. Traditional arts (Bugis) surviving until now include “Pajaga Makkunrai” dance and “Sinrili” (Makassar) are a form of art speech of the story, structured, rhythmic, and poetic chanted by the expert or called as “pasinrili”.KEY WORD: Philosophy; Historical Perspective; Modern Art; Bugis-Makassar Traditional Arts; Survival.About the Author: Haji Muhammad Bahar Akkase Teng is a Senior Lecturer at the Department History, Faculty of Humanities UNHAS (Hasanuddin University) Makassar, Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar, South Sulawesi, Indonesia. The author is able to be contacted via mobile phone at: +628124246613 or via e-mail at: baharakkase@gmail.comHow to cite this article? Teng, Haji Muhammad Bahar Akkase. (2016). “Philosophical and Traditional Arts of Bugis-Makassar in Historical Perspective” in TAWARIKH: International Journal for Historical Studies, Vol.8(1) October, pp.69-78. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UIN SGD Bandung, ISSN 2085-0980.Chronicle of the article: Accepted (January 22, 2016); Revised (May 20, 2016); and Published (October 28, 2016).
TUHFAT AL –NAFIS:KARYA SASTRA SEJARAH (MELAYU) DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Akkase Teng, H.Muhammad Bahar
Paramasastra Vol 2, No 1 (2015): Vol 2 No 1 Bulan Maret Tahun 2015
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/parama.v2n1.p%p

Abstract

Dalam makalah  ini  telah  dibahas mengenai  sastra Melayu  klasik,  sastra  sejarah melayu  serta  Tuhfat  Al  Nafis.  Sastra  Melayu  klasik(lama)  adalah  sastra  yang berbentuk  lisan  atau  sastra  yang  tercipta  dari  ucapan.  Karya  sastra  sejarah, merupakan  suatu  karya  sastra  yang  terkandung  didalamnya  unsur  sejarah.Sastra sejarah merupakan  dongeng, fantasi, bukan fakta dan kebenaran cerita. Anggapan masyarakat terhadap karya sastra Sejarah ini sebagai karya sejarah, disebabkan  a) judul  karya  ini    menggunakan  kata  sejarah,b)  latar  atau  tempat-tempat  yang diceritakan  ada  dalam  dunia  nyata,c)  nama-nama  pelaku  atau  tokoh  cerita merupakan  tokoh  historis,  dan  dipercayai  benar-benar  ada.Tuhfat  al  Nafis  Trengganu  salah  satu  naskah  kuno  yang  tergolong  sastra  sejarah  yang  dikarang oleh  dua  orang,  ayah  dan  anak    Haji  Raja  Ahmad(1778-1878)  dan  Haji  Raja Ali(1808-1872).  Raja  Ali  Haji  juga  merupakan  seorang  intelektual  terkenal  di penghujung abad ke-19. Karya-karyanya bukan hanya sastra, tetapi juga dibidang lain, seperti; agama, sejarah, bahasa dan budaya Melayu. Naskah ini telah disalin untuk disimpan di Isana Diraja Trengganu pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin  III(1881-1918).  Corak  kaligrafinya    jauh  lebih  bermutu  dari  pada manuskrip lainnya yang disalin untuk pegawai-pegawai asing.
TUHFAT AL –NAFIS:KARYA SASTRA SEJARAH (MELAYU) DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Akkase Teng, H.Muhammad Bahar
Paramasastra: Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol 2, No 1 (2015): Vol 2 No 1 Bulan Maret Tahun 2015
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/parama.v2n1.p%p

Abstract

Dalam makalah  ini  telah  dibahas mengenai  sastra Melayu  klasik,  sastra  sejarah melayu  serta  Tuhfat  Al  Nafis.  Sastra  Melayu  klasik(lama)  adalah  sastra  yang berbentuk  lisan  atau  sastra  yang  tercipta  dari  ucapan.  Karya  sastra  sejarah, merupakan  suatu  karya  sastra  yang  terkandung  didalamnya  unsur  sejarah.Sastra sejarah merupakan  dongeng, fantasi, bukan fakta dan kebenaran cerita. Anggapan masyarakat terhadap karya sastra Sejarah ini sebagai karya sejarah, disebabkan  a) judul  karya  ini    menggunakan  kata  sejarah,b)  latar  atau  tempat-tempat  yang diceritakan  ada  dalam  dunia  nyata,c)  nama-nama  pelaku  atau  tokoh  cerita merupakan  tokoh  historis,  dan  dipercayai  benar-benar  ada.Tuhfat  al  Nafis  Trengganu  salah  satu  naskah  kuno  yang  tergolong  sastra  sejarah  yang  dikarang oleh  dua  orang,  ayah  dan  anak    Haji  Raja  Ahmad(1778-1878)  dan  Haji  Raja Ali(1808-1872).  Raja  Ali  Haji  juga  merupakan  seorang  intelektual  terkenal  di penghujung abad ke-19. Karya-karyanya bukan hanya sastra, tetapi juga dibidang lain, seperti; agama, sejarah, bahasa dan budaya Melayu. Naskah ini telah disalin untuk disimpan di Isana Diraja Trengganu pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin  III(1881-1918).  Corak  kaligrafinya    jauh  lebih  bermutu  dari  pada manuskrip lainnya yang disalin untuk pegawai-pegawai asing.
Jaringan Orang Arab Hadhramaut dan Keturunannya di Makassar 1930-1952 Akkase Teng, Muhammad Bahar; Anjarsari, Hilda; Heriana, Heriana; Badollahi, Muhammad Zainuddin
Attoriolong Vol 19, No 1 (2021): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat jaringan orang arab Hadramaut dan keturannya di Makassar pada tahun 1930-1952. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat empat nama besar dari jaringan keturanan Hadhramaut di Makassar antara lain K.H.S. Djamaluddin Assegaf Puang Ramma, Abdurahman Shibab, Sayyid Saleh bin Abdullah Al Habsyi, Abdurahman A. Basalamah. Keempat tokoh ini merupakan tokoh sentral dalam penyebaran agama islam, pengembangan seni dan budaya arab Hadramaut. Selain itu keturan Hadhramaut juga terlibat dalam politik dan perdagangan.