This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
Rotty, Linda W.A.
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbandingan Kadar Hemoglobin Pengguna Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional pada Pria Dewasa di Manado Waleleng, Mark M.; Rotty, Linda W.A.; Polii, Efata
e-CliniC Vol 6, No 2 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v6i2.22118

Abstract

Abstract: Smoking has become a daily habit in Indonesia. Manado has a percentage of smokers as many as 23.6%. Many efforts have been done to find alternative tobacco cigarette. Electric cigarette is one of the new models to replace tobacco cigarette. This study was aimed to determine the ratio of hemoglobin levels in adult male electric cigarette users in Manado. This was an observational analytical study using a cross sectional design. Samples were obtained by using decisive sampling technique. There were 20 electric cigarette users and 20 conventional cigarette users in this study. The results showed that the mean hemoglobin level of conventional cigarette users was higher (17.080 g / dl) than of electric cigarette users (14.335 g/dl). The bivariate analysis using the T test (α=0.05) of the comparison of hemoglobin levels in electric cigarette users and conventional cigarette users resulted in a P value of 0.000. Conclusion: There was a significant comparison of hemoglobin levels in users of electric cigarettes and of conventional cigarettes among adult males in Manado.Keywords: electric cigarettes, conventional cigarettes, hemoglobin Abstrak: Merokok sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Kota Manado memiliki persentase perokok sebanyak 23,6%. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencari alternatif rokok tembakau. Rokok jenis elektrik merupakan salah satu fenomena baru yang diupayakan untuk mengganti rokok tembakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar hemoglobin pada pengguna rokok elektrik pria dewasa di kota Manado. Jernis penelitian ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan decisive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang pengguna rokok elektrik dan 20 orang pengguna rokok konvensional. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan kadar hemoglobin pada pengguna rokok elektrik dan rokok konvensional dimana rerata kadar hemoglobin pengguna rokok konvensional lebih tinggi (17,080 g/dl) dibandingkan pada pengguna rokok elektrik (14,335 g/dl). Hasil uji analisis bivariat menggunakan uji T terhadap perbandingan kadar hemoglobin pengguna rokok elektrik dan rokok konvensional pada pria dewasa dengan derajat kepercayaan α=0,05 mendapatkan P=0,000. Simpulan: Terdapat perbandingan bermakna dari kadar hemoglobin pengguna rokok elektrik dan rokok konvensional pada pria dewasa di Manado.Kata kunci: rokok elektrik, rokok konvensional, hemoglobin
Hubungan Kadar Hematokrit dan Tekanan Darah pada Subjek Laki-laki Perokok Usia Dewasa Muda Isa, Roi O.; Rotty, Linda W.A.; Polii, Efata B.I.
e-CliniC Vol 5, No 2 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v5i2.18571

Abstract

Abstract: Smoking is a major health problem in Indonesia especially in adult males. The age of a person to initially start smoking becomes younger, therefore, the prevalence of smoking in Indonesia has increased in 2013 (36.3%) compared to that in 2007 (34.2%). Smoking is a risk factor for a number of chronic diseases such as cancer, lung diseases, and cardiovascular diseases. Several previous studies had suggested a relationship between hematocrit levels, blood viscosity and blood pressure. This study was aimed to determine the correlation between hematocrit level and blood pressure in young adult male smokers as subjects. This was an analytical study with a cross-sectional design. Blood pressure and hematocrit level were performed on a total of 40 male students of the Faculty of Engineering Sam Ratulangi University Manado. Data were analyzed statistically by using the Spearman correlation test. The correlation test on the relationship between blood hematocrit level and systolic blood pressure showed an r value of 0.236 and a P value of 0.143 while the correlation test on the relationship between blood hematocrit level and diastolic blood pressure resulted in an r value of 0.352 and a P value of 0.026. Conclusion: There was a positive correlation between hematocrit level and diastolic blood pressure in young adult smokers but not for systolic blood pressure.Keywords: smokers, hematocrit, blood pressure Abstrak: Merokok menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia khususnya pada kaum lelaki dewasa. Usia seseorang mulai merokok semakin muda dan prevalensi merokok di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2013 (36,3%) dibandingkan tahun 2007 (34,2%). Merokok sebagai faktor risiko sejumlah penyakit kronis seperti kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit kardiovaskuler. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan adanya hubungan antara kadar hematokrit, viskositas darah, dan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hematokrit dan tekanan darah pada subjek laki-laki perokok usia dewasa muda. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Subyek penelitian ialah 40 orang mahasiswa laki-laki Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado. Pemeriksaan tekanan darah dan hematokrit darah dilakukan terhadap seluruh subyek. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi pada hubungan kadar hematokrit dengan tekanan darah sistolik (TDS) mendapatkan nilai r=0,236 dan nilai P =0,143 sedangkan pada hubungan kadar hematokrit dengan tekanan darah diastolik (TDD) didapatkan nilai r=0,352 dan nilai P=0,026. Simpulan: Terdapat hubungan positif antara kadar hematokrit dan tekanan darah diastolik pada perokok laki-laki usia dewasa muda tetapi tidak berlaku untuk tekanan darah sistolik.Kata kunci: perokok, hematokrit, tekanan darah
Hubungan kadar hematokrit dengan tekanan darah pada pria dewasa muda obesitas sentral Puspitarinie, Nadiah D.; Wantania, Frans E.; Rotty, Linda W.A.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.14455

Abstract

Abstract: Abdominal obesity is the accumulation of body fat in the abdomen that is most prevalent in males. The prevalence of abdominal obesity in Indonesia increased from 2007 (18.8%) to 2013 (26.6%) and North Sulawesi was the second rank of abdominal obesity among other provinces. Some studies suggested that there was a relationship between hematocrit, blood viscosity, and blood pressure, however, there is no study about these three parameters in young adult males with abdominal obesity so far. This study was aimed to determine the relationship between hematocrit and systolic blood pressure (SBP) as well as diastolic blood pressure (DBP) in young adult males with abdominal obesity. This was a cross-sectional analytical study in 42 male students aged 18-40 years of Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi Manado. The Spearman correlation test showed r= 0.208 and p= 0.186 for hematocrit level and SBP; and r= 0.339 and p= 0.028 for hematocrit level and DBP. Conclusion: There was a significant positive relationship between hematocrit and diastolic blood pressure but not with systolic blood pressure in male young adults with abdominal obesity.Keywords: blood pressure, hematocrit, abdominal obesity Abstrak: Obesitas sentral adalah penumpukan lemak dalam tubuh di bagian perut, paling banyak terjadi pada pria. Prevalensi obesitas sentral di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 (18,8%) hingga tahun 2013 (26,6 %) dimana Sulawesi Utara merupakan provinsi kedua tertinggi dengan obesitas sentral pada tahun 2013. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kadar hematokrit, viskositas darah, dan tekanan darah namun penelitian secara khusus pada pria dewasa muda dengan obesitas sentral belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hematokrit dengan tekanan darah sistolik (TDS) dan diastolik (TDD) pada pria dewasa muda obesitas sentral. Jenis penelitian ialah analitik korelasi dengan desain potong lintang pada 42 mahasiswa pria usia 18-40 tahun di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan nilai r= 0,208 dan nilai p= 0,186 pada kadar hematokrit dengan TDS. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan nilai r= 0,339 dan nilai p= 0,028 pada kadar hematokrit dengan TDD. Simpulan: Pada pria dewasa muda dengan obesitas sentral didapatkan hubungan bermakna antara kadar hematokrit dengan tekanan darah diastolik namun tidak dengan tekanan darah sistolik. Kata kunci: tekanan darah, hematokrit, obesitas sentral
Hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar hematokrit pada pria dewasa muda Villarsi, Devinda; Rotty, Linda W.A.; Pandelaki, Karel; Wantania, Frans E.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.14460

Abstract

Abstract: Central obesity plays an important role in the changes of blood circulation that can lead into several chronic diseases. The changes of blood circulation can be detected as earlier as possible by checking the hematocrit levels regularly. This study was aimed to determine the correlation between waist circumference and hematocrit levels in young adult males, This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. Respondents were young adult males aged 20-28 years. This study was conducted from October 13 until November 11, 2016. Respondents were 38 young adult males consisting of 27 males with central obesity and 11 males without central obesity. The result of Spearman’s rho analysis of the correlation between waist circumference and hematocrit level resulted in r=0.156 and p=0.350. Conclusion: There was a weak positive correlation between waist circumference and hematocrit levels in young adult males but was not statistically significant.Keywords: central obesity, hematocrit, young adult men. Abstrak: Obesitas sentral berperan penting terhadap terjadinya perubahan aliran darah dalam tubuh manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan beberapa penyakit kronik. Perubahan aliran darah dapat dideteksi sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan kadar hematokrit secara teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar hematokrit pada laki-laki dewasa muda. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah mahasiswa laki-laki berusia 20-28 tahun. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 Oktober - 11 November 2016 dengan responden berjumlah 38 orang yang terdiri dari 27 mahasiwa obes sentral dan 11 mahasiswa non-obes sental. Hasil analisis uji Spearman’s rho antara lingkar pinggang dengan kadar hemoglobin dari 38 responden diperoleh koefisien korelasi r = 0,134 dengan nilai p = 0,422. Simpulan: Terdapat hubungan positif lemah yang tidak bermakna antara lingkar perut dan hemoglobin. Kata kunci: obesitas sentral, hematokrit, pria dewasa muda
Profil Tumor Solid pada Pasien Rawat Inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2013-Desember 2014 Kandow, Krisye M.; Rotty, Linda W.A.; Haroen, Harlinda
e-CliniC Vol 5, No 1 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v5i1.15888

Abstract

Abstract: Solid tumor is an abnormal swelling in the human body caused by a number of diseases, such as malignancy (cancer). This was a descriptive retrospective study involving all medical record data of solid tumor patients treated in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January 2013 through December 2014. The most frequently found tumor was breast cancer (181 people; 28.8%) and the least one was nasopharyngeal cancer (6 patients; 1%). The majority of patients were 50-59 years old (180 patients; 28.7%) and the least found were 20-29 years old (7 patients; 1.1%). Females (460 patients; 73.2%) were more commonly found than males (168 patients; 26.8%). The occupation of most patients was housewives (287 patients; 45.7%), and the least found was university/high school students (3 patients; 0.5%). The type of tumor according to gender was breast cancer in females (181 patients; 28.8%) and most of the patients were aged 40-49 years old and 50-59 years old (each of 61 patients; 9.7%). Conclusion: Solid tumor was most commonly found in females, aged 50-59 years old, and housewives; breast cancer had the highest percentage.Keywords: solid tumor, carcinoma, mortality Abstrak: Tumor solid adalah bentuk benjolan yang tidak normal dalam tubuh, yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit, antara lain keganasan (kanker). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan seluruh data rekam medis status pasien tumor solid yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014. Hasil penelitian memperlihatkan tumor terbanyak ialah karsinoma mammae (181 pasien; 28,8%) dan yang paling sedikit karsinoma nasofaring (6 orang; 1%). Sampel penelitian terbanyak berusia 50-59 tahun (180 pasien; 28,7%) dan yang paling sedikit berusia 20-29 tahun (7 pasien; 1,1%). Sampel berjenis kelamin perempuan sebanyak 460 pasien (73,2%) dan jenis kelamin laki-laki 168 pasien (26,8%). Pekerjaan pasien yang tersering ialah sebagai ibu rumah tangga (287 pasien; 45,7%) dan yang paling sedikit mahasiswa/pelajar (3 pasien; 0,5%). Jenis tumor berdasarkan jenis kelamin ditemukan sebagian besar pasien perempuan menderita karsinoma mammae (181 pasien; 28,8%), berusia 40-49 tahun dan 50-59 tahun (masing-masing 61 pasien; 9,7%). Simpulan: Tumor solid lebih sering ditemukan pada jenis kelamin perempuan, kelompok usia 50-59 tahun, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga; karsinoma mammae dengan persentase tertinggi.Kata kunci: tumor solid, karsinoma, mortalitas