Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JURNAL SIPIL STATIK

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI) Kaeng, Preisy Gabriela; Rompis, Semuel Y. R.; Lintong, Elisabeth M.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 9 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah kendaraan yang memafaatkan jalan atau tingkat kepemilikan kendaraan yang semakin bertambah setiap saat yang tidak diikuti dengan penambahan panjang jalan maupun peningkatan kapasitas jalan lama merupakan penyebab terjadinya masalah-masalah lalu lintas. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data volume lalulintas, waktu tempuh, serta geometrik jalan (lebar dan panjang). Lokasi penelitian yaitu di daerah Jalan Kairagi-Airmadidi yang dibatasi dari Alfamart Maumbi sampai depan Indomart Manado Bitung km 8. Penelitian ini dilakukan pada hari Senin-Sabtu. Untuk survei volume dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencatat setiap kendaraan yang lewat pada pos pengamatan sesuai dengan klasifikasi masing-masing kendaraan. Untuk survei waktu tempuh dilakukan dengan metode moving car observer method yaitu dengan menggunakan 1 buah mobil pribadi yang menempuh kedua arah secara bolak balik pada segmen jalan yang diamati yaitu 2,9 km. Sedangkan untuk mengukur geometrik jalan (lebar jalan dan panjang jalan) dilakukan dengan menggunakan meteran. Dalam penelitian ini diteliti menegenai hubungan anatara arus lalu lintas dengan waktu tempuh, sehingga dengan mengetahui hubungan tersebut para perencana dapat meramalkan kinerja lalu lintas yang akan terjadi. Dari hasil penelitian dan analisis yang sudah dilakukan diperoleh arus lalu lintas tertinggi untuk total 2 arah jalan tersebut mencapai 6681 smp/jam. Dari hasil perhitungan dengan kapasitas 1284 smp/jam per lajur diperoleh nilai Indeks Tingkat Pelayanan terbaik untuk arah Kairagi adalah 1,2632 hal ini dibuktikan dengan Nilai  = 0,9587 yang merupakan nilai  terbesar pada arah Kairagi dari seluruh hari penelitian dan diperoleh nilai Indeks Tingkat Pelayanan terbaik untuk arah Airmadidi adalah 3,9241 hal ini dibuktikan dengan Nilai  = 0,8755 yang merupakan nilai  terbesar pada arah Airmadidi dari seluruh hari penelitian.  Kata Kunci : Kemacetan, Kapasitas, Indeks Tingkat Pelayanan
IDENTIFIKASI KETIDAKTEPATAN KOMPOSISI CAMPURAN ASPAL PANAS ANTARA RANCANGAN DI LABORATORIUM (DESIGN MIX FORMULA) DENGAN PENCAMPURAN DI ASPHALT MIXING PLANT (JOB MIX FORMULA) Pompana, Truly; Lintong, Elisabeth M.; Kaseke, Oscar H.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 10 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perancangan campuran melalui AMP dan penghamparan serta pemadatan di lapangan menghasilkan Rancangan Campuran Kerja atau Job Mix Formula (JMF), dimana hasil perancangan ini diharapkan harus sama dengan hasil perencanaan campuran di laboratorium (DMF) yang memenuhi persyaratan campuran menurut Spesifikasi Teknik yang menjadi acuan. Dalam pembuatan campuran dalam skala sebenarnya melalui AMP, pembuatan dengan aspal panas dan pemadatan dengan alat-alat pemadatan langsung di lapangan, bisa saja terjadi ketidaksesuaian dengan kriteria campuran yang didapat dalam DMF. Penelitian ini akan mengidentifikasi ketidaktepatan komposisi campuran aspal panas antara rancangan di laboratorium (Design Mix Formula) dengan pencampuran di Asphalt Mixing Plant (Job Mix Formula), pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan untuk pekerjaan perkerasan jalan. Langkah yang dilakukan adalah mengambil data DMF yang telah dibuat, kemudian memeriksa kembali kesesuaian DMF terhadap spesifikasi. DMF kemudian diinterpretasikan di AMP. Hasil pencampuran AMP diambil untuk pemeriksaan Marshall, di ekstraksi untuk memperoleh kadar aspal dan terhadap mineral agregat dilakukan analisa saringan cara basah. Pengambilan data juga dilakukan saat penghamparan dan pemadatan dilapangan dan setelah pemadatan, dilakukan pengambilan sampel core drill untuk pemeriksaan ketebalan dan kepadatan. Dari hasil analisis Marshall pada DMF, kadar aspal terbaik adalah 6,7%. Dari hasil ekstraksi pencampuran di AMP didapat kadar aspal 6,56%. Pada DMF, nilai Marshall yang diperoleh untuk stabilitas = 1241 kg, flow = 3,15 mm, VIM = 3,979 %, VMA = 17,231 %, VFB = 76,866 %, density = 2,21gr/cm3. Dari hasil pemeriksaan terhadap campuran yang dibuat di AMP, nilai Marshall yang diperoleh untuk stabilitas = 1215 kg, flow = 3,29 mm, VIM = 4,903 %, VMA= 15,564 %, VFB= 68,496 %, density = 2,19 gr/cm3. Pada sampel yang diambil dengan cara core drill didapat nilai density sebesar 2,15 gr/cm3. Terdapat perbedaan nilai DMF dengan campuran yang dibuat di AMP. Sehingga dapat disimpulkan JMF berbeda dengan DMF.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada ketidaktepatan yang menyebabkan perubahan mutu campuran. Hal ini disebabkan kalibrasi alat pada bukaan cold bin, bukaan hot bin, timbangan panas yang kurang terkontrol dan suhu pemadatan yang turun. Suhu saat pemadatan lapangan adalah 120°C, sedangkan suhu yang disyaratkan 125°C - 145°C.  Kata kunci : Design Mix Formula, Job Mix Formula, Asphalt Mixing Plant, Marshall
PENGARUH PERUBAHAN RASIO ANTARA FILLER DENGAN BITUMEN EFEKTIF TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LASTON JENIS LAPIS AUS Pasiowan, Miristika Amaria; Kaseke, Oscar H.; Lintong, Elisabeth M.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapis Aspal Beton (Laston) – Lapis Aus (Asphalt Concrete – Wearing Course) terbuat dari agregat yang terdiri dari fraksi kasar, fraksi halus, dan fraksi bahan pengisi (filler) sebagai bahan pengisi dan aspal (bitumen) sebagai bahan pengikat. Sampai saat ini metode Marshall masih digunakan untuk mengetahui karakteristik campuran beraspal panas. Dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga Tahun 2010 Revisi III, terdapat ketentuan baru kriteria Marshall tentang batasan Rasio Filler dengan kandungan Bitumen Efektif  pada campuran Laston dengan batasan yang disyaratkan yaitu antara 1,0 sampai 1,4. Pengaruh variasi Rasio Filler – Bitumen Efektif terhadap kriteria Marshall inilah yang diteliti pada campuran Laston – Lapis Aus (Asphalt Concrete – Wearing Course). Penelitian ini menggunakan material dari Lolan – Kabupaten Bolaang Mongondow dan Aspal PERTAMINA Penetrasi 60 – 70, kedua bahan pembentuk campuran telah teruji sebelumnya sesuai dengan persyaratan. Berdasarkan gradasi dibuat komposisi campuran agregat dengan lima variasi kadar aspal, dilakukan pengujian Marshall kemudian diperoleh kadar aspal terbaik sebesar 6,2% dari berat total campuran. Untuk mendapatkan  Rasio Filler – Bitumen Efektif yang bervariasi maka dibuat campuran dengan kadar bitumen tetap menggunakan kadar aspal terbaik, dan lima variasi gradasi agregat berupa gradasi ideal dari saringan teratas fraksi > 0,3 mm dan tiga saringan terbawah fraksi  < 0,3 mm yang divariasikan.Hasil pengujian dan pengamatan menunjukkan bahwa perubahan Rasio Filler – Bitumen Efektif mempengaruhi semua besaran Marshall. Pengaruh paling besar terjadi pada VIM (Void In Mix). Jika Rasio Filler – Bitumen Efektif berada di bawah 1,0 maka VIM (Void In Mix) meningkat mendekati batas atas yang disyaratkan. Dan jika Rasio Filler – Bitumen Efektif berada di atas 1,4 maka VIM (Void In Mix) mendekati batas bawah dan berpeluang keluar dari batasan yang disyaratkan. Jadi nilai Rasio Filler – Bitumen disarankan tidak sekadar memenuhi batas terendah ataupun batasan tertinggi yang disyaratkan yaitu pada range 1,0 – 1,4. Semakin kecil nilai Rasio Filler – Bitumen Efektif atau semakin mendekati 1,0 maka semakin baik. Kata Kunci       :           AC – WC, Rasio Filler – Bitumen Efektif, Kriteria Marshall
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA BETOAMBARI DI KOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA Mantouw, Evelin Sintia; Lintong, Elisabeth M.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 9 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Baubau merupakan salah satu kota budaya yang ada di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Baubau memperoleh status kota pada tanggal 21 Juni 2001. Dan saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur terutama dibidang pariwisata. Bandar Udara Betoambari terletak di Kelurahan Katobengke, Kecamatan Betoamabari berjarak sekitar 8 km dari pusat kota dan saat ini tergolong sebagai Bandara Kelas III dengan jenis pesawat yang beroperasi yaitu ATR 72-500 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan kota.Dalam merencanakan perkembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas dimasa yang akan datang. Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan bersifat research. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, pesawat, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi untuk meramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dianggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data primer yang diperoleh dari Bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi, dan data existing Bandara digunakan sebagai acuan merencanakan pengembangan Bandar Udara.Untuk pengembangan Bandar Udara Betoambari yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir Kendaraan.Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 737-800 NG maka dibutuhkan panjang landasan 2800 meter lebar 45 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 85 cm, luas apron 722 × 93 = 67.146 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 40 cm, luas terminal penumpang 147000 m2, luas gudang 15100 m2 dan luas pelataran parkir 27600 m2.    Kata kunci: Kota Baubau, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.