Claim Missing Document
Check
Articles

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KUABANG KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Regel, Jimmy; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.; Undap, Lambertus J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 3 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Halmahera Utara dengan Ibukota Kabupaten Tobelo memiliki beberapa bandar udara antara lain Bandar Udara Gamarmalamo (Galela),Bandar Udara Kuabang (Kao) dan Bandar Udara Boso yang terletak di area operasional penggalian Mineral oleh PT. Nusa Halmahera Mineral, salah satu bandar udara yaitu Bandar Udara Kuabang Kao merupakan pintu masuk transportasi udara yang sangat penting di Kabupaten Halmahera Utara, namun sampai saat ini Bandar Udara Kuabang Kao masih memiliki kelemahan yang sangat signifikan baik disisi udara maupun sisi darat untuk itu dirasakan perlu untuk melakukan suatu pengembangan agar mampu menjawab kebutuhan transportasi udara di Kabupaten Halmahera Utara untuk masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan menggunakan data primer seperti data klimatologi, keadaan topografi dan existing bandara serta data sekunder seperti data arus lalu lintas udara selama lima tahun, data karakteristik pesawat dan data penduduk yang dijadikan acuan sebagai dasar perencanaan pengembangan Bandar Udara Kuabang Kao. Perencanaan pengembangan Bandar Udara Kuabang Kao meliputi Runway, Taxiway, Apron yang mengacu pada standar ICAO, sementara untuk perencanaan perkerasan mengacu pada standar PCA dan FAA, serta terminal area yang meliputi terminal penumpang, gudang dan area parkir kendaraan yang dianalisa berdasarkan hasil analisa perkembangan arus lalu lintas pesawat udara dan pergerakan pesawat serta penumpang pada jam sibuk di masa yang akan datang. Dari hasil analisis diperolehkan panjang Runway yang dibutuhkan adalah 1670 meter, yang berada pada orientasi 180–360, untuk perkerasan lentur Runway dan Taxiway didapat ketebalan adalah 34cm, luas Apron 165mx67m, tebal perkerasan Rigid pada Apron 18 cm, luas total terminal penumpang 6290m2, area parkir kendaraan 1001 m2 (50x20 m) serta luas gudang 22.03m2. Kata kunci: Bandar Udara Kuabang Kao, perencanaan, pengembangan, Runway, Taxiway, Apron,Terminal penumpang.
KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC Mamangkey, Rizky; Kaseke, Oscar H.; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hot Rolled Sheet ? Wearing Course (HRS-WC) atau disebut juga lataston (lapis tipis aspal beton) merupakan lapisan permukaan yang berfungsi sebagi lapisan aus dan kedap air serta langsung menerima beban lalu lintas. Dalam campuran beraspal panas agregat memberikan kontribusi sekitar 90-95% terhadap total campuran, sehingga sifat fisik dari agregat mempengaruhi hasil pengujian volumetrik salah satunya adalah VMA. Pengaruh sifat fisik agregat terhadap VMA inilah yang akan menjadi penelitian. Penelitian dilakukan untuk 3 jenis material dari lokasi yang berbeda dan memiliki sifat dan ciri berbeda, sumber agregat yaitu Tateli, Kinilow dan Lolak. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan awal dan lanjutan terhadap sifat-sifat agregat dan aspal agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan.Didapat komposisi gradasi agregat gabungan untuk campuran HRS-WC, dimana CA= 49.89%, FA= 42.81% dan FF= 7.30%. Nilai berat jenis bulk agregat untuk ke-3 sumber agregat yakni: Tateli = 2.42, Kinilow = 2.43, Lolak = 2.61. Dengan nilai berat jenis bulk agregat diperoleh kriteria Marshall untuk VMA adalah sebagai berikut: Tateli = 20.66%, Kinilow = 19.76%, Lolak = 19.52% dan didapat grafik lengkung VMA Lolak lebih rendah daripada Kinilow dan Tateli.Sifat fisik agregat yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai VMA pada campuran beraspal panas jenis HRS-WC adalah berat jenis bulk agregat. Berat jenis bulk agregat besar akan memberikan nilai VMA rendah dan sebaliknya. Disarankan menggunakan agregat pecah dari sungai, karena memberikan nilai berat jenis bulk besar, juga memberikan nilai penyerapan air kecil karena tekstur agregat tidak berpori.Kata Kunci : Sifat Fisik Agregat, Berat Jenis Bulk Agregat, VMA
PEMODELAN FASILITAS ARUS PEJALAN KAKI (TROTOAR) Limpong, Royke; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada ruas jalan sam ratulangi  banyak permasalahan terkait fasilitas pejalan kaki yang dapat menyebabkan konflik antara pejalan kaki dengan arus lalu lintas yang dapat menimbulkan hambatan, kemacetan, dan membahayakan pemakai jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan tingkat pelayanan pejalan kaki dan walkability. Hasil analisis karakteristik dan tingkat pelayanan pejalan kaki menunjukkan bahwa untuk trotoar timur arus pejalan kaki terbesar yaitu pada pengamatan malam sebesar 103orang/15menit dengan kecepatan rata-rata ruang sebesar 59,91 m/mnt, kepadatan sebesar 0,0143 org/km. Untuk trotoar barat arus pejalan kaki terbesar yaitu pada pengamatan sore 284 orang/15menit  dengan kecepatan rata-rata ruang sebesar 52,41 m/mnt, kepadatan sebesar 0,1305 org/km. Pada masing-masing jam puncak berada pada kategori tingkat pelayanan “A” dan konflik antara pejalan kaki tidak mungkin terjadi. Jenis fasilitas pedestrian, yaitu fasilitas pedestrian  tanpa pelindung. Berdasarkan hasil analisis, maka di buat disain tipikal fasilitas pejalan kaki berupa tambahan lebar trotoar dan elemen- elemen pendukung lainnya seperti kanopi-kanopi, tempat duduk, lampu penerangan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.   Kata kunci: Karakteristik Pejalan Kaki, Tingkat Pelayanan, Fasilitas Pejalan Kaki
ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN KAPASITAS MENGGUNAKAN METODE GREENSHIELDS, GREENBERG, DAN UNDERWOOD TERHADAP PERHITUNGAN KAPASITAS MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Gamran, Ririn; Jansen, Freddy; Paransa, M. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 7 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado memiliki beberapa ruas jalan yang sering terjadi masalah lalulintas seperti kemacetan. Kemacetan tersebut disebabkan karena peningkatan ekonomi yang juga menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga terjadi pergerakan lalu lintas yang cukup tinggi. Demikian juga yang terjadi diruas jalan raya Manado-Tomohon didepan halte bus Trans Kawanua sebagai daerah studi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan manajemen lalulintas yang terencana dan terarah dengan terlebih dahulu menetahui karakteristik lalu lintas seperti volume dan kecepatan dengan melakukan studi pada luas jalan tersebut. Studi dalam penelitian ini dilakukan diruas jalan raya Manado-Tomohon selama tiga hari survey, yang bertujuan untuk mengetahui kapasitas yang ada diruas jalan tersebut, dengan metode yang digunakan adalah model Greenshields, Greenberg, dan Underwood yang kemudian dibandingkan dengan kapasitas menggunakan metode MKJI 1997. Kapasitas yang digunakan dengan pemodelan Greenshields, Greenberg, dan Underwood didapat dengan terlebih dahulu  mencari hubungan matematis antara parameter Volume-Kecepatan-Kepadatan dan koefisien determinasi (R2) yang tertinggi untuk tiga hari survey. Dari hasil pemodelan didapat untuk model Greenshields koefisien tertinggi adalah hari Sabtu (arah Manado-Tomohon) dengan R2 = 0,8713 dengan persamaan hubungan matematis V = 51,51942.D-0,58205.D2 dan Kapasitas (VM) =1140,04 smp/jam.  Untuk model Greenberg koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu (arah Tomohon-Manado) dengan R2 = 0,9527 dengan persamaan hubungan matematis V = 76,3554.D-14,1890.DLnD dan Kapasitas (VM) = 1134,30 smp/jam. Untuk model Underwood koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu (arah Tomohon-Manado) dengan R2 = 0,9125 dengan persamaan hubungan matematis V = 40,38438.D .e-0,0127.D dan Kapasitas (VM) = 1172,17 smp/jam. Untuk perhitungan dengan menggunakan MKJI didapat kapasitas (VM) = 2790 smp/jam. Berdasarkan perhitungan dari ketiga model tersebut yang paling mendekati dengan perhitungan MKJI adalah model Greenberg. Kata Kunci : Kapasitas, Greenshields, Greenberg, Underwood.
ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013 Yauri, Ricky; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 12 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Bina Marga 2013 dijelaskan bahwa empat tantangan terkait isu kinerja aset jalan di Indonesia sudah diakomodir. Keempat tantangan tersebut berupa beban berlebih, temperatur perkerasan tinggi, curah hujan tinggi, dan tanah lunak. Empat tantangan diuraikan sebagai parameter yang harus diuji pada pedoman sebelumnya. Pedoman desain perkerasan yang ada diantaranya Pt T-01-2002-B dan Pd T-05-2005 tetap valid namun solusi desain harus memenuhi persyaratan dalam manual ini terutama dengan umur rencana, faktor kerusakan (VDF), desain pondasi jalan, dan beban berlebih. Untuk mempersingkat proses perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode Bina Marga 2002, pada penelitian ini dibuat dalam bentuk grafik/nomogram desain hubungan antara kumulatif beban sumbu standar, W18 dan tebal perkerasan untuk lapis pondasi berbutir dan lapis pondasi CTB. Kisaran W18 adalah 300.000 ESAL ~ 30.000.000 ESAL serta nilai CBR tanah dasar berkisar 2% ~ 10% dengan kenaikan 1%. Dari hasil perhitungan, dengan data LHR sebesar 11.880 kend/hari dimana proporsi LV= 95% dan HV = 5% pada ruas jalan Mapanget – Kairagi tahun 2016,  perhitungan W18 menurut Bina Marga 2002 adalah sebesar 7.535.757 ESAL, perhitungan CESA menurut Bina Marga 2005 adalah sebesar 9.165.713 ESAL, dan perhitungan CESA4 menurut Bina Marga 2013 adalah sebesar 10.413.211 ESAL. Berdasarkan Bina Marga 2013, dengan penajaman desain terhadap umur rencana dan faktor kerusakan (VDF), maka perkerasan harus didesain dengan menggunakan desain 3 yaitu menggunakan struktur perkerasan AC-WC  dan CTB. Sedangkan penajaman untuk tanah lunak (CBR ≤ 6%), penanganan berupa penggunaan lapis penopang (capping layer) setebal 300 mm. Setelah dilakukan koreksi terhadap temperatur maka total tebal lapis beraspal dikali dengan faktor sebesar 0,91. Penajaman desain memperlihatkan bahwa desain tebal perkerasan berubah dari 655 mm menjadi 1110 mm, suatu indikasi tebal perkerasan semakin kuat. Namun dengan menggunakan CTB maka tebal perkerasan beraspal berkurang dari 195 mm menjadi 60 mm, suatu pengurangan yang sangat berarti yaitu sebesar 135 mm, merupakan indikasi perkerasan yang semakin ekonomis. Jika kontraktor kurang berkompeten serta sumber daya tidak memadai untuk mengerjakan konstruksi CTB, maka solusi menggunakan lapis pondasi Agregat Kelas A dapat digunakan. Kata kunci : CESA, CBR, tebal lapis perkerasan, grafik/nomogram desain, penajaman desain
PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT PEDESAAN DI KECAMATAN LIRUNG Tamila, Priskila Gedoa; Kereh, Lexie F.; Jansen, Freddy; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 4 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kota Lirung adalah salah satu kota yang ramai dikunjungi oleh masyarakat yang ada di Kabupaten Talaud karena merupakan pusat perbelanjaan dan tempat persinggahan pertama kapal yang datang dari Manado, Bitung dan Tahuna. Sejalan dengan peningkatan aktifitas itu, maka kebutuhan akan transportasi darat meningkat. Sedangkan pada kenyataannya kota Lirung tidak memiliki terminal sehingga kendaraan yang ada parkir sembarangan di pusat pertokoan di Kota Lirung. Jadi dalam hal ini dianggap perlu untuk merencanakan terminal di Kota Lirung yang dapat mengatur arus lalulintas. Perencanaan terminal di Kecamatan Lirung didasarkan pada data-data yang diambil yaitu Data Sekunder yang terdiri dari jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan yang beroperasi. Berikutnya Data Primer yang berdasarkan trayek kendaraan umum, tingkat kedatangan dan waktu yang digunakan dalam sistem, data ini di dapat dengan metode survei di lapangan yaitu di Pusat Pertokoan di Kota Lirung selama 6 (enam) hari. Berdasarkan hasil perhitungan dari data-data yang diperoleh maka terminal yang direncanakan adalah terminal tipe C dengan luas 7000 m² (100 m x 70 m) dan terdiri dari 2 (dua) jalur dengan perincian 1 (satu) jalur untuk areal kedatangan dan 1 (satu) jalur areal pemberangkatan. Terminal menggunakan 1 (satu) pintu masuk dan keluar. Adapun untuk areal parkir kendaraan yaitu untuk areal kedatangan menggunakan sistem parkir 60° dan areal pemberangkatan menggunakan sistem parkir 90° dengan kapasitas parkir keseluruhan adalah 82 kendaraan, terminal ini dapat dimanfaatkan sampai tahun rencana yaitu tahun 2022 dengan cara peramalan (forecasting) yaitu didapat tingkat kedatangan angkutan pada jam sibuk sebesar 78 kendaraan. Kata kunci: perencanaan terminal, angkutan darat pedesaan, terminal Kecamatan Lirung
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA Tulungen, Bryan Barsel; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 1 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara merupakan kabupaten yang dahulunya di mekarkan dari kabupaten kepulauan Sangihe dan Talaud saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur yang ada terutama di ibukota kabupaten Talaud yaitu Melonguane. Bandar udara Melonguane terletak di ibu kota kabupaten dan saat ini tergolong sebagai bandara klas III dengan jenis pesawat yang beroperasi masih tergolong pesawat kecil yaitu Dornier 328 dan ATR 72-500 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan daerah. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Melonguane-Talaud yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan. Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boing 737-800 maka dibutuhkan panjang landasan 2.656 meter lebar 51 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 170 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 70 Cm, luas apron 102 × 93 = 9.486 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 35 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 41 Cm, luas terminal penumpang 5.400 m2, luas gudang 32 m2 dan luas pelataran parkir 1000 m2. Kata kunci: Kabupaten Kepulauan Talaud, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.
KAJIAN PENYEBAB PERBEDAAN NILAI BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL PANAS YANG DIHITUNG BERDASARKAN METODE MARSHALL DENGAN YANG DICARI LANGSUNG BERDASARKAN AASHTO T209 Laoli, Maria Estela; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky R. E.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat jenis maksimum campuran adalah perbandingan berat isi benda campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol. Berat jenis maksimum campuran pada masing-masing kadar aspal diperlukan untuk menghitung kadar rongga masing-masing kadar aspal. Berat jenis maksimum campuran dapat diperoleh secara teoritis pada metode Marshall dan bisa juga dicari secara langsung berdasarkan AASHTO T209. Namun pada kenyataannya, berat jenis maksimum baik yang dicari secara teoritis maupun yang dicari langsung selalu ada perbedaan, inilah yang akan diangkat dalam penelitian ini.Penelitian dilakukan untuk 3 jenis material dari lokasi yang berbeda dan memiliki sifat dan ciri berbeda, sumber agregat yaitu Tateli, Kinilow dan Lolak. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan awal dan lanjutan terhadap sifat-sifat agregat dan aspal agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Selanjutnya mencari nilai berat jenis maksimum campuran secara teoritis dan secara langsung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jenis maksimum campuran yang dihitung secara langsung berdasarkan AASHTO T209 lebih besar daripada yang dihitung secara teoritis menggunakan metode Marshall, untuk semua jenis kadar aspal. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik agregat yang berbeda, yaitu berat jenis. Dari kesimpulan tersebut disarankan, untuk pengujian berat jenis maksimum campuran harus dicari berdasarkan AASHTO T209 dan dalam proses merancang campuran terutama yang menyangkut pemeriksaan material agregat sangat diperlukan ketelitian dan pemeriksaan berulang-ulang agar supaya didapat hasil yang akurat.Kata Kunci : AASHTO T209, Berat Jenis Maksimum, Metode Marshall
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN PROGRAM AASIDRA (STUDI KASUS : PERSIMPANGAN JALAN 14 FEBRUARI TELING – JALAN DIPONEGORO – JALAN LUMIMUUT – JALAN TOAR, KOTA MANADO) 2011 Djumati, Julia Astuti; Paransa, M. J.; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 5 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pada penelitian ini digunakan program aaSIDRA yang memberikan kemudahan untuk menganalisa persimpangan, sehingga dapat menghemat waktu analisa. Lokasi penelitian adalah simpang empat lengan Jalan 14 Februari Teling-Jalan Diponegoro-Jalan Lumimuut-Jalan Toar, di kota Manado. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan survey awal lalu lintas yang melewati simpang tersebut cukup tinggi, maka dilakukanlah penelitian untuk mendapatkan nilai derajat kejenuhan, waktu siklus, tundaan dan panjang antrian yang di anggap paling baik, kemudian dengan menggunakan MKJI 1997 untuk di bandingkan hasilnya dengan aaSIDRA. Untuk mengevaluasi simpang bersinyal dibutuhkan data lapangan berupa : kondisi geometrik meliputi lebar pendekat, waktu sinyal, dan volume lalu lintas, serta kondisi lingkungan berupa kelas ukuran kota, tipe lingkungan jalan, dan kelas hambatan samping. Komposisi kendaraan yang digunakan pada aaSIDRA adalah Light Vehicle (LV) dan Heavy Vehicle (HV), dan pada MKJI 1997 adalah LV, HV, dan Motor Cycle (MC). Perhitungan MKJI 1997 dilakukan kembali tanpa menggunakan MC untuk membandingkan aaSIDRA dan MKJI 1997 pada komposisi kendaraan dan kondisi yang sama. Data volume lalu lintas yang mewakili 85%, digunakan dalam evaluasi simpang. Pada aaSIDRA didapat nilai DS cenderung mendekati 0,8 pada setiap variasi waktu siklus, sedangkan semakin besar variasi waktu siklus maka semakin besar nilai panjang antrian dan tundaan, dan pada MKJI 1997 semakin besar variasi waktu siklus maka semakin besar pula nilai DS, panjang natrian dan tundaan. Pada variasi waktu siklus detik ke 200, DS aaSIDRA dan MKJI 1997 hampir sama yaitu mendekati 0,8.Kata kunci : simpang bersinyal empat lengan, derajat kejenuhan, waktu siklus, tundaan, antrian.
ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI BERDASARKAN GAP ACCEPTANCE (STUDI KASUS: RUAS JL. YOS SUDARSO SEGMEN DEPAN PASAR SEGAR PAAL DUA) Karangan, Beltsazar Eloansen; Jansen, Freddy; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 6 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gap acceptance merupakan teori yang dapat digunakan dalam menganalisa pejalan kaki dalam hal penyeberang jalan. Kecepatan arus lalulintas sangat berpengaruh terhadap penerimaan gap. Besar suatu gap yang ada sangat bergantung pada perilaku peyeberang jalan. Penelitian ini dilakukan agar pejalan kaki aman dalam menyeberang jalan dengan cara menentukan nilai gap kritis yaitu headway minimum arus lalulintas dan distribusi headway pada ruas jalan tersebut.Ruas jalan Yos Sudarso segmen depan  Pasar Segar Paal 2 merupakan lokas penelitian yang dipilih karena dianggap sesuai untuk melakukan penelitian gap acceptance. Pengumpulan data gap yang diterima dan ditolak untuk dianalisa menjadi gap kritis. Penelitian ini dibatasi hanya pada zebra cross dengan waktu 12 jam mulai dari pukul 06.00 ? 18.00 pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu dengan memakai video kamera kemudian diaplikasikan menggunakan metode Raff, Greenshields, dan Acceptance curve.Hasil nilai gap kritis pada segmen depan Pasar Segar Paal 2 diperoleh dari metode Acceptance Curve yaitu kisaran 3.4 sampai 3.7 detik. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi headway, presentasi frekuensi (h ? t) menunjukkan bahwa semakin besar volume kendaraan maka jumlah gap aman bagi penyeberang jalan akan semakin kecil. Kata Kunci: gap acceptance, gap kritis, distribusi headway, fasiitas penyeberangan 
Co-Authors Adelina A. R. Runtuwene, Adelina A. R. Ahmad Yani Abas Apriana, Feriska Audie L. E. Rumajar Audie L. E. Rumayar Badi, Chamelia Bonny F. Sompie Brigitha Raco, Brigitha Bryan Barsel Tulungen, Bryan Barsel Elisabeth Lintong Eman, Peter A. F. C. Woran, F. C. Fabian J. Manoppo Giavanny Hermanus, Giavanny Glendy Lansart, Glendy Irwanto L. Pongsipulung, Irwanto L. Irwinsyah Marsudi Gorahe, Irwinsyah Marsudi James A Timboeleng James A Timboeleng, James A James A. Timboeleng Jefferson Londong Jefferson Londong, Jefferson Jimmy Regel Joice E. Waani Julia Astuti Djumati Kafiar, Rima Pauline Karangan, Beltsazar Eloansen Kawengian, Erlangga Lalamentik, Lucia G. J. Lambertus J. Undap Lendy Arthur Kolinug Lesawengan, Vicky F. Lewi Anatasia Sinaga Lexie F. Kereh Lintong Elisabeth Lintong, Elisabeth M. Lintong, Elisabeth Mieke M. J. Paransa Manoppo, Mecky Mantouw, Evelin Sintia Maria Estela Laoli Mecky R. E. Manoppo Muhammad Chaiddir Hajia Nasaruddin, Nurrizka Natalia Diane Kasenda Octaviani Litwina Adam Oktovian B. A. Sompie Oleng, Adechrystie P. Oscar H. Kaseke Pangalila, Wiranda Maria Pingkan Petracia Politon, Ronald R. M. W. Pomantow, Schwarz Y. Praycilia Inri Badar Priskila Gedoa Tamila Recky Pasila, Recky Ririn Gamran, Ririn Rizky Mamangkey Robert J. M. Mandagi Roi Y. A. Sumangkut Ronald Agus Jembise Royke Limpong, Royke Rumpesak, Norio H Rusdianto Horman Lalenoh, Rusdianto Horman Sandri Linna Sengkey Semuel Y. R. Rompis, Semuel Y. R. Servie O. Dapas Soraya Hais Abdillah Steenie E. Wallah Steve Ch. N. Palenewen Sudenroy Mentang Suryanto Bawataa, Suryanto Tambajong, Brenda E. Tambengi, Angelica L. D. Taula, Aprilian Dora Theo K Sendow Theo K Sendow, Theo K Theo K. Sendow Tompodung, Gabriella Trifianny Tonaas Rantung, Tonaas Tumbelaka, Hanna Viandany Zulfian Muslim Waleleng, Jermia M. B. Wuwung, Victorie Harly Yauri, Ricky