Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KADAR KALSIUM DENGAN SERANGAN ASMA PADA ANAK Rompies, Ronald; Sumampow, Christine; Wahani, Audrey
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 8, No 3 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.8.3.2016.14153

Abstract

Abstract: Asthma is a chronic inflammatory disorder of the respiratory tract that can cause an increased response and activity within the airway which is characterized by the recurrent episodes of wheezing, shortness of breath, and cough accompanied by airway obstruction in varying degrees. Vitamin D plays a role in the pathogenesis of asthma. Many studies suggest a relation between vitamin D and calcium, which can be seen as a possible link between calcium levels and asthma. This study aimed to determine the correlation between the level of calcium and asthma attacks in children. This was a case-control study that gathered 21 asthmatic children and 19 non-asthmatic children with acute respiratory infections who did not use corticosteroids for the treatment at outpatient services Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January to June 2015. Calcium levels of asthmatic patients and non-asthmatic were noted. Statistical analysis using logistic regression with a P value < 0.05 were considered significant. The results of logistic regression analysis showed a significant association between calcium level and asthma attack (P = 0.04 with OR = 2.75). The average level of calcium in the asthmatic group was 9.2 mg/dL (0.81, 95% CI 8.91 to 9.64) and the non-asthmatic group was 8.7 mg/dL (0.72, 95% CI 8.38-9.07). Conclusion: There was a correlation between calcium level and asthma attack in children. The lower the level of calcium, the higher the chance of asthma attack.Keywords: children, asthma, calciumAbstrak: Asma adalah kelainan inflamasi kronis saluran pernapasan yang dapat menyebabkan peningkatan respon dan aktivitas jalan napas, ditandai dengan episode mengi berulang, sesak napas, dan batuk yang disertai obstruksi jalan napas dalam derajat bervariasi. Vitamin D berperan dalam patogenesis asma. Banyak penelitian mengatakan bahwa terdapat hubungan antara vitamin D dan kalsium, sehingga diduga adanya hubungan antara kadar kalsium dan asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kalsium dengan serangan asma pada anak. Jenis penelitian ialah kasus kontrol dimana dikumpulkan 21 anak dengan asma dan 19 anak non-asma dengan infeksi saluran napas akut dan tidak menggunakan kortikosteroid yang datang berobat di pelayanan rawat jalan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dari Januari sampai Juni 2015. Kadar kalsium pasien asma dan non-asma dicatat. Analisis statistik menggunakan regresi logistik dengan nilai P < 0,05 dianggap bermakna. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan hubungan bermakna antara kadar kalsium dengan serangan asma (P = 0,04 dengan OR = 2,75). Rerata kadar kalsium pada kelompok asma 9,2 mg/dL (0,81, 95% CI 8,91-9,64) dan kelompok non asma 8,7 mg/dL (0,72, 95% CI 8,38-9,07). Simpulan: Terdapat hubungan antara kadar kalsium dan serangan asma pada anak. Makin rendah kadar kalsium, makin tinggi peluang terjadinya serangan asma.Kata kunci: anak, asma, kalsium
Pengaruh Kekurangan Nutrisi Terhadap Perkembangan Sistem Saraf Anak Papotot, Gianfranco S.; Rompies, Ronald; Salendu, Praevilla M.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 3 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.3.2021.31830

Abstract

Abstract: In developing countries malnutrition contributes to high mortality rates. Children's age, previous birth spacing, mother's educational status, wealth status, and area are factors that are independently related to children's nutritional status. The first thousand days of life are a critical period for children's neurodevelopment. Physical growth, cognitive function of the brain, physiological function and changes in immune response can be impaired due to lack of nutrition at an early age. In developing countries children under 5 years have a prevalence of about 27% of malnutrition. The research objective was to determine the relationship and effect of nutritional deficiencies on the development of the nervous system in children. This research is in the form of a literature review. Literature is taken from three databases, namely PubMed, ClinicalKey and Google Scholar. The keywords used were undernutrition AND neurological disorders AND children. After being selected with inclusion and exclusion criteria, we obtained 10 literature consisting of ten cross-sectional studies. The results showed that 10 literature examined the relationship and effect of nutritional deficiencies on the development of the nervous system in children. In conclusion, nutritional deficiencies and nervous system disorders in children have an interplay of relationships. Children who suffer from nutritional deficiencies have an influence on the development of the nervous system and the most on motor and cognitive disorders.Keywords: undernutrition, neurological disorders, children  Abstrak: Di negara berkembang kekurangan gizi memberikan kontribusi terhadap tingginya rata-rata angka kematian. Usia anak-anak, jarak kelahiran sebelumnya, status pendidikan ibu, status kekayaan, dan wilayah merupakan faktor yang secara independen terkait dengan status gizi anak-anak. Seribu hari pertama kehidupan merupakan masa kritis bagi perkembangan saraf anak. Pertumbuhan fisik, fungsi kognitif otak, fungsi fisiologis dan perubahan respon imun bisa terganggu karena kurangnya gizi di usia dini. Di negara berkembang anak di bawah 5 tahun memiliki prevalensi sekitar 27% kekurangan gizi. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kekurangan nutrisi pada perkembangan sistem saraf anak. Penelitian ini dalam bentuk literature review. Literatur diambil dari tiga database yaitu PubMed, ClinicalKey dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan yaitu undernutrition AND neurological disorders AND children. Setelah diseleksi dengan kriteria inklusi dan ekslusi, didapatkan 10 literatur yag terdiri dari sepuluh penelitian cross-sectional study. Hasil penelitian menunjukan 10 literatur meneliti hubungan dan pengaruh kekurangan nutrisi terhadap perkembangan sistem saraf anak. Sebagai simpulan, kekurangan nutrisi dan kelainan sistem saraf pada anak memiliki hubungan yang saling memengaruhi satu sama lain. Anak yang mengalami kekurangan nutrisi memiliki pengaruh pada perkembangan sistem saraf dan terbanyak pada kelainan motorik dan kognitif.Kata Kunci: undernutrition, neurological disorders, children
Pemahaman Orang Tua terhadap Pola Makan Anak Penderita Kanker di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado Rompies, Ronald; Tatara, Hubert I; Gunawan, Stefanus
Medical Scope Journal Vol 1, No 2 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.2.2020.28289

Abstract

Abstract: Information about nutrition and parents’ experience are very important in supporting the nutrition of children with cancer. This study was aimed to obtain the parents’ understanding about nutrition of children with cancer. We used modified structured questionnaire about diet and sanitation which were already validation testing. The results showed that there were 38 complete questionnaires consisted of acute lymphoblastic leukemia (ALL) in 14 children (36.8%), followed by acute myeloid leukemia (AML) in 8 children, and retinoblastoma in 7 children. The majority of parents were housewives (84%) meanwhile senior high school educated was the most common education (57.8% of mothers and 52.6% of fathers)). All parents changed the diet style of their children after diagnosed as cancer. Most parents (78.9%) answered that food could cause cancer, and (94.7%) avoided certain foods; (78.9%) chose junk food as avoided food; and during treatment, (89.4%) gave special foods which were high protein, fruits, vegetables, and milk. Most parents (94.7%) answered that children with cancer had to avoid street foods, and (94.7%) chose mineral water as a safe drink. In conclusion, education of medical workers about nutrition of children with cancer is needed to achieve agreement in optimal nutrition.Keywords: nutrition of children with cancer Abstrak: Informasi mengenai kebutuhan nutrisi dan pengalaman orang tua berperan penting dalam menunjang nutrisi anak dengan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang nutrisi yang optimal bagi anak dengan kanker. Pada penelitian ini digunakan kuesioner terstruktur tentang diet dan kebersihan yang dimodifikasi, teruji dengan validitas isi. Hasil penelitian mendapatkan 38 kuesioner yang diisi lengkap, dengan diagnosis terbanyak acute lymphoblastic leukemia (ALL) pada 14 anak (36,8%), diikuti acute myeloid leuke-mia (AML) 8 anak, dan retinoblastoma 7 anak. Mayoritas orang tua memiliki pekerjaan ibu rumah tangga (84%) dan pendidikan terakhir yang terbanyak ialah SMA (ibu 57,8% dan ayah 52,6%). Semua orang tua merubah pola makan anak mereka setelah terdiagnosis kanker. Sebagian besar orang tua (78,9%) menjawab makanan dapat menyebabkan kanker dan (94,7%) menghindari makanan tertentu; (78,9%) memilih junk food sebagai makanan yang harus dihindari; dan (89,4%) memberikan makanan khusus selama pengobatan mengandung tinggi protein, buah, sayur, dan susu. Sebagian besar orang tua (94,7%) menjawab anak penderita kanker tidak boleh makan makanan di pinggir jalan, dan (94,7%) memilih air mineral sebagai minuman yang aman untuk diminum. Simpulan penelitian ialah perlu dilakukan edukasi dan penyuluhan oleh tenaga medis tentang nutrisi untuk anak kanker agar terdapat kesepahaman dalam pemberian nutrisi yang optimal.Kata kunci: nutrisi anak dengan kanker
Hubungan Status Gizi dan Anemia dengan Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Adrian Umboh; Ronald Rompies; Valentine Umboh
Sari Pediatri Vol 23, No 6 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.6.2022.395-401

Abstract

Latar belakang. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan kongenital pada struktur dan fungsi sirkulasi. Morbiditas dan mortalitas PJB dipengaruhi berbagai faktor, seperti status gizi dan anemia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan anemia pada anak dengan PJB asianotik dan sianotik di RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Metode. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode potong-lintang pada anak 1-18 tahun dengan PJB di RSUP Prof. R.D. Kandou, Manado pada Maret-Oktober 2021. Analisis hubungan berat badan, tinggi badan, status gizi dan anemia dengan PJB dilakukan dengan uji Mann-Whitney atau Chi square. Hasil. Sampel terdiri dari 62 anak (51,6% laki-laki dan 48,4% perempuan). PJB asianotik ditemukan pada 77,42% dan PJB sianotik 22,58%. Berat badan dan status gizi ditemukan berkaitan dengan PJB; anak PJB asianotik memiliki berat badan (rerata 16 kg vs 11 kg, p=0,000) dan status gizi yang lebih baik (rG=0,947 dan p=0,000). Tinggi badan tidak berkaitan dengan PJB. PJB dan anemia memiliki hubungan erat (p = 0,017), dengan OR = 4,6 (CI 95%: 1,2-16,8).Kesimpulan. Berat badan, status gizi, dan anemia berkaitan dengan PJB. Anak dengan PJB asianotik memiliki berat badan dan status gizi yang lebih baik, serta lebih mungkin mengalami anemia.
Hubungan antara Status Nutrisi dengan Tingkat Keparahan Infeksi Dengue pada Pasien Anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado, Indonesia Rezki A. A. Naiem; Ronald Rompies; Suryadi N. N. Tatura
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44314

Abstract

Abstract: Dengue infection is a viral disease that is transmitted through mosquitoes, especially the Aedes aegypti species infected by dengue virus. Nutritional status is thought to be one of the factors that can affect the severity of dengue infection. This study aimed to determine the relationship between nutritional status and the severity of dengue infection in pediatric patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational and analytical study with a case control design using secondary data of the medical record of Pediatric Department at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital. Samples were taken using the purposive sampling technique. The results obtained a total sample of 332 samples that matched the inclusion criteria. Data were analyzed using the Chi-Square test with Jamovi 1.6.23 for Windows program resulting in a p-value of 0.205 (p>0.05) for the relationship between nutritional status and the severity of dengue infection in the pediatric patients. In conclusion, there is no relationship between nutritional status and the severity of dengue infection in pediatric patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. Keywords: dengue infection; nutritional status; children Abstrak: Infeksi dengue merupakan penyakit virus yang penularannya melalui perantara gigitan nyamuk terutama spesies Aedes aegypti yang terinfeksi oleh virus dengue. Status nutrisi diduga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi tingkat keparahan infeksi dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status nutrisi dengan tingkat keparahan infeksi dengue pada pasien anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah analitik observasional dengan rancangan case control menggunakan data sekunder dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, Hasil penelitian mendapatkan total sampel sebanyak 332 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan program Jamovi 1.6.23 for Windows yang mendapatkan nilai p=0,205 (p>0,05) untuk hubungan antara status nutrisi dengan tingkat keparahan infeksi dengue pada pasien anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan bermakna antara status nutrisi dengan tingkat keparahan infeksi dengue pada pasien anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Kata kunci: infeksi dengue; status nutrisi; anak
Hubungan antara Kadar Serum Kortisol Pagi Hari dan 25-OH Vitamin D pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Adrian Umboh; Valentine Umboh; Ronald Rompies
Sari Pediatri Vol 24, No 4 (2022)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.4.2022.217-21

Abstract

Latar belakang. Sindrom nefrotik (SN) adalah penyakit ginjal kronis yang paling sering terjadi pada anak yang diobati dengan kortikosteroid dosis tinggi dan dapat menyebabkan insufisiensi adrenal sekunder, mengakibatkan penurunan kadar kortisol. Proteinuria pada SN secara tidak langsung dapat menyebabkan defisiensi vitamin D yang merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti riketsia, kanker, dan infeksi.Tujuan. Untuk mengetahui hubungan kadar serum kortisol pagi hari dengan kadar 25-OH vitamin D pada anak sindrom nefrotik.Metode. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan potong-lintang pada 30 anak berusia 1-18 tahun dengan sindrom nefrotik yang berobat di Poliklinik Anak RSUD Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado.Hasil. Kadar kortisol serum pagi hari pada anak dengan SN ditemukan terendah pada SN resisten steroid, dan tertinggi pada SN sensitif steroid. Subjek dengan insufisiensi vitamin D paling banyak ditemui pada kategori SN resisten steroid. Ditemukan hubungan bermakna yang kuat antara kadar kortisol pagi hari dengan kadar vitamin D, dimana kadar kortisol <3 mg/l memiliki risiko 3,5 kali lebih besar mengalami insufisiensi atau defisiensi vitamin D dibandingkan kadar kortisol yang lebih tinggi.Kesimpulan. Penelitian ini menemukan hubungan bermakna yang kuat antara kadar kortisol pagi hari dengan kadar vitamin D pada anak dengan sindrom nefrotik.
Karakteristik Covid-19 Varian Delta dan Varian Omicron pada Anak Manuella K. Sumakul; Novie H. Rampengan; Ronald Rompies
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 1 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i1.45270

Abstract

Abstract: To date, COVID-19 has mutated into several types or variants. The variants of this virus, Delta and Omicron, become noticable and spread in all ages including children worldwide. Therefore, it is necessary to recognize the characteristics of these two variants in children. This study aimed to determine the characteristics of COVID-19 Delta and Omicron variants in children. This was a literature review study, performed by using PubMed, Google Scholar and ClinicalKey databases. The results obtained 12 literatures about the characteristics of the Delta and Omicron variants in children based on age, sex, clinical manifestations, and hospitalization. The Delta variant was most found in ages >5 years, male, had clinical manifestations of common symptoms associated with impaired olfactory and taste functions, and hospitalization of 2-5 days. Meanwhile, the Omicron variant was most found in ages <5 years, male, clinical manifestations of common symptoms associated with convulsion and wheezing, and hospitalization of 1-2 days. In conclusion, the age, clinical manifestations and hospitalization characteristics of the two variants are different except for sex characteristic. Keywords: characteristics of pediatric patients; COVID-19; Delta variant; Omicron variant; children   Abstrak: COVID-19 telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian. Varian dari virus ini muncul dan menyebar pada semua kalangan termasuk anak di seluruh dunia; varian tersebut diantaranya varian Delta dan varian Omicron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik COVID-19 varian Delta dan varian Omicron pada anak. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan basis data PubMed, Google Scholar dan ClinicalKey. Hasil penelitian mendapatkan, 12 literatur yang meneliti karakteristik COVID-19 varian Delta dan varian Omicron pada anak berdasarkan karakteristik usia, jenis kelamin, manifestasi klinis, dan rawat inap. Varian Delta didapatkan tersering pada usia >5 tahun, jenis kelamin laki-laki, dengan manifestasi klinik berupa gejala umum serta gangguan fungsi indra penciuman dan pengecapan, dan lama rawat inap 2-5 hari. Varian Omicron didapatkan tersering pada usia <5 tahun, jenis kelamin laki-laki, dengan dengan manifestasi klinik berupa gejala umum serta kejang dan mengi, dan lama rawat inap 1-2 hari. Simpulan penelitian ini ialah karakteristik usia, manifestasi klinis dan rawat inap dari kedua varian berbeda kecuali karakteristik jenis kelamin. Kata kunci: karakteristik pasien anak; COVID-19; varian Delta; varian Omicron
Pengaruh Obesitas terhadap Laju Filtrasi Glomerulus pada Anak Pricilla W. Tangkere; Ronald Rompies; Adrian Umboh
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 1 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i1.45274

Abstract

Abstract: Obesity is well known as an independent risk factor for chronic kidney disease, thus assessment of renal function is more essential in obese individuals. Glomerular filtration rate (GFR) is generally accepted as the best overall index of kidney function. This study aimed to evaluate the effect of obesity on glomerular filtration rate in children. This was a literature review study. The literature search was performed by using PubMed and Google Scholar databases with “Obesity AND Glomerular Filtration Rate AND Children” as its keywords. After going through the process of searching and filtering the literatures based on inclusion and exclusion criteria, the results obtained 10 literatures to be reviewed. The literatures showed that in the short to medium terms of the duration of obesity, GFR was increased. A reduction in GFR levels then could be observed if obesity persists over time. Also, in obese children, the higher the body mass index (BMI), the lower the GFR level. In conclusion, childhood obesity affects GFR level, whereas GFR level is reduced along with the increasing duration of obesity and BMI. Keywords: childhood obesity; glomerular filtration rate; risk factors   Abstrak: Obesitas merupakan faktor risiko independen dari penyakit ginjal kronis; oleh karena itu, penilaian fungsi ginjal perlu dilakukan pada individu dengan obesitas. Laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan fungsi ginjal secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh obesitas terhadap LFG pada anak. Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review. Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan basis data PubMed dan Google Scholar dengan “Obesity AND Glomerular Filtration Rate AND Children” sebagai kata kunci. Hasil penelitian mendapatkan 10 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yang kemudian dilakukan review. Pada penelitian ini didapatkan bahwa peningkatan LFG (hiperfiltrasi) terjadi pada awal masa obesitas, diikuti dengan penurunan LFG seiring bertambahnya durasi obesitas. Selain itu, pada anak dengan obesitas didapatkan bahwa semakin tinggi indeks massa tubuh (IMT), maka LFG semakin rendah. Simpulan penelitian ini ialah obesitas memengaruhi LFG pada anak, yaitu nilai LFG menurun seiring dengan bertambahnya durasi obesitas dan IMT. Kata kunci: obesitas pada anak; laju filtrasi glomerulus; faktor risiko