Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Natrium Siklamat Pada Susu Bubuk Tanpa Merk Yang Beredar Di Pasar Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Luviriani, Eva; Sari, Indri Puspita
Syntax Idea Vol 2 No 7 (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-idea.v2i7.443

Abstract

Susu bubuk adalah susu berbentuk bubuk yang berasal dari susu segar yang dikeringkan. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan dilemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Produk susu merupakan produk yang tidak terlepas dari penggunaan bahan pemanis, baik alami maupun buatan. Pemanis buatan merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada gula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Natrium Siklamat yang terkandung pada susu bubuk tanpa merk yang beredar di pasar Sumber dan mengetahui perbedaan yang signifikan antara kadar Natrium Siklamat pada susu bubuk tanpa merk dengan standar maksimum penggunaan siklamat yang telah ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor 4 Tahun 2014. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk menggambarkan karakteristik suatu objek sebagaimana adanya. Hasil penelitian kadar natrium siklamat tertinggi didapatkan pada susu bubuk dengan kode sampel 6d yaitu sebesar 2,849 % dan kadar natrium siklamat terendah didapatkan pada susu bubuk dengan kode sampel 1a yaitu sebesar 0,109%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar natrium siklamat pada kode sampel 6d dan 1a melebihi standar penggunaan Natrium Siklamat yang telah ditentukan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 yaitu sebesar 0,025%. Berdasarkan pengolahan data statistik diperoleh hasil sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 sehingga H0 di tolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar natrium siklamat pada susu bubuk tanpa merk dengan standar maksimum penggunaan siklamat yang telah ditetapkan oleh BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pemanis.
Identifikasi Natrium Siklamat Pada Susu Bubuk Tanpa Merk Yang Beredar Di Pasar Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Eva Luviriani; Indri Puspita Sari
Syntax Idea Vol 2 No 7 (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i7.443

Abstract

Susu bubuk adalah susu berbentuk bubuk yang berasal dari susu segar yang dikeringkan. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama dari pada susu cair dan tidak perlu disimpan dilemari es karena kandungan uap airnya sangat rendah. Produk susu merupakan produk yang tidak terlepas dari penggunaan bahan pemanis, baik alami maupun buatan. Pemanis buatan merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada gula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Natrium Siklamat yang terkandung pada susu bubuk tanpa merk yang beredar di pasar Sumber dan mengetahui perbedaan yang signifikan antara kadar Natrium Siklamat pada susu bubuk tanpa merk dengan standar maksimum penggunaan siklamat yang telah ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Nomor 4 Tahun 2014. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk menggambarkan karakteristik suatu objek sebagaimana adanya. Hasil penelitian kadar natrium siklamat tertinggi didapatkan pada susu bubuk dengan kode sampel 6d yaitu sebesar 2,849 % dan kadar natrium siklamat terendah didapatkan pada susu bubuk dengan kode sampel 1a yaitu sebesar 0,109%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar natrium siklamat pada kode sampel 6d dan 1a melebihi standar penggunaan Natrium Siklamat yang telah ditentukan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 yaitu sebesar 0,025%. Berdasarkan pengolahan data statistik diperoleh hasil sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 sehingga H0 di tolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar natrium siklamat pada susu bubuk tanpa merk dengan standar maksimum penggunaan siklamat yang telah ditetapkan oleh BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pemanis.
KONSENTRASI HAMBAT DAN BUNUH MINIMUM EKSTRAK ETANOL DAN METANOL KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) TERHADAP SALMONELLA THYPI Rosellynia Calyptranti; Eva Luviriani; Linda Safitri
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 4 No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v4i1.285

Abstract

Durian (Durio zibethinus Murr) is a type of fruit that is very popular by everyone and is classified as a very abundant fruit. Compound content active in durian skin (Durio zibethinus Murr) such as alkaloids, phenols, flavonoids, tannins, and saponins can inhibit and kill bacteria that function as the antibacterial. The active compound can be obtained through the extraction process with a suitable solvent. This study aims to determine the value and difference between Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Durian Skin ((Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. Salmonella typhi is a pathogenic bacterium that causes a large number of infections in humans in the form of typhoid fever. This study uses a completely randomized design (CDR). A factorial pattern consisting of 2 factors, namely the solvent factor and the concentration factor. Data analysis used Two Way ANOVA test to find out the comparison of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of Durian Skin (Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. If the data is not normally distributed then followed by a nonparametric statistical test, namely the Kruskal-Wallis test. The result of this study showed that at multilevel dilutions of Salmonella typhi which shows the number of colonies 30-300 CFU/ml at a dilution of 10-7. Durian peel ethanol extract can inhibit Salmonella typhi bacteria in the concentration of 25% and durian peel methanol extract can inhibit bacteria Salmonella typhi at a concentration of 10%. Statistical test results show that there is no difference in the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of Durian Skin ((Durio zibethinus Murr.) Ethanol and Methanol Extract against Salmonella typhi. (Asymp sig. >0,05).
Activity of Actinomycetes Isolated from Mangrove Segara Anakan Cilacap toward Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Ari Asnani; Eva Luviriani; Oedjijono Oedjijono
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 23, No 1 (2020): Volume 23 Issue 1 Year 2020
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2815.136 KB) | DOI: 10.14710/jksa.23.1.1-7

Abstract

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a major health concern because it causes numerous infections in both healthcare facilities and communities. The development of multiresistant against topical antibiotics has caused substantial difficulty in the management of Staphylococcus infection. Thus, this research was aimed to explore indigenous marine Actinomycetes isolated from Segara Anakan Cilacap for anti-MRSA activity. The methods used were screening anti-MRSA activity using agar-block method, production of anti-MRSA extract, extraction of the anti-MRSA extract with ethyl acetate, MIC determination of the ethyl-acetate extract, and species identification based on morphology and 16S rRNA genes. The results indicated that 14 out of 16 Actinomycetes have anti-MRSA activity. Three isolates, which were W-5B, W-5A, and P-7D, showed the highest anti-MRSA activity with the inhibition zone of 2.40 mm, 1.20 mm, and 0.80 mm, respectively. The minimum inhibitory concentration (MIC) of ethyl acetate extract from isolates W-5B, W-5A, and P-7D against MRSA were 2 mg/mL, 4 mg/mL, and 8 mg/mL, respectively. The species identification based on 16S rRNA genes indicated that Actinomycetes W-5B isolate has 92.51% similarity with Streptomyces sp. 2011. The W-5A has 94.69% similarity with Arthrobacter sp. HZ11. The P-7D has 94.79% similarity with Streptomyces clavuligerus strain A-ZN-05. The present study concludes that marine Actinomycetes from sediment mangrove in Segara Anakan Cilacap, Indonesia, has potency as anti-MRSA.