Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Relationship between Maternal Anemia and the Incidence of Anemia in Infants Aged 6-36 Months Faurina Risca Fauzia; Evi Wahyuntari; Sri Wahtini
Jurnal Kebidanan Midwiferia Vol 7 No 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/midwiferia.v7i2.1633

Abstract

Prevalensi anemia pada bayi dinegara berkembang yaitu 44-66%. Salah satu penyebab anemia pada bayi yaitu terjadi anemia pada ibu saat kehamilan. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan anemia ibu dengan kejadian anemia pada bayi usia 6-36 bulan. Penelitian kuantatif dengan pendekatan cross sectional, populasi sebanyak 245 bayi Sampel yang digunakan bayi usia 6-36 bulan yang berkunjung di Wilayah kerja Puskesmas Kalasan. Penelitian dilakukan bulan Februari - Oktober 2020. Kriteria inklusi: bayi umur 6-36 bulan, tidak memiliki riwayat penyakit infeksi,dan mempunyai buku KIA. Kriteria eksklusi: bayi yang sedang sakit saat kunjungan imunisasi. Pengumpulan data menggunakan Kueisoner data dasar a) data sosio demografi (pekerjaan, umur, status pernikahan, dan pendidikan). Responden yang sesuai kriteria, kemudian diberi informed consent. Responden yang bersedia menjadi resposnden diminta mengisi lembar kuesioner data dasar yang telah dikembangkan oleh peneliti. Kemudian diperiksa kadar hemoglobin pada bayi dengan mengambil darah perifer. Analisa data menggunakan chi square. Variabel umur, pendidikan, pekerjaan tidak ada hubungan dengan anemia terlihat dengan nilai p > 0.05. Sedangkan variabel anemia ibu berhubungan dengan anemia pada bayi dengan nilai p < 0.05dengan OR 13.7 dengan IK 95% 5,3-35,2 yang artinya ibu hamil dengan anemia mempunyai kemungkinan 13,7 kali mengalami anemia pada bayi umur 6-36 bulan. Anemia ibu berhubungan dengan anemia pada bayi dengan OR 13.7 dengan yang artinya ibu hamil dengan anemia mempunyai kemungkinan 13,7 kali mengalami anemia pada bayi umur 6-36 bulan. Pemeriksaan Hb di anjurkan untuk semua bayi setelah usia 6 bulan untuk deteksi dini dan pengobatan anemia terutama pada bayi dengan riwayat anemia pada ibu.
Kepatuhan konsumsi suplemen mikronutrien tidak terpengaruh oleh bentuk suplemen Faurina Risca Fauzia; Arta Farmawati; Lily Arsanti Lestari
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 16, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.526 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.27617

Abstract

Compliance of micronutrients supplement consumption was not affected by supplements formBackground: Taburia is micronutrient sprinkle produced by Ministry of Health Indonesia to overcome malnutrition problem in Indonesia. Compliance of Taburia consumption is an important indicator for the success of the supplementation program. Taburia’s compliance in some regions is low (<80%). Gummy candies are children’s favorable food product.Objective: To evaluate the compliance of micronutrient consumption in the form of sprinkle and gummy candies in children. Methods: This study was a quasi-experimental study with randomizedcontrol group design.Respondents are mother and children aged 36-59 months in Yogyakarta District. The children received supplementation of Taburia sprinkle or fortified gummy candies for 30 days.Results: The compliance of Taburia sprinkle and fortified gummy candies were 85.39% and 80.32% respectively, however it was not significantly different (p>0.05). Several factors affected the compliance level such as mother’s employment status, gender of the children, and age of the children. Conclusions: The compliance level of Taburia sprinkle and fortified gummy candies was similar. Hence fortified gummy candies could be used as an alternative of micronutrient supplement to overcome nutrition problem in Indonesia.
HUBUNGAN KONSUMSI SUMBER ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SMP DAN SMA DI WILAYAH BANTUL Tazkia Fadila Putri; Faurina Risca Fauzia
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 13, No 2 (2022): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v13i2.1540

Abstract

Masa remaja merupakan masa dimana proses pertumbuhan terjadi dengan cepat, sehingga kebutuhan gizi pada masa remaja turut meningkat. Zat gizi yang kebutuhannya meningkat adalah zat besi. Kekurangan zat besi dianggap sebagai penyebab paling umum dari kejadian anemia secara global. Anemia dapat berisiko terjadi pada semua kelompok usia antara lain usia sekolah, remaja, wanita usia subur, dan ibu hamil.Penelitian ini termasuk kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik dan menggunakan desain cross sectional. Populasi yang digunakan adalah remaja putri SMP dan SMA di wilayah Bantul. Pemilihan sekolah dilakukan secara cluster random sampling dan jumlah sampel diambil menggunakan proportioned random sampling sebanyak 196 siswi. Subjek pada penelitian ini adalah remaja putri yang bersekolah di Bantul dan memenuhi kriteria insklusi serta eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan asupan zat besi kurang berstatus anemia sebesar 46,34%, sementara responden dengan asupan zat besi cukup berstatus anemia sebesar 53,66%. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,182. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara konsumsi sumber zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri (p-value>0,05).
Asupan Zat Besi, Vitamin C, Pengetahuan Gizi Kaitannya dengan Kejadian Anemia Remaja Putri di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta : Iron and Vitamin C Intake, Nutritional Knowledge in Relation to the Incidence of Anemia in Adolescent in Bantul, Special Region of Yogyakarta Agil Dhiemitra Aulia Dewi; Faurina Risca Fauzia; Tri Dyah Astuti
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i1SP.2022.291-297

Abstract

Background: Female adolescents are ten times more likely to experience anemia than male adolescents because they experience menstrual bleeding every month, low iron and vitamin C intake, and lack of knowledge about iron deficiency anemia. Adolescent anemia is also caused by a lack of knowledge about balanced nutritional intake. Bantul is ranked second in adolescent anemia in DIY. Objectives: This study aims to analyze the relationship between nutritional knowledge regarding anemia, vitamin C intake, and iron intake of female adolescents in Bantul, Yogyakarta Special Region, Indonesia. Methods: This research is an observational study with a cross-sectional design. The research using cluster random sampling. The clusters that were randomly selected to be studied were 6 out of 17 districts. In each sub-district cluster, 5 SMA and 3 SMP were randomly selected. The study was conducted at Bantul Middle School and High School with female adolescents aged 13-18 years who were randomly selected from all classes from January to September 2022 with a sample size of 186 people. Primary data consisted of Fe and Vitamin C intake using the Semi-Food Frequency Questionnaire, nutrition knowledge using a validated questionnaire, and Hb levels using a capillary blood rapid test. The data were then tested statistically using STATA software with the Correlation Test. Results: From this study, 186 female adolescent respondents were obtained with 36 (19.35%) respondents having anemia, 150 (80.65%) not anemia. The median intake of iron for female adolescents was 12.5 mg/dl, the median vitamin C for female adolescents was 57.4 mg/dl, and respondents with good nutrition knowledge were 71 people, 115 people with poor knowledge. Intake of Fe, Vitamin C, and nutritional knowledge related to anemia were not significantly related to anemia in female adolescents in Bantul, DIY (P>0.05). Conclusions: Nutritional knowledge regarding anemia, intake of Fe, and Vitamin C were not significantly related to anemia of female adolescents in Bantul, DIY, but intake of Fe and vitamin C was mostly still less than nutritional requirements.
HUBUNGAN KETERJANGKAUAN MAKANAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Astin Tono; Faurina Risca Fauzia
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 8, No 2 (2022): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v8i2.525

Abstract

Pocket money, food prices, and meal program assistance all contribute to the affordability of eating. This factor will influence the consumption of unhealthy foods. Food consumption is one of the factors that reduce productivity, particularly in learning performance. Student achievement is an important factor in determining students' future success. This study aims to determine the relationship between food affordability and student achievement in Lampung. This study employed a quantitative method, which was included in the category of empirical observational analytic research with a cross-sectional design. The sampling technique used in this study was snowball sampling, and the sample size was 196 active students in Lampung. Food affordability was collected through a questionnaire, while learning achievement was collected through the value of the GPA (Student Cumulative Index) in the previous year, and the analysis used in this study was the Analysis of the Independent Sample T-Test test. The findings revealed that there was no relationship between food affordability and learning achievement. These findings can be seen in the calculation of the independent t-test test results; if the indicator of food expenditure is P 0.064 > 0.05, purchasing power is P 0.96 > 0.05, and food program assistance is P 0.24 > 0.05, then Ho is accepted as indicating no relationship. Indicators of food expenditure, purchasing power, and food program assistance show no relationship between eating affordability and learning achievement. It is hoped that students will choose to eat according to balanced nutrition guidelines in order to focus more on receiving the material provided and thus improve their achievement.Komponen keterjangkuan makan terdiri uang saku, harga makanan dan bantuan program makan. komponen ini di akan mempengatuhi asupan makan yang tidak sehat. asupan makanan menjadi salah satu faktor menurunya produktivitas terutama pada perfoma belajar. Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan mahasiswa dimasa depan. Penelitian ini adalah mengetahui hubungan keterjangkauan makanan terhadap terhadap prestasi mahasiswa di lampung. Penelitian ini dengan metode kuantitatif yang termasuk jenis penelitian empirik observasional analitik dengan desain cross sectional. Teknik sampling  yang di gunakan pada penelitian ini menggunakan snowball sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 196 mahasiswa aktif di kota lampung. Pengumpulan keterjangkauan makan di peroleh dari kuesioner, sedangkan untuk prestasi belajar diperoleh dengan nilai IPK (Indeks Kumalatif Mahasiswa) satu tahun terakhir dan analisis ini yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Analisis uji Independent Sample T-Test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Tidak ada hubungan keterjangkauan makan dengan prestasi belajar. hasil ini bisa di lihat dari perhitungan Hasil uji Independet t-test di ketahui indikator pengeluaran untuk makan P 0,064 > 0,05, Daya beli P 0,96> 0,05, dan bantuan program makan P 0,24> 0,05, maka Ho diterima menunjukkan tidak ada hubungan. Komponen keterjangkauan makan tidak berhubungan dengan prestasi belajar baik dari indikator Pengeluaran Makan, Daya Beli dan bantuan program makan. Harapannya Mahasiswa Memilih makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang membantu lebih berkosentrasi dalam menerima materi  yang di berikan sehingga dapat meningkatkan prestasi.
RELATION BETWEEN SCREEN TIME AND SLEEPING QUALITY TO OBESITY INCIDENCE IN FEMALE ADOLESCENTS IN BANTUL DISTRICT DURING COVID-19 PANDEMIC Miftahul Jannah Ramadhani; Faurina Risca Fauzia
Journal of Global Nutrition Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.033 KB) | DOI: 10.53823/jgn.v2i1.31

Abstract

Abstract: Background: The prevalence number of obesity nutritional status in Bantul disctrict in 2018 was 13.32%. The status in adolescents is caused by various factors such as poor sleeping quality which increases screen time exposure in adolescents. Objective: The study is to investigate the relation of screen time and sleeping quality to obesity incidence in female adolescents in Bantul disctrict. Method: The study used quantitative method with case control design. The samples in the study were 13 – 18 years old female adolescents in Bantul district taken randomly by using Cluster Random Sampling technique based on sub-district resulted in 288 female adolescents data consisting of 73 groups of case and 215 control groups. The instruments of the study were questionnaire of respondents’ characteristics, QueST questionnaire, PSQI questionnaire, and antropometri measurement and the data were analyzed by using Chi-square. Result: The result of the study showed that there was no significant relation between screen time and obesity incidence in female adolescents in Bantul district (p= 0.967; OR = 1.12; 95%CI = 0.634-1.978) and there was no significant relation between sleeping quality and obesity in female adolescents in Bantul district (p= 0.672; OR = 0.98; 95%CI = 0.551-1.756). Conclusion: The study concludes that there is no significant relation between screen time and sleeping quality and obesity incidence in female adolescents in Bantul district during Covid-19 pandemic.
Generasi Perempuan Berkemajuan Bersama Kader Kesehatan Panti Asuhan ‘Aisyiyah Yogyakarta Evi Wahyuntari; Faurina Risca Fauzia
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 7 No 1 (2023): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v7i1.4514

Abstract

Latar belakang: upaya peningkatan generasi berkualitas dan berkemajuan perlu dibina sejak dini dengan melakukan optimalisasi peran kader sebagai salah satu cara menurunkan angka kejadian anemia remaja yang masih tinggi yaitu 32%. Tujuan: kegiatan sebagai upaya menciptakan generasi perempuan berkemajuan malalui skrining status gizi dan anemia pada remaja. Metode: Metode dilaksanakn melalui 3 tahapan yaitu (1) persiapan (koordinasi dengan mitra, pembuatan media pelatihan, pembelian alat kesehatan dan pemilihan kader), (2) pelaksanan (penyuluhan kader, pelatihan pengukuran BB, TB, LILA, dan pemeriksaan anemia. (3) monitoring evaluasi (evaluasi keberlanjutan program). Hasil dan pembahasan: Tahap persiapan: media yang digunakan booklet, PPT, Video, dan terpilih 5 kader, Tahap pelaksanaan: kader yang terpilih diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader terkait dengan anemia dan gizi remaja. Mengadakan pelatihan pengukuran BB, TB, LILA dan anemia. Selanjutnya dilakukan layanan kesehatan yang dilalukan oleh kader yang telah dilatih dengan didampingi. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan didapatkan 5 remaja anemia dan 3 obesitas. Simpulan: Skrining gizi dan anemia penting dilakukan sebagai upaya menciptakan generasi perempuan berkemajuan
Effect of Nutrition Therapy on Ferritin in Pregnant Women with Anemia at Gamping 2 Public Health Center Nazula Rahma Shafriani; Faurina Risca Fauzia; Evi Wahyuntari
Jurnal Kebidanan Midwiferia Vol 8 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/midwiferia.v8i2.1660

Abstract

Anemia in pregnant women in Indonesia is 48.9% and has the potential to endanger the safety of the mother and child. The most common type of anemia is iron deficiency. The cause of iron deficiency is inadequate nutrient intake and increasing demand for Fe in pregnant women, causing a decrease in ferritin levels and hemoglobin levels below normal limits. The purpose of this study was to determine the effect of nutritional therapy for 2 months on hemoglobin and ferritin levels in anemic pregnant women. This research method is an experiment with a pretest-posttest control group design approach. This research was conducted on 2nd-trimester pregnant women who were diagnosed with anemia at the Gamping 2 Health Center with a total sample of 22 people. Respondents were taken by Simple Random Sampling, then divided into 2 groups, namely the case group 11 people who received nutritional counseling therapy and Fe supplements, and the control group 11 people who received Fe supplement therapy. Statistical analysis used the Independent t-test with the STATA 13 application. The results showed that there was no significant difference between Hb and ferritin levels in the control group and the case group with a p-value = 0.13 (p> 0.05) and p-value = 0.11 (p>0.05). So it can be concluded that there is no significant difference in Hb and Ferritin levels in pregnant women with anemia at the Gamping 2 Health Center between the case group and the control group.
Inisiasi pembentukan kader posyandu remaja "POKIZMA" (POjok gIZi dan kesehatan reMAja) 'Aisyiyah Cabang Gamping Yogyakarta Faurina Risca Fauzia; Evi Wahyuntari; Nazula Rahma Shafriani; Dian Retnaningdiah
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 2 No. 2 (2023): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/hayina.2895

Abstract

Kapanewon Gamping merupakan lokasi fokus penanganan stunting dengan faktor resiko kasus anemia defisiensi besi remaja yang masih tinggi (12,8%). Dinas Kesehatan Sleman berupaya mengatasi stunting dengan meningkatkan jumlah kader posyandu remaja dengan menginisiasi pembentukan kader posyandu remaja "POKIZMA" (POjok gIZi dan kesehatan reMAja) pertama di PCA Gamping. Metode pemberdayaan masyarakat yang digunakan yaitu model Participatory Rural Appraisal yang terbagi dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan monev. Pada tahap persiapan dilakukan koordinasi dengan ketua PCA Gamping kemudian dilanjutkan sosialisasi untuk meningkatkan komitmen remaja. Tahap pelaksanaan berupa penyuluhan, pelatihan, dan simulasi penyelenggaraan posyandu. Kader posyandu yang terpilih merupakan wakil dari enam ranting 'Aisyiyah (Nogotirto, Balecatur, Banyuraden, Ambarketawang, Trihanggo Utara dan Trihanggo Selatan). Luaran dari kegiatan PKM ini terbentuk kader posyandu remaja yang pertama kali di PCA Gamping, terbentuk kader yang terlatih dan terampil, serta tersedia leaflet dan modul pedoman konseling. Adanya posyandu remaja POKIZMA mampu mengoptimalkan deteksi anemia defisiensi besi sejak dini, khususnya di Kapanewon Gamping.