Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM Fathorrahman
Ilmuna: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam STIT al Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.296 KB)

Abstract

Educational democracy is a democracy that provides equal educational opportunities to all people, regardless of race (ethnicity), beliefs, color and social status. The principles of democracy can be implemented in the Islamic education system because basically Islam gives freedom to individuals (students) to develop the values of nature that are in themselves in aligning with the times. The democratization of education in Islamic education is reflected in aspects: First: Monotheism: a paradigm of liberation. Second, Shura: a vehicle for openness. Third, Al-Adlu: a classless society. Fourth, Amar Makruf Nahi Mungkar: monotheistic, doing good deeds, being cautious and ulul albab. Fifth, Tawassut Principle: principle of moderation. Sixth, the obligations and human rights in the development of science.
PLUS MINUS CYBER DAKWAH PADA ERA MILENIAL Fathorrahman
Tabayyun Vol 2 No 01 (2021): Tabayyun : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dakwah adalah seruan Allah kepada manusia untuk menuju jalan yang lurus (Islam) yaitu keinsafan atau usaha mengubah situasi menjadi lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat sebagai syarat untuk masuk ke surga-Nya. Dakwah harus dilaksanakan dengan rendah hati, bijaksana, dan penuh sopan santun. Dakwah menjadi bagian dari proses komunikasi tapi tidak semua komunikasi perarti proses dakwah. Penelitian ini menganalisis pemanfaatan media online plus minus dalam aktivitas dakwah.melihat kelebihan media internet dari jumlah pengguna yang semakin meningkat.Untuk itu cyber dakwah menjadi suatu hal yang sangat mungkin diunakan saat ini.Metode penelitian dalam tulisan ini menggunakan etnografi virtual dengan mengobservasi pada akun media resmi para da’i populer di Indonesia yaitu Adi Hidayat, Hanan Attaki dan Abdul Somad. Hasil pengamatan peneliti saat ini para da’i kondang masih berpijak pada syiar islam dan belum terebawa arus komodifikasi konten. Da’I memanfaatkan teknologi untuk menjangkau jama’ah yang lebih luas dan beradaptasi dengan media yang relevan pada era milenial