Arifin, Moch. Zainul
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA

MENIM(B)ANG DISENSUS: POLITIK DAN ESTETIKA SENO GUMIRA AJI DARMA DALAM CERPEN SAKSI MATA Arifin, Moch. Zainul
ATAVISME Vol 22, No 1 (2019): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.793 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v22i1.525.47-60

Abstract

Abstrak: Tulisan ini menelusuri upaya Seno Gumira Ajidarma dalam cerpen Saksi Mata untuk terlepas dari rezim representatif Komunitas Utan Kayu dan rezim etis Soeharto. Pisau analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah gagasan Jacques Rancière tentang disensus yang secara khusus pada migrasi yang mengasumsikan bahwa pengarang yang sadar kesetaraannya di dalam lingkup hierarki police bergerak dari satu kelas ke kelas lain, dari ideologi ke ideologi lain, dan dari tekstual ke tekstual lainnya. Rancière melihat karya sastra juga bersikap politis tepat di dalam interpretasi ruang publik yang begitu beragam yang akhirnya mengubah perspektif publik. Berangkat dari hal ini, bagaimana Saksi Mata menawarkan bentuk estetika melalui disensus terhadap struktur politik maupun estetik, dengan migrasinya guna mengguncang kekuasaan kedua rezim? Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, Saksi Mata merespon struktur politik otoriter Orde Baru yang memobilisasi sensor, mengungkung kebebasan berpendapat dan berkarya melalui jalan migrasi Seno dari ideologi Jakarta Jakarta yang pro-orba ke ideologi oposisional Harian Pembaruan dan juga migrasi Seno dari jurnalis, pengangangguran lalu ke sastrawan. Kedua, pergerakan estetika Seno juga merongrong konvensi estetis dari rezim representatif Komunitas Utan Kayu dan Bengkel Teater Rendra dan sekaligus rezim etis orba, perpanjangan tangan Manikebu yang melihat sastra untuk sastra. Dari sana disensus pergerakan Seno untuk menampilkan pula suara part-of-no-part kembali ke dalam politik sehingga perbincangan soal itu dapat diambil alih oleh publik sendiri. Dari sanalah Saksi Mata menawarkan estetika yang tidak terjebak pada imajinasi komunal.Kata kunci: Disensus, Migrasi, Politik, Estetik, Seno