Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS IN SILICO GENISTEIN DAN ANALOGNYA SEBAGAI INHIBITOR KANKER PAYUDARA RESEPTOR ESTROGEN ALFA POSITIF (ERα+) Zein M, Fauzan
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 02 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.632 KB)

Abstract

Breast cancer is the highest mortality disease on women in the world and about 60-80% of the cases are ERα+ breast cancer. The discovery of more selective to HERα, safe, and potential new anticancer agent is expected to help the treatment of ERα+ breast cancer. In silico analysis had been carried out by computational chemistry methods, including determination of physicochemical parameters such as lipophilicity/CLogP, molar refractivity/CMR, bond energy/HOMO-LUMO and E-Gap, partial charge reactivity; determination of structural similarity by overlaying, and the interaction analysis of genistein and its analogues against HERα by docking method. The result showed that group of -7OH on the C ring and group of -4'OH on the A ring of genistein were the major pharmacophore. More number of hydrogen bonds (especially to Arg394), shorter distance, and lower free binding energy resulted higher inhibitory activity, it was shown by MA6 which had 4 of hydrogen bonds (14,51 kcal/mol) and each of them bound to Arg394 (=N- aromatic, substituent of -4'OR), Arg394 (-4'OR), His524 (-7OR), and Leu391 (=N- aromatic, substituent of -4'OR). Genistein, MA6, and MA8 had similar activity to tamoxifen even predicted more potent (MA6), it was correlated to its binding with Arg394. The complete result of in silico analysis confirmed the activity of genistein and its analogues as an inhibitor of ERα+ breast cancer.
MOLECULAR DOCKING AND MOLECULAR DYNAMIC STUDIES OF STILBENE DERIVATIVE COMPOUNDS AS SIRTUIN-3 (SIRT3) HISTONE DEACETYLASE INHIBITOR ON MELANOMA SKIN CANCER AND THEIR TOXICITIES PREDICTION Muttaqin, Fauzan Zein
Journal of Pharmacopolium Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : P3M STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.094 KB)

Abstract

Reseptor SIRT3 (sirtuin-3) diketahui mampu menjaga level Spesies Oksigen Reaktif / Reactive Oxygen Species (ROS) pada jumlah yang sesuai dalam menjaga proliferasi sel dan sejumlah agresifitas fenotip yang mampu mencegah apoptosis dan menyebabkan karsinogenesis. Pengujian in vitro menunjukkan bahwa senyawa stilben 4׳-bromo-resveratrol memiliki potensi kuat dalam menghambat aktivitas SIRT3 pada sel melanoma manusia dengan mencegah proliferasi sel dan menginduksi apoptosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi dan afinitas senyawa derivat stilben terhadap reseptor hSIRT3 melalui simulasi docking. Interaksi yang terjadi dipelajari melalui simulasi dinamika molekul yang menggambarkan kestabilan interaksi antara protein ‒ ligan. Prediksi toksisitas dilakukan guna mengkaji keamanan dan toksisitasnya terhadap tubuh manusia. Validasi docking dilakukan dengan me-redocking ligan alami (4׳-bromo-resveratrol) dari reseptor target hSIRT3 (kode PDB 4C7B) dengan hasil nilai RMSD 1,88 Å. Simulasi docking terhadap 20 senyawa uji diperoleh 10 senyawa uji dengan afinitas terbaik yang akan dilanjutkan ke tahapan simulasi dinamika molekul. Persiapan file topologi kesepuluh senyawa uji dan protein target dilakukan sebelum simulasi dinamika molekul. Hasil simulasi dinamika molekul selama 10 ns menunjukkan bahwa senyawa Tetrahidroksistilben-2, Arahipin-10 dan Gnetin-L memiliki kestabilan interaksi yang baik terhadap hSIRT3 yang ditunjukkan oleh kecenderungan grafik RMSD yang konstan selama simulasi. Hasil prediksi toksisitas 20 senyawa uji diperoleh bahwa sebesar 83% senyawa uji tidak menimbulkan toksisitas.Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa senyawa Tetrahidroksistilben-2 paling berpotensi menjadi kandidat senyawa inhibitor hSIRT3 dengan afinitas tertinggi dan resiko toksisitas yang minimal.
PENAPISAN VIRTUAL BERBASIS STRUKTUR DARI DATABASE BAHAN ALAM ZINC SEBAGAI INHIBITOR BRUTON TYROSINE KINASE Fauzan Zein Muttaqin; Wayan Ayu Puje Astuti; La Ode Aman; Ellin Febrina; Aiyi Asnawi
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.31 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i2.354

Abstract

Bruton’s tyrosine Kinase (BTK) plays a critical role in many cellular signalling pathways making it a potential target to treat autoimmune diseases and cancer. In this study, we have implemented structure-based virtual screening against natural product ZINC database by using pharmacopore model followed by molecular docking to identified the inhibitor of BTK (PDB ID 6E4F). By using structure based pharmacophore, a four-point pharmacophore hypothesis was derived, with three hydropobic, one aromatic rings, four hydrogen bond acceptor and nine hydrogen bond donor. Screening of 12 natural product ZINC databases (151,837 compounds) against pharmacophore returned 1,345 hits with matching chemical features of 58.81. Docking these hits against the ATP-binding site of the BTK kinase domain through a virtual screening docking-based by using vina wizard and autodock wizard (PyRx 8.0) returned 148 and 75 hits, respectively. Three hit compounds with high affinity towards BTK were identified, and it could be used as a potent lead molecule for designing BTK inhibitor.
STUDI MOLECULAR DOCKING, MOLECULAR DYNAMIC, DAN PREDIKSI TOKSISITAS SENYAWA TURUNAN ALKALOID NAFTIRIDIN SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN KASEIN KINASE 2-α PADA KANKER LEUKEMIA Fauzan Zein Muttaqin
Pharmacoscript Vol. 2 No. 2 (2019): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v2i2.241

Abstract

Kanker leukemia merupakan suatu penyakit keganasan pada sistem hematopoiesis yang ditandai dengan akumulasi leukosit ganas di sumsum tulang dan darah tepi. Reseptor CK2-α (Casein Kinase 2-alfa) merupakan molekul penting dalam mengatur kaskade sinyal hematopoiesis yang terkait dalam mendorong pertumbuhan beberapa tumor darah. Senyawa ligan alami (CX-4945) dari reseptor CK2-α yang merupakan senyawa turunan alkaloid naftiridin berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan baik secara in vitro maupun secara in vivo terbukti memiliki aktivitas dalam menghambat sel-sel penyebab kanker, khususnya protein CK2-α pada kanker leukemia. Tujuan: Mengkaji interaksi dan afinitas senyawa turunan naftiridin terhadap reseptor CK2-α serta prediksi toksisitasnya sehingga menjadi alternatif pengobatan leukemia dengan resiko efek samping yang minimum. Metodologi: Tahapan studi yang dilakukan antara lain pengkajian parameter fisikokimia, meliputi penetapan koefisien partisi (CLogP), bobot molekul (BM), jumlah donor dan akseptor ikatan hidrogen, jumlah rotasi ikatan, energi HOMO-LUMO, lalu dilakukan analisis interaksi ligan uji terhadap reseptor CK2-α melalui simulasi molecular docking dan molecular dynamic serta prediksi toksisitasnya. Validasi docking dilakukan dengan me-redocking ligan alami CX-4945 dari reseptor CK2-α (kode PDB: 3PE1), diperoleh nilai RMSD sebesar 0,358 Å. Hasil: Pada simulasi molecular docking senyawa turunan naftiridin terhadap reseptor CK2-α dengan Autodock didapatkan 10 ligan uji terbaik dengan nilai energi bebas ikatan (∆G) dan nilai konstanta inhibisi (Ki) yang rendah. Sebelum dilakukan simulasi molecular dynamic, 10 ligan uji dan reseptor target dipreparasi dengan pembuatan topologi. Hasil simulasi molecular dynamic 10 ligan uji terbaik terhadap reseptor CK2-α dengan Gromacs selama 10 nanodetik menunjukkan nilai RMSD dan RMSF yang rendah ditandai dengan kecenderungan grafik yang cukup konstan, dimana nilai RMSD untuk ligan uji 4-Metilaaptamin sebesar 1,4 Å dan nilai RMSF untuk ligan uji Lopokladin A sebesar 1,5 Å menunjukkan kestabilan yang cukup baik diantara ligan uji lainnya. Sedangkan prediksi toksisitas dengan ADMET Predictor menunjukkan bahwa ligan uji Kloronaftiridin diprediksi memiliki resiko toksisitas paling rendah dibandingkan ligan uji lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa 4-Metilaaptamin merupakan kandidat senyawa inhibitor CK2-α yang paling berpotensi dengan afinitas tertinggi dan resiko toksisitas yang rendah.
Desa Mitra dalam Budidaya Tanaman Obat Keluarga Menuju Desa Cibiru Wetan sebagai Sentra Herbal Fauzan Zein Muttaqin; Widhya Aligita; Soni Muhsinin; Dadang Juanda; Aiyi Asnawi
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.779 KB) | DOI: 10.30653/002.201832.59

Abstract

PARTNER VILLAGE IN FAMILY MEDICINE PLANT CULTIVATION TOWARDS CIBIRU WETAN VILLAGE AS A HERBAL CENTER. The area of ​​Cibiru Wetan Village is a farming area because besides the limited water supply, the land is hilly. With the initiative and participation of women farmer groups which had so many achievements and skills, it was necessary to explore the potential that could provide a new icon for Cibiru Wetan Village. The purpose of the activity was to socialize and practice the cultivating of the medicinal plants carried out by a group of women farmers with simple and effective technology and finally able to become a center of dried herbs production. The method used in the cultivation program for medicinal plants was divided into three stages. The first stage was to provide material counseling on family medicinal plants including the understanding of the benefits of the plant, the second stage was to provide an explanation or training in planting family medicinal plants and the last stage or third stage was to practice directly in planting these medicinal plants. The results showed a positive understanding of both groups for both the socialization and counseling stages as well as for the practice of medicinal plants cultivation. It could be concluded, the partner village activities in medicinal plants cultivation could improve the understanding of the target group.
PENETAPAN KADAR SENYAWA METAMPIRON DAN DIAZEPAM DALAM SEDIAAN KOMBINASI OBAT MENGGUNAKAN METODE KLT VIDEO DENSITOMETRI Fauzan Zein Muttaqin; Anne Yuliantini; Astri Fitriawati; Aiyi Asnawi
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 13 No. 02 Desember 2016
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sediaan farmasi yang beredar di perdagangan seringkali berbentuk kombinasi campuran berbagai zat berkhasiat, seperti metampiron dan diazepam. Meningkatnya produksi obat-obat ini perlu diimbangi dengan peningkatan pengawasan mutu, agar obat yang beredar tersebut dapat dijamin keamanan dan khasiatnya. Oleh sebab itu diperlukan metode analisis yang akurat, jika memungkinkan sederhana dan murah, untuk menganalisis kandungan sediaan kombinasi metampiron dan diazepam tersebut. Salah satu metode analisis yang murah dan sederhana adalah KLT video densitometri. Tujuan dari penelitian ini untuk memvalidasi metode KLT video densitometri dalam penetapan kadar sediaan kombinasi tablet metampiron dan diazepam. Pengujian pemisahan menggunakan plat KLT GF254, plat ditotol senyawa aktif dan dikembangkan menggunakan fase gerak metanol:n-butanol (1:5, V/V) dengan penambahan amonia sebanyak 3 tetes. Visualisasi, perekaman bercak dan analisis kromatogram menggunakan seperangkat alat video densitometri. Hasil pengujian uji kesesuaian sistem diperoleh nilai Rf metampiron dan diazepam berturut-turut adalah 0,3 dan 0,8. Pembuatan sampel simulasi dilakukan dengan memvariasikan kadar metampiron dan diazepam. Nilai-nilai parameter dari validasi metode analisis yang dikembangkan yaitu untuk metampiron dengan rentang 90-115 bpj diperoleh nilai koefisien korelasi (r)=0,998; BD dan BK=1,755 dan 5,849 bpj; % recovery 100,203; 99,392 dan 100,649%, RSD (interday) 100%=1,031%. Sedangkan nilai parameter untuk diazepam dengan rentang 80–105 bpj, diperoleh nilai koefisien korelasi (r)=0,998; BD dan BK=2,102 bpj dan 7,006 bpj; % recovery 100,261; 99,622; dan 100,409%, RSD (interday) 100%=1,517%. Diperoleh hasil penetapan kadar yaitu metampiron dan diazepam berturut-turut adalah sebesar 100,358 dan 100,918%. Nilai-nilai parameter validasi tersebut memenuhi syarat yang telah ditetapkan sehingga metode KLT video densitometri layak digunakan untuk penetapan kadar metampiron dan diazepam. Pharmaceutical dosage forms that circulate in the trade are often a mixture of different combination of active substances. Due to increasing production of these drugs need to be offset by increasing the quality control, so that the drug circulation can be guaranted safely and effectively. It therefore requires both an accurate analysis method and simple and cheap to analyze the contents in combination of methampyron and diazepam. One of the simple and cheap methods is TLC video densitometry. The aim of the research was validating TLC video densitometry in determinating content of combination of methampyron and diazepam. The separation was performed by using a TLC plate GF254, the plate that were apllied and developed with active compounds using a mobile phase of methanol:n-butanol (1:5, V/V) and 3 drops of ammonia. The spot was visualized, recorded spotting and chromatogram analyzed by using a set of densitometry video tools. The conformance system results showed that the value of Rf for methampyron and diazepam of 0.3 and 0.8, respectively. Formulation of sample simulation was carried out by varying concentrations of methampyron and diazepam. The parameters of the developed analytical validation methods in the range of 90-115 ppm of methampyron obtained correlation coefficient (r) of 0.998; limit of detection and limit of quantity of 1.755 and 5.849 ppm, respectively; % recovery of 100.203; 99.392; and 100.649%; % of RSD (interday) 100% of 1.031%, while the parameter for diazepam with a range of 80-105 ppm, the value of the correlation coefficient (r) of 0.998; limit of detection and limit of quantity of 2.102 and 7.006 ppm, respectively; % recovery were 100.26; 99.622, and 100.409%, % of RSD (interday) 100% of 1.517. The result showed that the content of methampyron and diazepam were 100.358 and 100.918%, respectively. It showed that the values of the parameter validation are eligible, so that TLC video densitometry method was feasible to use for determination of methampyron and diazepam.
Deteksi Adulteran Pada Bahan Baku Sediaan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB) Instan Secara Tlc Fingerprint Analysis Fauzan Zein Muttaqin; Nurul Aida; Aiyi Asnawi
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 15 No. 01 Juli 2018
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1584.529 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v15i1.3059

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan salah satu jenis tanaman unggulan yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Pencampuran adulteran pada bahan baku sediaan temulawak dapat membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adulteran pada bahan baku sediaan temulawak instan. Metode yang digunakan adalah Thin Layer Chromatography (TLC) fingerprint analysis. Sidik jari KLT temulawak dibuat menggunakan rimpang temulawak yang berasal dari Cianjur, Semarang, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara sidik jadi kunyit (Curcuma longa)sebagai adulteran utama dibuat menggunakan rimpang kunyi dari Cianjur. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Analisis kromatogram secara kemometrik menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Nilai loadings Principal Component 1 (PC1) menunjukkan kurva yang linier dan data hasil scores PC1 tersebut dapat membedakan dengan baik sidik jari temulawak dari kunyit dengan nilai scores temulawak dan kunyit berada pada kuadran yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa nilai scores ketiga sampel temulawak instan berada di antara kuadran temulawak dan kunyit (Curcuma Longa L). Dapat disimpulkan bahwa semua sampel positif mengandung adulteran pada temulawak instan.