Wibowo, Buddi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tingkat Persaingan Bank dan Risiko Sistemik Perbankan: Kasus Indonesia Wibowo, Buddi; Siantoro, Andree Prasetyo
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2018.17.3.1

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat persaingan bank terhadap risiko sistemik perbankan di Indonesia untuk periode 2010-2014. Dengan menggunakan metode Lerner Index sebagai pengukuran tingkat persaingan bank dan metode Merton's distance-to-default sebagai basis pengukuran risiko sistemik, hasil riset menunjukan tingkat persaingan individual bank secara signifikan berpengaruh negatif terhadap risiko sistemik perbankan Indonesia. Semakin rendah tingkat konsentrasi pasar perbankan akan menurunkan tingkat risiko sistemik. Tingginya tingkat persaingan bank mendorong bank-bank untuk mendiversifikasikan risiko-risikonya sehingga menyebabkan sistem perbankan semakin kokoh.Kata kunci: Risiko sistemik, persaingan bank, distance-to-default, lerner index, profitabilitasAbstract. The objective of this research is to measure the effect of individual bank competitiveness on bank systemic risk in Indonesia during 2010-2014. Using Lerner Index to measure bank degree of competitiveness and Merton's distance-to-default to measure systemic risk, result a significant negative relationship between bank degree of competitiveness and systemic risk. The less concentrated of banking market cause systemic risk reduction. The greater bank degree of competitiveness encourages banks to take more diversified risks, causes a fragile banking system.Keywords: Systemic risk, bank competition, distance-to-default, lerner index, profitability
IPO Underpiricing, Konservatisme Akuntansi, dan Sentimen Investor Wibowo, Buddi
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.4

Abstract

Abstrak. Kenaikan harga saham yang sangat besar dibandingkan harga IPO nya sulit dijelaskan secara logis. IPO Underpricing mustahil ditetapkan perusahaan emiten secara sukarela, sementara investor yang berani membeli dengan harga yang terlalu tinggi hanya kelompok yang tidak rasional atau kurang informasi. Laporan keuangan yang disusun secara konservatif dan kualitas akrual yang lebih baik membuka peluang bagi semua investor untuk dapat mengestimasi harga wajar saham IPO sehingga disagreement di antara investor tidak terlampau lebar dan fluktuasi harga akibat spekulasi tidak terlampau tinggi di pasar sekunder. Menggunakan data Bursa Saham Indonesia, studi ini menemukan pengaruh konservatisme akuntansi dan kualitas akrual terbukti menguat apabila holding period menjadi 30 hari setelah IPO karena semakin lama periode investasi, ketidakjelasan informasi laporan keuangan menyebabkan peluang melakukan spekulasi semakin lebar. Kenaikan harga saham setelah IPO dipengaruhi juga oleh sentimen investor dan kondisi pasar.Katakunci: IPO, underpricing, konservatisme akuntansi, kualitas akrual, sentiment investor.  Abstract. The significant increase of stock price compared to its IPO price is difficult to explain. Companies which issue their stock are impossible to set underpriced IPO voluntarily, while investors who buy an overpriced stock are only they who are not rational or lack of information. Conservative financial statements and high accrual quality provide an opportunity for all investors to be able to estimate the fair price of IPO shares so that the disagreement among investors is not too wide and price fluctuations due to speculation are not too high in the secondary market. Using Indonesia Stock Exchanges, the results show that influence of accounting conservatism and accrual quality are stronger in the 30 holding period after the IPO because the uncertainty of financial statement information led to wider speculation opportunities in the long period. The rise in stock prices after IPO is also influenced by investor’s sentiment and market conditionsKeywords: IPO, underpricing, accounting conservatism; accrual quality, investor sentiment