This Author published in this journals
All Journal LenteraBio
Ambarwati, Reni
Universitas Negeri Surabaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA DAN MAKROFLORA AIR DI WADUK SUMENGKO KABUPATEN GRESIK Arviani, Vuji Irma; Rachmadiarti, Fida; Ambarwati, Reni
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keanekaragaman makroflora air dan makrofauna air di Waduk Sumengko Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Pengambilan sampel makrofauna air dan makroflora air dilakukan di tujuh titik sampling. Identifikasi makroflora air dan makrofauna air berdasarkan ciri-ciri morfologi. Keanekaragaman dianalisis berdasarkan indeks Shannon-Wiener. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, di Waduk Sumengko ditemukan makroflora air sebanyak sembilan spesies yang dikelompokkan ke dalam enam famili dan makrofauna air sebanyak 15 spesiesĀ  yang dikelompokkan ke dalam delapan famili. Indeks keanekaragaman makroflora air 1,27 dan makrofauna air 2,19. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman makroflora air dan makrofauna air Waduk Sumengko dalam kategori sedang.
KEMELIMPAHAN LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) YANG MENYERANG JAMBU BIJI KRISTAL (PSIDIUM GUAJAVA) DI PERKEBUNAN DLANGGU, MOJOKERTO Alima, Rafida Hani; Kuntjoro, Sunu; Ambarwati, Reni
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lalat buah merupakan salah satu hama utama yang sering menimbulkan kerugian yang besar bagi para petani buah dan sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis lalat buah yang menyerang tanaman jambu biji Kristal di Perkebunan Dlanggu Mojokerto, yang merupakan salah satu produsen jambu biji Kristal di Mojokerto, serta mengevaluasi kemelimpahan relatif jenis lalat buah yang menyerang tanaman jambu biji Kristal di Perkebunan Dlanggu Mojokerto. Penelitian ini dilaksanakan selama selama dua bulan, yaitu pada bulan Desember 2015 s.d. Januari 2016. Metode yang digunakan dalam identifikasi lalat buah adalah metode Host Rearing dan metode perangkap. Untuk metode Host Rearing, sampel buah diambil dari Perkebunan Dlanggu Mojokerto dan dipelihara hingga larva yang ada di dalam buah menjadi imago. Untuk metode perangkap, atraktan yang digunakan adalah Metil Eugenol dan Cue Lure. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode perangkap, dilakukan tiga kali dengan interval waktu 1 minggu. Berdasarkan jumlah dan jenis lalat buah, dihitung kemelimpahan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lalat buah yang menyerang tanaman jambu biji Kristal di Perkebunan Dlanggu Mojokerto adalah Bactrocera carambolae. Namun, Bactrocera carambolae juga ditemukan menyerang tanaman lain di Perkebunan Dlanggu Mojokerto, antara lain menyerang tanaman jambu air, pepaya, dan mangga. Pada Perkebunan Dlanggu Mojokerto juga ditemukan lalat buah jenis lain, yaitu Bactrocera papayae dan Bactrocera tau. Lalat buah di Perkebunan Dlanggu Mojokerto yang memiliki kemelimpahan tertinggi adalah Bactrocera carambolae (67,28%), kemudian disusul Bactrocera papayae (17,89%), dan Bactrocera tau (14,81%).
IDENTIFIKASI JENIS PROTOZOA EKTOPARASIT PADA UDANG VANAME (PENAEUS VANNAMEI) DI LAHAN PERTAMBAKAN TRADISIONAL DAERAH BANGIL DAN GLAGAH Widiani, Jenni; Ambarwati, Reni
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Udang Vaname (Penaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang marak dibudidayakan di Indonesia. Terdapat beberapa daerah di Jawa Timur yang membudidayakan udang Vaname dengan sistem pertambakan tradisional, di antaranya adalah Bangil dan Glagah. Budi daya udang di Bangil menggunakan air payau, sedangkan budi daya udang di Glagah menggunakan air tawar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2017, bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis protozoa ektoparasit pada udang Vaname. Sampel udang diambil dengan metode purposive random sampling. Sampel udang yang diamati seluruhnya sebanyak 360 ekor, diambil dari enam tambak di tiga desa pada setiap daerahnya. Pengamatan protozoa ektoparasit dilakukan di laboratorium menggunakan metode natif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di pertambakan daerah Bangil dan Glagah, ektoparasit yang menyerang udang Vaname adalah Vorticella campanula, Zoothamnium sp., dan Epistylis sp.
KARAKTER MORFOLOGI DAN MORFOMETRI KERANG ERES DAN JUBING (BIVALVIA: PHARIDAE) Apriliana, Dwi Ulfa; Ambarwati, Reni
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 3 (2018): Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerang eres dan jubing merupakan fauna dari Kelas Bivalvia yang lazim dikonsumsi masyarakat Madura, namun belum ada informasi ilmiah tentang kedua jenis kerang tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter morfologi, mengetahui morfometri kerang eres dan jubing, dan mengetahui kedudukan kerang eres dan jubing dalam klasifikasi. Identifikasi berdasarkan ciri morfologi cangkang, meliputi eksterior dan interior cangkang. Morfometri panjang, lebar, dan tinggi cangkang diukur menggunakan jangka sorong. Morfologi interior cangkang diamati menggunakan magnifier lamp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerang eres tergolong dalam genus Cultellus, sedangkan kerang jubing tergolong dalam spesies Pharella acutidens. Morfologi eksterior cangkang kerang eres dan jubing dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan pola cangkang, tepi ventral cangkang, dan lapisan periostrakum. Interior cangkang kerang eres dan jubing dapat dibedakan berdasarkan bekas perlekatan otot aduktor anterior dan posterior. Berdasarkan morfometri diketahui panjang cangkang eres (Cultellus) 52,84 + 5,99 mm dan panjang cangkang jubing (Pharella acutidens) 62,86 + 5,53 mm.
TINGKAT SERANGAN EKTOPARASIT CILIOPHORA PADA UDANG VANNAMEI (PENAEUS VANNAMEI) DI LAHAN PERTAMBAKAN POLIKULTUR SIDOARJO Firdaus, Isnaini Amanah; Ambarwati, Reni
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Udang vannamei (Penaeus vannamei) banyak dibudidayakan di lahan pertambakan polikultur Kabupaten Sidoarjo. Produksi udang cenderung menurun dari tahun 2009 hingga 2015, sementara permintaan pasar tergolong tinggi dan Sidoarjo turut menyumbangkan sekitar 30% pada ekspor udang Indonesia. Udang vannamei yang terinfeksi Ciliophora menurunkan hasil panen yang normalnya 700-1.000 kg/ha menjadi 200 kg/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis Ciliophora; mengevaluasi prevalensi dan intensitas serangan Ciliophora; serta mendeskripsikan gejala klinis udang vannamei yang terinfeksi Ciliophora di lahan pertambakan polikultur Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari hingga April 2018. Sampel udang diambil dengan purposive sampling. Sampel udang yang diamati sebanyak 180 ekor dari empat kecamatan berbeda di Kabupaten Sidoarjo. Parameter kualitas air yang diteliti meliputi suhu, kecerahan, DO, salinitas, pH, BOD, dan NH3. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang vannamei terinfeksi oleh empat spesies ektoparasit Ciliophora, yaitu Zoothamnium sp., Vorticella sp., Epistylis sp., dan Acineta sp. Prevalensi Ciliophora berturut-turut adalah 54,44% (kategori sangat sering); 73,33% (kategori biasa); 52,78% (kategori sangat sering); dan 28,89% (kategori sering). Intensitas serangan Ciliophora berturut-turut adalah 34,41 individu/ekor udang (kategori sedang); 104,68 individu/ekor udang (kategori sangat berat); 6,69 individu/ekor udang (kategori sedang); dan 111,56 individu/ekor udang (kategori sangat berat). Berdasarkan pengamatan morfologi, udang yang terinfeksi Ciliophora tidak menunjukkan gejala klinis.