Hindarto, Teguh
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SISTEM LAPISAN SOSIAL DAN SISTEM KEAGAMAAN MEGALITIK-HINDU KUNO DI LIMA WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN KEBUMEN Hindarto, Teguh; Ansori, Chusni
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1811.708 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i1.41390

Abstract

The existence of a number of ancient Megalithic and Hindu artifacts in five districts in Kebumen Regency is still lacking in assessment, especially from a sociological perspective. Its existence is dominated by a number of narratives that are mythological rather than historical and sociological. The research method used in this study is qualitative with an exploratory and descriptive approach. This study was analyzed using Structural Functional Theory. The research results show that the ancient Kebumen area is home to several layers of older people who lived in the Megalithic era marked by the presence of a number of terraces and andesite stone structures. The next layer of society is the ancient Hindu era of Shiva worshipers, which is marked by the presence of a number of Lingga and Yoni and Ganesha. Although minus documentary data regarding the existence of people who left behind the legacy of ancient Megalithic and Hinduism, but through the analysis of material social facts the existence of artifacts and analysis of religious symbols, a number of initial conclusions were formed which became the basis for subsequent sociological research. Based on available data it can be concluded that various ancient socio-religious layers have contributed to shaping the socio-cultural life of the Kebumen community today.Keywords: Megalithic; Hinduism; Shivaism; Social Layer; Religious Systems; Social Facts; Social Stratification; Gemeinschaft; Geselschaft. AbstrakKeberadaan sejumlah sebaran artefak Megalitik dan Hindu kuno di lima kecamatan di Kabupeten Kebumen masih minim pengkajian khususnya dari perspektif sosiologis. Keberadaannya lebih didominasi oleh sejumlah narasi yang bersifat mitologis tinimbang historis dan sosiologis.. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan eksplorasi dan deskriptif. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori Fungsional Struktural. Hasil riset menujukkan bahwa wilayah Kebumen kuno merupakan tempat tinggal beberapa lapisan masyarakat lebih tua yang hidup di era Megalitik yang ditandai dengan keberadaan sejumlah punden berundak dan struktur batu andesit. Lapisan masyarakat berikutnya adalah masyarakat era Hindu kuno pemuja Siwa yang ditandai dengan keberadaan sejumlah Lingga dan Yoni serta Ganesha. Sekalipun minus data dokumenter mengenai keberadaan masyarakat yang meninggalkan warisan Megalitik dan Hindu kuno, namun melalui analisis fakta sosial material keberadaan artefak dan analisis simbol-simbol keagamaan, didapatkan sejumlah kesimpulan awal yang menjadi landasan bagi penelitian sosiologis berikutnya. Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa berbagai lapisan sosial keagamaan kuno telah berkontribusi membentuk kehidupan sosial budaya masyarakat Kebumen masa kini.   Kata kunci : Megalitik, Hinduisme, Siwaisme, Lapisan Sosial, Sistem Keagamaan, Fakta Sosial, Stratifikasi Sosial, Paguyuban, Patembayan.
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN: GRAFITI GUA JATIJAJAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA GUA Hindarto, Teguh; Ansori, Chusni
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i2.51096

Abstract

Since 1975, Jatijajar Cave has undergone a redesign of the area and has been introduced as a public tourism property owned by the Kebumen Regency Government. In addition to the geological aspect which is the selling point of the existence of this cave, there are historical values and sociological values found on the cave walls in the form of handwriting (graffiti) from the colonial to post-colonial periods. If the caves generally contain symbolic images in the cave walls, the walls of the Jatijajar Cave show their unique characteristics in the form of handwriting containing descriptions of names and years of writing from 1816-1974. This study focuses on analyzing the social status of cave visitors through graffiti trails in the form of names and the period of the year they write with the aim of being a guide material for cave tourism (cave tourism). This study uses a qualitative method using sociological analysis tools which include the sociology of language, structural sociology, tourism sociology and sign semiotics with the aim of a comprehensive picture of the existence of Jatijajar Cave graffiti from several aspects, namely historical and geological and especially sociological. The choice of qualitative method is also related to the pandemic situation which causes the absence of sources to be interviewed, both traders, guards, visitors and related sources. The final result of this research becomes a recommendation for relevant parties, especially tourism stakeholders in Kebumen Regency to make Jatijajar Cave graffiti as a historical text and an attraction for the development of cave tourism (cave tourism) as part of tourism with sustainable goals (SDG's). Keywords: Historical Text, Tourist Attraction, Graffiti Text Meaning, Cave Tourism, Sustainable Tourism Abstrak: Sejak tahun 1975, Gua Jatijajar mengalami penataan ulang desain kawasan dan mulai diperkenalkan sebagai wisata publik milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Kebumen. Selain aspek geologis yang menjadi nilai jual keberadaan gua ini terdapat nilai sejarah dan nilai sosiologis yang terdapat pada dinding gua berupa tulisan tangan (grafiti) dari periode kolonial hingga pasca kolonial. Jika gua-gua pada umumnya berisikan gambar simbolik di dalam dinding guanya maka dinding Gua Jatijajar memperlihatkan keunikan karakteristiknya berupa tulisan tangan berisikan keterangan nama dan tahun penulisan dari tahun 1816-1974. Tulisan tangan berisikan keterangan nama dan tahun penulisan dari tahun 1816-1974. Penelitian ini memfokuskan menganalisis status sosial pengunjung gua melalui jejak grafiti berupa nama dan periode tahun mereka menuliskan dengan tujuan sebagai materi panduan pariwisata gua (cave tourism). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan perangkat analisis sosiologis yang meliputi sosiologi bahasa, sosiologi struktural, sosiologi pariwisata serta semiotika tanda dengan tujuan gambaran menyeluruh mengenai keberadaan grafiti Gua Jatijajar dari beberapa aspek yaitu historis dan geologis serta khususnya sosiologis. Pilihan metode kualitatif berkaitan pula dengan situasi pandemi yang menyebabkan ketiadaan narasumber untuk diwawancarai baik pedagang, petugas penjaga, pengunjung dan sumber terkait. Hasil akhir penelitian ini menjadi sebuah rekomendasi bagi pihak-pihak terkait khususnya pemangku kepentingan pariwisata di Kabupaten Kebumen untuk menjadikan grafiti Gua Jatijajar sebagai teks historis dan daya tarik pengembangan pariwasata gua (cave tourism) sebagai bagian dari pariwisata dengan tujuan berkelanjutan (SDG’s) Kata Kunci: Teks Historis, Daya Tarik Wisata, Makna Teks Grafiti, Pariwisata Gua, Pariwisata Berkelanjutan