Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN CIMANUK, JAWA BARAT, INDONESIA Harmesa, Harmesa; Lestari, Lestari; Budiyanto, Fitri
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/oldi.2020.v5i1.310

Abstract

Aktivitas perekonomian yang terus meningkat di wilayah pesisir utara Jawa, berpotensi menyumbangkan kontaminan antropogenik yang mengancam kualitas perairan pesisir dan estuari Cimanuk di Indramayu. Logam berat yang merupakan salah satu limbah dari aktifitas tersebut belum dipelajari secara terperinci. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan distribusi dari logam Cu, Pb, Cd, Zn, dan Ni yang terlarut dalam air laut dan dalam sedimen di Estuari Cimanuk. Pengambilan sampel air laut dan sedimen dilakukan pada Bulan Mei 2017 di 18 stasiun. Sampel air laut diekstraksi menggunakan metode ektraksi balik (back extraction) sementara sampel sedimen diekstraksi menggunakan asam sesuai metode USEPA 3050B. Pengukuran logam berat dari ekstrak air laut ataupun sedimen dilakukan menggunakan Flame Absorption Spectrophotometry  berdasarkan metode USEPA 3050B. Distribusi spasial logam berat dalam air laut dan sedimen dimodelkan menggunakan ArcGIS® versi 10.6.1. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi logam terlarut dalam air laut untuk Cu, Pb, Cd, Zn, dan Ni adalah 0,0004 ? 0,0038 mg/L (Cu), <0,0001 ? 0,0044 mg/L (Pb), 0,0002 ? 0,0003 mg/L (Cd), 0,0005 ? 0,0119 mg/L (Zn), dan 0,0020 ? 0,0052 mg/L (Ni). Konsentrasi logam dalam sedimen adalah 12,36 ? 54,08 mg/kg (Cu), 6,43 ? 15,72 mg/kg (Pb), 0,07 ? 0,37 mg/kg (Cd), 64,53 ? 85,16 mg/kg (Zn), dan 19,66 ? 62,85 mg/kg (Ni). Model distribusi spasial menunjukkan bahwa logam berat dalam air laut maupun sedimen menunjukkan pola yang identik. Logam dengan konsentrasi tinggi umumnya terdeteksi di stasiun yang berlokasi dekat dengan daratan, mengindikasikan bahwa logam berat mengalami pengayaan yang berasal dari aktivitas antropogenik daratan.