Silviana, Ika
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : The Sociology of Islam

KEKUASAAN DAN PERAN GANDA PEREMPUAN (Analisis Sosiologi Terhadap Perempuan Pembatik Di Madiun) Silviana, Ika
The Sociology of Islam Vol. 1 No. 1 (2011): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2011.1.1.%p

Abstract

Hingga kini, kaum perempuan di negeri ini rentan mengalami diskriminasi dan eksploitasi. Konstruksi budaya menempatkan posisi perempuan sebagai pihak yang harus lemah-lembut, sopan-santun, dan patuh pada suami. Mereka tidak diperkenankan melangkahi laki-laki, karena akan dianggap sebagai perempuan yang tidak tahu diri. Dalam kultur masyarakat Jawa, perempuan diidentikan sebagai konco wingking dan tidak diperkenankan bekerja di sektor publik. Hal ini juga dialami oleh perempuan pembatik. Salah satu kasus yang dianalisis di tulisan ini adalah perempuan pembatik di home industry batik Retno Dumilah, Madiun. Mereka mengalami kontrol dari masyarakat untuk menjalankan peran ganda (double bourden): domestik dan publik. Akan tetapi, ditengah keterbatasan itu para perempuan pembatik tersebut terkadang mampu mencari celah agar diri mereka juga mendapatkan kekuasaan dari kelengahan laki-laki. Kata Kunci: Patriarki, Peran Ganda, Kuasa, Perempuan Pembatik
Kekuasaan dan Peran Ganda Perempuan (Analisis Sosiologi Terhadap Perempuan Pembatik di Madiun) Silviana, Ika
The Sociology of Islam Vol. 6 No. 1 (2023): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2023.6.1.79-94

Abstract

Hingga kini, kaum perempuan di negeri ini rentan mengalami diskriminasi dan eksploitasi. Konstruksi budaya menempatkan posisi perempuan sebagai pihak yang harus lemah-lembut, sopan-santun, dan patuh pada suami. Mereka tidak diperkenankan melangkahi laki-laki, karena akan dianggap sebagai perempuan yang tidak tahu diri. Dalam kultur masyarakat Jawa, perempuan diidentikan sebagai konco wingking dan tidak diperkenankan bekerja di sektor publik. Hal ini juga dialami oleh perempuan pembatik. Salah satu kasus yang dianalisis di tulisan ini adalah perempuan pembatik di home industry batik Retno Dumilah, Madiun. Mereka mengalami kontrol dari masyarakat untuk menjalankan peran ganda (double bourden): domestik dan publik. Akan tetapi, ditengah keterbatasan itu para perempuan pembatik tersebut terkadang mampu mencari celah agar diri mereka juga mendapatkan kekuasaan dari kelengahan laki-laki