Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimalisasi Palang Merah Remaja dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Era COVID-19 Myrtha, Risalina; Ayusari, Amelya Augusthina; Kusumawati, Ratna; Murasmita, Alamanda; Sukmagautama, Coana; Priamas, Adigama; Fadly, Ainal
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 2, April 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.609 KB) | DOI: 10.23917/warta.v24i2.12327

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian terbesar di dunia yang memberikan beban sosial ekonomi yang berat. PTM merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko sejak dini. Generasi muda dapat berkontribusi dalam pencegahan PTM dengan cara membagikan pesan-pesan bermanfaat tersebut ke lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kegiatan ini merupakan kegiatan persembahan alumni untuk memberikan pelatihan pencegahan PTM yang dilakukan secara daring. Kegiatan ini diikuti oleh anggota PMR SMA Negeri 1 Surakarta. Organisasi ini merupakan organisasi yang cukup aktif, tetapi selama ini belum pernah mengangkat tema PTM dalam kegiatannya. Pengetahuan anggotanya tentang PTM masih kurang. SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah favorit di Surakarta dan menjadi percontohan dan tolak ukur prestasi bagi sekolah lainnya. Kegiatan ini dibagi 2 sesi yaitu pencegahan dan penatalaksanaan awal PTM dan adaptasi kebiasaan baru pada era tatanan baru. Pelatihan ini diikuti oleh 34 orang anggota PMR SMA Negeri 1 Surakarta. Didapatkan kenaikan signifikan rerata nilai postest (nilai rerata 10) dibandingkan pretest (nilai rerata 6,24+2,26; (p 0,001). 68% peserta sangat setuju pelatihan ini menarik, 56% peserta sangat setuju bahwa materi pelatihan ini mudah dipahami, dan 84% peserta sangat setuju materi pelatihan ini relevan dengan kondisi saat ini. Pelatihan ini menambah pengetahuan tentang pencegahan PTM pada anggota PMR. Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan adanya kebiasaan baru. Apabila tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya faktor risiko PTM atau memperburuk faktor risiko yang ada. Kami menyarankan dilakukannya skrining dini faktor risiko PTM pada semua siswa.
Diagnosis Banding dan Penatalaksanaan Anemia Neonatus Myrtha, Risalina
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41, No 10 (2014): Hematologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.318 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v41i10.1098

Abstract

Anemia adalah suatu keadaan kadar hematokrit atau konsentrasi hemoglobin >2 SD (standar deviasi) di bawah rerata kadarnya sesuai usia. Penyebabnya dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu, kehilangan darah, peningkatan destruksi eritrosit, atau penurunan produksi eritrosit. Anemia biasanya bukan merupakan diagnosis akhir, tetapi merupakan gejala penyakit yang mendasarinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi detail untuk mencari penyebab. Evaluasi awal anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik, dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan meliputi transfusi darah, transfusi tukar, dan suplementasi zat gizi, di samping terapi untuk mengatasi penyakit yang mendasarinya.Neonatal anemia is defined by a hemoglobin or hematocrit concentration of greater than two standard deviations below the mean for postnatal age. The etiologies is subdivided into three major categories: blood loss, increased erythrocyte destruction, and decreased erythrocyte production. Accurate diagnosis is essential to direct appropriate therapeutic interventions. Thorough history taking and physical examination are the primary steps in identifying the condition and establishing an etiology, but further laboratory investigations are often required to differentiate many possible causes. Treatment may involve simple replacement transfusion, exchange transfusion, nutritional supplementation, and treatment of the underlying primary 
Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Preeklampsia Myrtha, Risalina
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 4 (2015): Alergi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.749 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i4.1020

Abstract

Sekitar 10-15% kehamilan disertai komplikasi hipertensi yang berkontribusi besar dalam morbiditas dan mortalitas neonatal dan maternal. Wanita yang hipertensi saat hamil cenderung mengalami penyakit kardiovaskuler di kemudian hari. Preeklampsia merupakan penyakit sistemik yang tidak hanya ditandai oleh adanya hipertensi, tetapi juga disertai adanya peningkatan resistensi pembuluh darah, disfungsi endotel yang difus, proteinuria, dan koagulopati. Tujuan utama terapi antihipertensi adalah untuk mengurangi risiko terhadap ibu dan kerusakan organ target (komplikasi serebrovaskuler dan kardiovaskuler). Risiko kerusakan organ target meningkat jika kenaikan tekanan darah terjadi tiba-tiba pada wanita yang sebelumnya normotensi. Obat antihipertensi antenatal sebaiknya diberikan kembali post-partum dan dapat dihentikan dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah tekanan darah normal.Approximately 10% to 15% of all pregnancies are complicated by hypertension and largely contribute to maternal and neonatal morbidity and mortality. Hypertensive disorders in pregnancy may contribute to the development of future cardiovascular disease. Preeclampsia is a systemic disease that is not only characterized by the presence of hypertension, but also accompanied by an increase in vascular resistance, diffuse endothelial dysfunction, proteinuria, and coagulopathy. The ultimate goal of antihypertensive therapy is to reduce main risks to mother and target organ-damage (cerebrovascular and cardiovascular complications). The risk of target organ damage increases if the rise of blood pressure occurs suddenly in previously normotensive women. Antenatal antihypertensive drugs should be given back post-partum and can be stopped within a few days to several weeks after a normal blood pressure.