Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELATIHAN BAHASA DAN BUDAYA JEPANG BAGI PEMUDA ASAL KABUPATEN BULELENG BALI nurita, wayan; Meidariani, Ni Wayan
Abdiku : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Abdiku
Publisher : Penerbit LPPM- STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.362 KB)

Abstract

Kabupaten Buleleng Provinsi Bali merupakan kabupaten terluas di Bali dengan luas 1.365,88 km2 (24,25 % dari luas Pulau Bali). Angka pengangguran di Buleleng kian meningkat dan hingga tahun 2017 jumlahnya mencapai 6.184 orang. Keadaan di atas sedikit terpecahkan dengan adanya tawaran dari pihak Koperasi Usaha Peternakan Tsukuba 「つくば畜産事業協同組合」yang bergerak dalam bidang pertanian dan peternakan yang berkedudukan di Ibaraki- Jepang untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda asli Buleleng bekerja di koperasi tersebut. Kesempatan ini telah dimanfaatkan sejak tahun 2009 yang mana sampai saat ini (Mei 2018) sudah 515 orang pemuda asal Kabupaten Buleleng bekerja sebagai Peserta Praktek Keterampilan Kerja dan pada bulan November 2018 akan diadakan juga tes tulis dan wawancara dalam bahasa Jepang oleh tim dari utusan koperasi tersebut. Salah satu faktor penting untuk bisa mengikuti praktek keterampilan kerja adalah penguasaan bahasa dan budaya Jepang. Berdasarkan analisis situasi tersebut, diajukan program pengabdian Kepada Masyarakat untuk memberikan pelatihan bahasa Jepang kepada para calon Praktek Keterampilan Kerja pemuda asal Kabupaten Buleleng di luar jadwal yang ditetapkan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng sambil menunggu waktu tes dari Jepang dengan tujuan untuk menambah kemampuan bahasa dan pemahaman atas budaya Jepang. Pada tahun 2018 ada 56 pemuda asal Kabupaten Buleleng yang mengikuti pelatihan tersebut yang dilaksanakan di SDN 1 Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng seusai siswa SD menggunakan ruangan. Pengabdian kepada masyarakat kali ini dilaksanakan tersruktur, berjenjang, dan efektif sehingga tepat sasaran yang tujuan utamanya adalah para peserta yang mengikuti pelatihan bisa lulus ujian bahasa Jepang baik tes tulis maupun wawancara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kami sebagai tim menyusun pola-pola pendidikan dan pelatihan berupa teori dan praktek. Secara teori diperdalam penghafalan kosa kata, penguasaan huruf Jepang, dan pemahaman bacaan serta pendengaran. Untuk praktek digunakan cara tanya jawab berkenaan dengan kosa kata atau kalimat yang akan ditanyakan saat wawancara oleh perwakilan dari pihak Jepang. Adapun luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah para pemuda asal Kabupaten Buleleng ini nantinya bisa menguasai bahasa Jepang tingkat pemula untuk bisa lulus tes oleh lembaga penerima dari pihak Koperasi Usaha Peternakan Tsukuba sebagai pegawai Praktek Keterampilan Kerja. Selain itu para peserta yang dinyatakan lulus dalam tes bahasa Jepang juga mendapatkan sertipikat kelulusan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng.
MAKNA VERBA BAHASA JEPANG Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.662 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2131

Abstract

Fenomena verba bahasa Jepang terdapat verba yang memiliki kemiripan makna, misalnya verba melihat, yang dalam bahasa Jepang adalah miru dan mikakeru. Pemakaian verba yang tepat menyulitkan para pembelajar bahasa Jepang apabila tidak mengetahui makna dasar yang terkandung dalam verba-verba bahasa Jepang tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini membahas tentang makna verba bahasa Jepang yang dianalisis menggunakan teori MSA dengan cara memparafrasekan untuk mengetahui makna dasar verba sehingga diketahui perbedaan pemakaian verba bahasa Jepang. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimanakah makna verba-verba bahasa Jepang yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia pada buku teks bahasa Jepang tahap pemula. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan buku ajar Minna no Nihongo sebagai sumber data dalam penelitian ini. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba-verba dengan makna yang mirip pada buku teks bahasa Jepang Minna no Nihongo tergolong ke dalam ishi doshi. Berdasarkan struktur gramatikalnya, verba tersebut memerlukan argumen subjek berupa entitas bernyawa. Argumen objek juga diperlukan yang berupa entitas tidak bernyawa. Struktur Makna verba sangat bervariasi tetapi pada umumnya dipetakan menjadi X melakukan tindakan. Tindakan mengarah pada Y. Verba-verba tersebut bisa saling menggantikan dan ada juga verba yang tidak bisa saling menggantikan.
Makna Verba Miru dalam Bahasa Jepang Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 1 (2021): AYUMI : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.623 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i1.3916

Abstract

Tulisan ini membahas tentang makna verba miru dalam bahasa Jepang yang dituliskan dengan kanji 観る、診る、看る dan 視る. Keempat kanji tersebut dibaca miru dan memiliki makna yang berbeda berdasarkan konteks penggunaan dalam kalimat. Berdasarkan fenomena inilah tulisan ini mengkaji makna verba miru dengan kanji 観る、診る、看る dan視るyang tergolong dalam homofon dengan menggunakan teori Natural Semantic Metalanguage (NSM) yang dikembangkan oleh Anna Wierzbicka (1996). Analisis NSM oleh Wierzbicka dilakukan dengan teknik parafrase untuk menemukan makna dasar verba miru sehingga diketahui perbedaannya. Data berupa korpus yaitu kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba miru di dalamnya yang diperoleh dari sumber berita online melalui pencarian google. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba miru ‘melihat’ dalam bahasa Jepang yang ditulis dalam 4 variasi kanji yang berbeda mengandung unsur makna 1) melihat dan merasakan, 2) melihat dan mengetahui, 3) melihat dan melakukan tindakan upaya penyembuhan. Melalui analisis ini dapat diketahui perbedaan verba miru dengan 4 variasi kanji yang berbeda berdasarkan pelaku dan efek yang ditimbulkan dari pengalaman subjek. Kata kunci: makna; semantik; verba miru
MAKNA VERBA BAHASA JEPANG Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 6 No 2 (2019): Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.662 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v6i2.2131

Abstract

Fenomena verba bahasa Jepang terdapat verba yang memiliki kemiripan makna, misalnya verba melihat, yang dalam bahasa Jepang adalah miru dan mikakeru. Pemakaian verba yang tepat menyulitkan para pembelajar bahasa Jepang apabila tidak mengetahui makna dasar yang terkandung dalam verba-verba bahasa Jepang tersebut. Oleh karena itu dalam tulisan ini membahas tentang makna verba bahasa Jepang yang dianalisis menggunakan teori MSA dengan cara memparafrasekan untuk mengetahui makna dasar verba sehingga diketahui perbedaan pemakaian verba bahasa Jepang. Permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimanakah makna verba-verba bahasa Jepang yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia pada buku teks bahasa Jepang tahap pemula. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan buku ajar Minna no Nihongo sebagai sumber data dalam penelitian ini. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba-verba dengan makna yang mirip pada buku teks bahasa Jepang Minna no Nihongo tergolong ke dalam ishi doshi. Berdasarkan struktur gramatikalnya, verba tersebut memerlukan argumen subjek berupa entitas bernyawa. Argumen objek juga diperlukan yang berupa entitas tidak bernyawa. Struktur Makna verba sangat bervariasi tetapi pada umumnya dipetakan menjadi X melakukan tindakan. Tindakan mengarah pada Y. Verba-verba tersebut bisa saling menggantikan dan ada juga verba yang tidak bisa saling menggantikan.
Makna Verba Miru dalam Bahasa Jepang Meidariani, Ni Wayan
Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra Vol 8 No 1 (2021): AYUMI : Jurnal Budaya, Bahasa dan Sastra
Publisher : Faculty of Letters, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.623 KB) | DOI: 10.25139/ayumi.v8i1.3916

Abstract

Tulisan ini membahas tentang makna verba miru dalam bahasa Jepang yang dituliskan dengan kanji 観る、診る、看る dan 視る. Keempat kanji tersebut dibaca miru dan memiliki makna yang berbeda berdasarkan konteks penggunaan dalam kalimat. Berdasarkan fenomena inilah tulisan ini mengkaji makna verba miru dengan kanji 観る、診る、看る dan視るyang tergolong dalam homofon dengan menggunakan teori Natural Semantic Metalanguage (NSM) yang dikembangkan oleh Anna Wierzbicka (1996). Analisis NSM oleh Wierzbicka dilakukan dengan teknik parafrase untuk menemukan makna dasar verba miru sehingga diketahui perbedaannya. Data berupa korpus yaitu kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba miru di dalamnya yang diperoleh dari sumber berita online melalui pencarian google. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa verba miru ‘melihat’ dalam bahasa Jepang yang ditulis dalam 4 variasi kanji yang berbeda mengandung unsur makna 1) melihat dan merasakan, 2) melihat dan mengetahui, 3) melihat dan melakukan tindakan upaya penyembuhan. Melalui analisis ini dapat diketahui perbedaan verba miru dengan 4 variasi kanji yang berbeda berdasarkan pelaku dan efek yang ditimbulkan dari pengalaman subjek. Kata kunci: makna; semantik; verba miru