Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Cermin Dunia Kedokteran

Efektivitas Hambatan Senyawa Ekstrak Kasar Pliek U (Patarana) terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi in vitro Dwi Jalma, Monica; Zachreini, Indra
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 6 (2016): Metabolik
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.679 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i6.66

Abstract

Latar Belakang: Pliek u (Patarana) adalah hasil dari buah kelapa (Cocos nucifera) yang sudah melalui proses 3 tahap fermentasi dengan cara pengeraman, penjemuran, dan pemisahan antara minyak dan dagingnya. Pliek u dan minyaknya sudah lama digunakan oleh masyarakat Aceh sebagai makanan dan sebagai obat. Ekstrak pliek u mengandung derivat asam seperti asam kaprilat, asam kaprat, asam laurat, asam miristat, asam palmitat, asam palmitoleat, serta ester dan alkohol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak kasar pliek u EHP, EEP, dan EERP terhadap Salmonella typhi in vitro. Metodologi: Eksperimen menggunakan biakan murni bakteri Salmonella typhi. Hasil: Analisis data menggunakan uji Kruskall Wallis menunjukkan ekstrak kasar pliek u (Patarana) menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara signifikan (p=0,007). Uji LSD (Least Signicant Dierences) untuk melihat perbedaan hubungan antar kelompok, menunjukkan bahwa EHP tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi, sedangkan EEP dan EERP mempunyai aktivitas antibakteri sama kuat dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi, namun aktivitas antibakteri amoksisilin lebih kuat dibandingkan EEP dan EERP.
Uji Diagnostik Histopatologi untuk Konka Hipertrofi yang disebabkan Rinitis Alergi dan Rinitis Non-alergi Zachreini, Indra; -, Suprihati; Dahlan Lubis, M. Nadjib; Koesoema, Adi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 5 (2015): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.689 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i5.1007

Abstract

Latar Belakang: Diagnosis konka hipertrofi yang disebabkan rinitis alergi atau non-alergi penting untuk penatalaksanaannya. Tujuan: Mendapatkan hasil uji diagnostik pemeriksaan histopatologi konka hipertrofi baik yang disebabkan rinitis alergi maupun non-alergi. Metode: Jenis penelitian observasional analitik cross-sectional pada 73 penderita hipertrofi konka yang disebabkan oleh rinitis alergi dan non-alergi. Pada penderita dilakukan anamnesis, pemeriksaan rinoskopi anterior, rinomanometri, skin prick test, pemeriksaan IgE spesifik tungau debu rumah, dan histopatologi jaringan konka hipertrofi. Hasil: Pada hipertrofi konka yang disebabkan rinitis alergi, pemeriksaan histopatologi mendukung pada 30 sampel. Pada hipertrofi konka yang disebabkan rinitis non-alergi, gambaran histopatologisnya mendukung pada 32 sampel. Sensitivitas pemeriksaan histopatologi untuk menentukan hipertrofi konka yang disebabkan rinitis alergi dan non-alergi sebesar 85,7% dan spesifisitasnya sebesar 84,2%. Nilai prediksi positif pemeriksaan ini adalah 83,3% dan nilai prediksi negatif adalah 86,5%. Rasio kemungkinan (likelihood ratio) positif pemeriksaan ini adalah 5,19 dan rasio kemungkinan negatif adalah 0,17. Simpulan: Uji diagnostik histopatologi dapat menjadi pemeriksaan baku emas dalam menentukan konka hipertrofi baik yang disebabkan oleh rinitis alergi maupun rinitis non-alergi.Background: Differentiation of turbinate hypertrophy caused by allergic rhinitis or non-allergic rhinitis is important. Purpose: To find diagnostic histopathology examination of turbinate hypertrophy caused by allergic rhinitis and non-allergic rhinitis. Method: The research is analytic observational cross-sectional study on 73 turbinate hypertrophy patients caused by allergic rhinitis and non-allergic rhinitis. Anamnesis, anterior rhinoscopy examination, rhinomanometry, skin prick test, specific IgE of house dust mite, and histopathology examination of turbinate hypertrophy tissue were done. Result: Diagnosis of turbinate hypertrophy caused by allergic rhinitis was supported by histopathological examination in 30 samples. Turbinate hypertrophy caused of non-allergic rhinitis supported by histopatological examination in 32 samples. Sensitivity of histopathology examination for diagnosis of turbinate hypertrophy is 85,7% and specificity 84,2%, positive predictive value is 83,3%, negative predictive value is 86,5%. Positive likelihood ratio is 5,19 and negative likelihood ratio is 0,17. Conclusion: Histopathology examination can be used as gold standard for diagnosis of allergic or non-allergic rhinitis turbinate hypertrophy.